nineteen.

390 42 1
                                    

"enghh".

dika menoleh lalu tersenyum akhirnya rakha telah sadar.

dike segera mendekat ke arah brangkar.

"alhamdulillah rakha lo udah sadar,gue seneng banget"tanpa ia sadari dirinya memeluk rakha erat.

"l-lepas!".dika melepaskan pelukanya karena rakha memberontak.

"kenapa rakh".

"j-jangan pe-pegang' rakha!".

"r-rakha gamau s-sama a-abng lagi!".

deg!.

"m-maksutnya"ucap dika tak percaya.

"abang pergi dari sini"ucap rakha dengan nada lemas.

"lo ngusir gue?".

"pergi banggg!rakha kecewaa sama abng!".

dika menggeleng"maafin gue rakh hiks hiks"di iringi suara isakan.

rakha membuang wajahnya ke sembarang arah,ia tak mau menatap ke arah dika.

"assalamualaikum".afan serta eby berjalan menuju brangkar.

"rakha lo udah sadar"pekik eby senang.

"kalian juga pergi!mulai sekarang kita gausa temenan lagi!"ucap rakha menatap mereka dengan tatapan kecewa.

deg!.

"kita gamau,lo lupa kalo kita udah lama temenan".

rakha berbalik tanya"lo juga lupa kalo kita pernah janji buat jangan ada yang di sembunyiin,tapi apa lo yang ngelakuin!".

afan dan eby terdiam menunduk"maafin kita rakh".

"gue bosen tau ga denger kata maaf dari kalian".

"mending kalian keluar,dan lo bang terserah lo mau ngelakuin apa aja rakha gabakal larang',rakha udah ga peduli,mau abang balapan kek tawuran rakha ga pedulii, lo kan udah ga peduli lagi sama gue".

"hiks hiks bukan gitu rakh-".

"pergi ga bang!kalo gamau oke biar rakha aja yang pergi"ia berusaha membuka infus serta nasal canula.

dika serta mereka berdua menghalangi"rakh lo jangan nekat yaa!!"ucap dika.

"berhenti ga rakh!"timpal afan.

"lepasss ga!"marah rakha mereka langsung terdiam,bukan takut tapi mereka tidak mau rakha kembali kambuh.

rakha dengan cepat melepaskan alat' rumah sakit dan beranjak pergi dengan sempoyongan,jujur ia masi sedikit merasa sesak tapi ia harus mencoba untuk ditahan.

"RAKHA!"mereka berlari mengejar rakha.

di jalan/.

rakha terus saja memegang dadanya,sesak kembali menyerangnya ditambah kepalanya yang pusing membuatnya beberapa kali ia oleng.

"hah..hah..g-gue h-harus k-kuatt".ucap rakha terbata'.

hingga pada akhirnya ia tak tahan dan limbung tapi ada yang menahanya.

"yaallah rakh"rakha menoleh guna siapa yang menolongnya.

"n-ngapain a-abng disini,p-pergiii!!"usir rakha.

"ga ga ga,lo jangan gini rakh liat keadaan loo!!".

"jangan pernah peduliin rakha!"jawab rakha cepat.

"hiks hiks hiks,lo apa apaan sih rakh"sahut afan yang sudah menangis dari tadi.

"hah......arghhh.....shhh...hah...".mereka semua terkejut karena tiba' saja teriak kesakitan.

"lo kenapa rakh"panik eby.

"s-sakit"lirihnya tak lama ia kembali pingsan,membuat mereka panik setengah mati.

tanpa kata' dika mengangkat tubuh rakha ala bridal style untuk kembali ke rs.

di rs/

rakha kembali di periksa oleh dokter,mulai di pasangkan infus,masker oksigen dll.

"gimana dok".

"sebaiknya pasien jangan dibuat stres dulu karena bisa membahayakan keadaanya,oh ya kamu dika bisa ikut saya keruangan sebentar?"ucap dokter.

dika mengangguk cepat,lalu beralih menatap kedua teman rakha itu"kalian disini dulu".

"iya bang".

dika berjalan meninggalkan mereka menuju ruang dokter,jantung yang berdegup kencang apakah dokter mau membicarakan perihal keadaan adiknya,semoga kabar baik.

sesampainya di ruangan dokter,dika menggigit bibir bawah,rasa takut kembali di hantui.

"ada apa dok?"ia berusaha menanyakan hal itu.jantungnya kembali berdegup kencang.

dokter itu membuang napas panjang sebelum mengangkat bicara"begini dika,keadaan pasien sekarang memang baik' saja tetapi penyakit yang di deritanya sudah sangat parah dan itu sangat berbahaya bagi pasien bahkan bisa menyebabkan kematian"jelas dokter panjang lebar dengan muka pasrah.

deg!.

bagai di sambar petir,dadanya terasa sesak seperti ditusuk ribuan jarum setelah mendengar kabar yang sama sekali dika tak mau mendengarnya.

berharap sekali dika mendengar kabar baik tentang keadaan rakha,tapi malah keadaan buruk yang harus ia dengar.

satu tetes bulir bening lolos dari matanya,masa bodoh ia dibilang cowo cengeng,tapi jujur,dirinya sangat' ketakutan akan kehilangan rakha.mau tak mau ia harus menerima semua kenyataan ini!.

"t-tapi bisa di sembuhkan kan dok?"ia terus mencoba menahan tangisan.

"keadaanya sudah parah,kecil kemungkinan pasien bisa sembuh,tapi saya dan beberapa dokter lain akan berusaha semaksimal mungkin untuk menyembuhkan pasien".

"dok saya mohon tolong sembuhkanlah adik saya hiks berapapun akan saya bayar bahkan sekalipun nyawa saya rela buat adik saya asalkan dia bisa sembuh dok hiks"mohon dika hingga ingin bersujud namun dokter itu segera membangunkan dika.

"baik,tapi untuk sekarang jangan biarkan pasien stres dulu ya,jangan buat pasien tertekan,dan juga kamu dika kamu harus extra menjaga adikmu karena saya tak tau kapan pasien bisa kambuh"jelas dokter,dika mengangguk sambil mengusap air matanya kasar.

"makasih ya dok,kalo gitu saya permisi dulu"dokter itu mengangguk,lalu dika melangkahkan kakinya menuju ruangan adiknya tadi.

_________________________________________________
up lagi..

hehe plis gue gatau medis' kaya gitu..

see you next chapter...

babay..

Brotehr's favouriteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang