d

407 52 15
                                    

Pagi kembali datang dan matahari kembali menyinari bumi untuk memudahkan manusia beraktivitas

Zeran sudah bangun dari tidurnya dan kini ia sudah siap untuk kembali berjualan

Zeran akan pergi sendiri untuk beberapa hari, karena nenek masih sakit jadi zeran melarang nenek untuk pergi ke pasar

" Nek zeran berangkat dulu" pamit zeran dengan mencium pipi neneknya

CUP

" Iya hati hati " jawab nenek

Zeran bergegas pergi dan tak lupa membawa 6 ikat kayu bakar sisa kemarin

" Huh, semoga aja semuanya laku " ucap zeran

Zeran yang asik bernyanyi tak sadar jika ia berjalan terlalu menengah dan.....

TIT

TIT

Zeran menatap kebelakang dan ia Melihat sebuah motor melaju kencang ke arahnya

Tubuh Zeran tiba tiba kaku dan kepalanya sakit, hingga tak sadar bahwa sepeda motor itu sudah berhenti di depan nya

Pemilik motor itu turun dari kuda besinya dan menatap kesal pada zeran " heh ini jalan bukan milik nenek moyang Lo jadi jalan di pinggir aja " ucap pemilik sepeda motor itu seraya membuka helm full face nya

Zeran sadar akan kesalahannya dan menunduk bersiap menerima caci maki dari orang tersebut

" Gue lagi ngomong, angkat kepala Lo "

Zeran mulai mengangkat kepalanya dan menatap pada orang tersebut dengan tatapan polos namun tersirat ketakutan dan rasa bersalah

" Ma-maaf kak aku gak sengaja " cicit zeran

Orang tersebut tak bergeming mendengar perkataan zeran, namun kini ia terfokus pada wajah yang sangat mirip dengan mendiang adiknya

" Zayyan " ucap Sagara, ya orang itu adalah Sagara iya tengan mengendarai motor nya untuk pergi ke salah satu tempat yang kebetulan jalan yang ia lewati adalah jalan bagi orang orang desa untuk pergi menuju pasar

" Huh, zayyan?" beo zeran

" Zayyan!" Ujar Sagara dengan langsung mendekap tubuh Zeran

Zeran membeku, dia seperti merasakan kehangatan yang selama ini dia rindukan dan ia merasakan adanya cinta dan kasih sayang di dalam pelukan itu

" Sayang ini kamu kan " Sagara menangkup wajah tirus zeran

" A-aku bukan zayyan kak aku zeran" ia merasa aneh sudah dua kali ia di panggil Zayyan, sebenarnya siapa dia ?

" Enggak kamu zayyan bukan zeran " ucap Sagara tegas

" Tapi nama aku beneran zeran, nenek sendiri panggil aku zeran "

Sagara melepaskan pelukannya dan berdiri di hadapan zeran

" Tunjukan rumah mu " ujar Sagara

" Kakak mau ngapain, jangan sakitin nenek zeran " ucap zeran galak namun menggemaskan menurut sagara

Sagara terkekeh kecil " ekspresi yang masih sama " batinnya

" Aku tidak akan menyakiti nenek mu, cukup tunjukan rumah mu" jawab Sagara

" Janji ya gak galak sama nenek "

" Hemm janji "

Sagara mengeluarkan ponselnya dan menelepon seseorang, sementara Zeran hanya menatap Sagara dengan tatapan polosnya

" Ayo pergi" ucap Sagara dengan menggandeng tangan zeran yang begitu kecil di genggaman tangannya

Zeran menunjukan jalannya dan tak lama mereka pun sampai di rumah sederhana milik nenek

Zayyan bungsu manja Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang