"Di mana ayahmu, Sunoo? Tidak sakit lagi, kan?"
Sunoo ingin menonjok senyum sombong di wajah salah satu saingan terbesar ayahnya, yang jelas-jelas menunjuk-kan dia memang berharap ayahnya sakit. "Tentu saja dia tidak sakit, George." Senyum Sunoo tetap terjaga saat ia melanjutkan, "Sebenarnya dia terlalu sibuk untuk berada di sini malam ini itulah kenapa aku harus bilang aku terkejut melihatmu di sini. Apakah kau tidak tahu malam ini adalah pesta musim dingin tahunan asosiasi jasa konstruksi?"
Wajah pria itu semakin memerah saat berkata dengan keras, "Ya, tentu saja aku tahu... tapi biasanya tidak terpikir olehku untuk datang ke acara seperti itu-"
Itulah kenapa kau hanya kepingan kecil dibandingkan kesuksesan ayahku, ujar Sunoo dalam hati, bahkan saat ia berkata menenangkan, "Tentu saja tidak. Sebagian besar orang tidak. Tapi ayahku berkeras datang setiap tahun dan pegawainya sepertinya sangat menyukainya karena itu."
Pria itu mundur menjauh begitu cepat sehingga Sunoo nyaris tertawa terbahak-bahak. Sunoo tahu dirinya bersikap agak jahat karena mengolok-olok pria itu. Namun alasan utama ayahnya menghadiri pesta asosiasi jasa konstruksi adalah karena acara itu tidak akan dipenuhi saingan bisnis yang siap mencabik-cabiknya untuk melihat seberapa kuat dirinya.
Sunoo baru saja mendapat kabar bahwa ayahnya sudah kembali, lewat pesan yang sedikit kaku seperti biasanya, yang semuanya ditulis dengan huruf kapital.
"AKU SUDAH DI RUMAH. JANGAN KHAWATIR. JAGA BENTENG UNTUKKU, SAYANG. DAD."
Sunoo mengembuskan napas. Itulah yang rasanya ia lakukan seumur hidupnya. Menjaga benteng untuk ayah-nya, yang tidak pernah benar-benar pulih sejak ibunya meninggalkan mereka berdua. Namun Sunoo berusaha melenyapkan sikap mengasihani diri itu dari kepalanya. Ia tidak ingin siapa pun di pesta amal London yang eksklusif ini curiga sedetik pun bahwa ada sesuatu yang salah.
Maka ia tersenyum cerah saat melihat dua saingan terbesar ayahnya berjalan cepat ke arahnya, dengan kilatan di mata mereka. Namun sebelum mereka sampai di tempatnya, sesuatu di sudut mata Sunoo membuatnya menoleh ke kiri dan jantungnya berhenti berdetak. Nyaris benar-benar berhenti.
Itu Jake Carter, berdiri di pintu utama, mengenakan tuksedo hitam klasik, menatap ke seluruh ruangan seolah sedang mencari sesuatu. Atau seseorang. Tatap-an mata biru cerah pria itu yang terlihat jelas dari tempat Sunoo berdiri mendarat padanya dan berhenti. Sunoo merasakan dampaknya seketika, jauh di dalam tubuhnya, seperti aliran listrik.
Semuanya tampak samar-samar. Sunoo menyadari suara- suara di dekatnya, sadar bahwa ia bermaksud menjawab pertanyaan, tapi tidak ingat apa.
Rasanya seolah baru beberapa detik yang lalu ia melihat Jake, padahal kenyataannya sudah satu minggu.
Satu minggu sejak ia meninggalkan pria itu berbaring di tempat tidur di antara seprai yang acak-acakan, dengan jantung berdegup amat kencang. Debar itu muncul lagi sekarang, saat Jake berjalan mendekat, dan Sunoo menatapnya tak berdaya. Jake tampak lebih tinggi, lebih gelap, dan lebih tampan dibandingkan kerumunan orang-orang Inggris yang lebih pucat ini.
Selama beberapa saat Sunoo bertanya-tanya apakah ia sedang berhalusinasi, ia yakin tidak akan bertemu Jake lagi, dan berusaha sebisa mungkin untuk membendung kenangan dan bayangan. Namun pada malam hari, alam bawah sadarnya tidak bisa menghentikan gelombang itu, dan setiap pagi ia bangun dengan tubuh panas dan berkeringat, dengan seprai acak-acakan di sekelilingnya setelah bermimpi panas.
Jake menutup jarak di antara mereka dengan langkah-langkah panjang, para tamu memberi jalan dan bisik-bisik mengiringi langkahnya. Pria itu tiba di hadapannya dan Sunoo tak berkutik.
Tanpa mengalihkan tatapannya dari Sunoo, Jake berkata, "Tuan-tuan, maaf atas interupsi ini, tapi aku ada urusan yang perlu diselesaikan dengan Miss Ford."
KAMU SEDANG MEMBACA
Kim.Sunoo Harem (Gs)
RomanceOne shoot Sunoo Harem gs AU🔞 #Sunki #Sunwon #Sunsun #Sunjay #Sunjake #Heesun