Confenssions 4

80 12 0
                                    

"Belum pernah naik jet pribadi?" Sunoo menahan diri untuk tidak memutar bola mata mendengar pertanyaan itu. "Lucunya, belum pernah. Percaya atau tidak, ini bukan sesuatu yang umum dialami kebanyakan manusia."

Mereka terbang dari sebuah bandara kecil di luar Madrid, sekitar tiga puluh menit yang lalu dan sekarang berada di langit Spanyol. Sunoo melirik Niki dan seketika rasa panas menggelitik kulitnya. Hari ini pria itu berpakaian lebih kasual, celana panjang warna gelap dan kemeja polo abu-abu tua. Otot-otot di tangannya menggembung dan bergerak di balik kulitnya yang keemasan selagi dia membaca koran.

Dalam upaya menyembunyikan ketertarikannya pada Niki yang menjengkelkan, Sunoo mengambil sebuah koran. Wanita di halaman depan terlihat familier... Dia mengenakan gaun merah dan sedang dibantu masuk ke sebuah mobil oleh pria yang amat tampan, walau sedikit dingin. Kemudian Sunoo menyadari siapa dia dan berita itu tentang apa, lalu perutnya menegang.

"Ada apa?" tanya Niki dengan tajam. "Kau kembali memucat. Apa kau ingin muntah?"

Sunoo menggeleng. Sebetulnya, hari ini kali pertama ia tidak mengalami mual di pagi hari. Ia berharap tidak mengambil koran itu tadi. Tapi, terlambat. Ia mengulurkannya ke seberang lorong pada Niki, tak berkata apa-apa. Judul beritanya sudah menjelaskan semuanya: Leonora Flores de la Vega yang terhina menemukan penghiburan pada Gabriel Ortega Cruz y Torres.

Niki mengambilnya dan Sunoo melihat ekspresi pria itu mengeras. Dia mengatakan sesuatu dalam bahasa Spanyol. Semacam sumpah serapah. Kemudian memandang ke luar jendela.

"Maafkan aku," kata Sunoo dengan pelan. Meski dia tidak mencintai Leonora, pasti menyakitkan melihat mantan tunangannya sudah mengencani orang lain. Niki berbalik dan Sunoo terkejut melihat kemarahan di wajahnya.

"Kau harus berhenti meminta maaf. Yang sudah terjadi ya sudah. Bukan salahmu jika Gabriel Torres mengambil kesempatan dari situasi ini untuk menusuk lebih dalam. Aku tidak terkejut."

"Siapa dia?"

Niki mengeluarkan suara antara tawa dan geraman. "Lihat tanah di bawah sana?"

Sunoo melihat keluar dari jendelanya dan tidak melihat apa pun, selain bentangan tanah berwarna cokelat. Pegunungan. Ngarai. Desa-desa kecil. "Mm... ya... tapi aku tidak tahu harus melihat apa."

"Tidak apa. Apa yang kaulihat kemungkinan besar dimiliki Gabriel Torres dan keluarganya. Mereka memiliki setengah Spanyol dan aku hanya sedikit melebih-lebihkan."

Meraba-raba dalam suasana yang tiba-tiba mendingin, ia berkata, "Jadi dia semacam-sainganmu?"

Niki tertawa ketus. "Semacam itu. Ya."

"Dan kaupikir dia menggoda Leonora hanya untuk membalasmu?"

Niki memandangnya. "Itu jenis tindakan yang akan dilakukannya."

Perut Sunoo melilit. "Sungguh mengerikan. Kasihan Leonora."

Niki menggeleng. "Leonora tahu siapa Gabriel. Dia tidak bodoh- Leonora juga datang dari dunia itu... Gabriel mungkin melakukannya untuk membalasku, tapi kalau Leonora mengikuti Gabriel, itu karena dia memang menginginkannya."

"Dan itu tidak mengganggumu?"

Sunoo tidak bisa membayangkan sebaliknya. Perutnya makin melilit ketika teringat perasaannya saat melihat Niki berdiri berdampingan dengan Leonora di ruang dansa yang indah itu.

Niki berkata, "Setelah apa yang kulakukan pada Leonora, dia boleh melakukan apa pun yang dia suka. Dia tidak berutang apa pun padaku."

"Aku berutang maaf padanya."

Niki menatap Sunoo. Mengangkat sebelah alisnya. "Kurasa kau bukan orang yang ingin ditemuinya saat ini. Atau aku."

"Kurasa tidak..."

Kim.Sunoo Harem (Gs)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang