A Shadow 8

118 12 0
                                    

Sunoo mengalami sesuatu yang belum pernah ia alami. Ia berdiri dalam kamar mandi dengan mata terpejam dan Jungwon sedang mengusapkan sampo ke rambutnya. Rasanya ia ingin mendengkur. Ia juga merasa ingin berputar serta mendorong Jungwon ke dinding dan mencium pria itu. Ia bisa merasakan gairah Jungwon dan harus mengulurkan tangan untuk bertopang ke dinding, takut dirinya akan jatuh ke kaki pria itu di bawah pancuran air hangat.

Sunoo merasakan Jungwon memutar tubuhnya dan tetap memejamkan mata, terlalu takut untuk membuka mata dan melihat tubuh mengagumkan itu dari dekat. Tubuh yang telah memberinya kenikmatan lebih daripada yang bisa ia ingat semalam lalu pagi ini. Ia tak pernah tahu tubuh manusia sanggup merasakan kenikmatan seperti itu, gairah sensual seperti itu. Atau bahwa gairah bisa dirasakan, dan dipuaskan.

Tapi lebih dari itu, Sunoo terlalu takut untuk membuka mata dan memandang mata Jungwon. Melihat ekspresi sama dengan yang ia lihat dalam mata tersebut pagi ini saat ia terjaga untuk mendapati Jungwon memandangnya begitu serius, seolah pria itu bisa melihat ke dalam jiwanya, tempat ia menyembunyikan rahasia-rahasia terdalamnya. Tapi ia tak bisa menghindar. Tidak ketika Jungwon menyatakan ia sudah bersih dan mengangkat dagunya dengan jari. Dengan enggan Sunoo membuka mata dan mendongak. Jungwon sudah mematikan air tapi mereka masih diselubungi uap hangat bagai kepompong sensual. Dengan gaya malas-malasan Jungwon mengulurkan tangan, bertopang pada dinding di belakang Sunoo. Saat itulah Sunoo kembali melihat tanda di lengan Jungwon. Tato itu.

Jungwon melihat arah tatapan Sunoo dan seketika suasana berubah dari panas dan sensual menjadi sedingin es. Pria itu cepat-cepat menarik tangannya lagi, menggapai handuk. Begitu cepat hingga kepala Sunoo serasa berputar, Jungwon mengarahkannya keluar dari kamar mandi dan membalutnya dengan handuk lembut besar serta melilitkan sehelai di pinggangnya sendiri.

Dengan benar-benar penasaran, Sunoo mengikuti Jungwon ke kamar tidur. Pria itu menarik handuk dari pinggang dan mengeringkan rambut dengan kasar sebelum menyeka tubuh dengan tergesa-gesa, jelas berupaya keras untuk secepatnya keluar dari kamar Sunoo. Dengan susah payah Sunoo berusaha tidak teralihkan oleh punggung telanjang serta bokong pria itu. Memandangi paha berotot Jungwon saja membuat-nya membayangkan betapa maskulin pria itu.

Sunoo menaikkan handuk yang ia kenakan seperti sarung dan tidak peduli dirinya meneteskan air ke lantai. Ia melangkah dan berdiri di depan Jungwon yang telanjang. Ia bersedekap, melawan terpaan gairah. "Tanda apa itu?"

Jungwon cemberut dan sejenak terlihat sangat belia. Dengan enggan pria itu mengikatkan handuk ke pinggang dan bersedekap, secara efektif menyembunyikan tato yang menjadi pertanyaan tersebut.

Sunoo semakin jengkel, menggapai dan menarik tangan Jungwon, hingga pria itu melepasnya, lalu ia mengangkat lengan kirinya supaya bisa melihat tato itu dengan jelas. "Kenapa kau tak mau membicarakan ini? Ini hanya tato..."

Akhirnya bicara, Jungwon membentak, "Tepat, itu bukan apa-apa."

Jungwon berusaha menarik tangannya lagi namun Sunoo memeganginya erat-erat, mengamati tanda dengan tinta hitam tersebut. Dengan suara keras ia berkata, "Kelihatannya seperti angka Romawi... semacam tanggal? Empat... lima..."

Sunoo bisa membaca bagian awal, tapi ia tak memahami bagian akhirnya, pengetahuan angka Romawi Sunoo terbatas hingga sepuluh tapi ini jelas nomor yang lebih besar, dan saat menyadari hal ini, ia jadi menyadari makna empat dan lima tersebut. Mario meninggal tanggal empat Mei...

Sunoo melepaskan lengan Jungwon dan mendongak menatap pria itu. Ia bisa merasakan dirinya memucat. Jungwon mengumpat pelan dan memandunya duduk di pinggir ranjang. Pria itu berdiri di hadapan Sunoo dan dengan sangat enggan mengakui, "Itu tanggal kematian Mario."

Perut Sunoo serasa diremas-remas. Sekujur tubuh Jungwon bagai berteriak padanya untuk jangan ikut campur.

"Tapi..." Sunoo mencoba mengucapkan kata-kata, untuk memahami. "Kenapa?"

Kim.Sunoo Harem (Gs)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang