quarantadue

44 36 7
                                    

• SELAMAT MEMBACA •

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

• SELAMAT MEMBACA •

°°°°

Hari berikutnya, suasana kelas XI tampak lebih tenang dari biasanya. Namun, bagi Iris, itu adalah kesempatan untuk membalas keusilan Bara. Ia masih ingat bagaimana Bara menendang bola basket ke mejanya kemarin, dan kini saatnya Iris untuk mengajukan balasan. Saat bel istirahat berbunyi, Iris langsung menjalankan rencananya. Ia mendekati meja Bara dengan senyum licik, sementara Bara yang sedang bercanda dengan teman-temannya tidak menyadari kedatangan Iris.

"Hei, Bara," sapa Iris dengan nada ramah yang jarang ia gunakan. "Kemarin lo usil banget sama gue, ya? Udah siap balasan belum?"

Bara hanya menyeringai. "Ah, lo mau ngapain sih, Ris? Gue enggak takut sama lo. Mau ngerjain gue? Silakan aja!"

Iris tersenyum penuh arti dan melirik ke arah teman-teman Bara. "Gue cuma mau ngajak lo main game kecil-kecilan aja. Setuju nggak, guys?" serunya sambil mengeluarkan sekantong kecil yang sudah dipersiapkan.

Teman-teman Bara yang penasaran langsung mendekat, ikut tertawa dan menyemangati Bara. Bara, merasa tertantang, mengangguk. "Oke, game apa nih?"

Iris mengeluarkan kantong kecil berisi jeli berwarna-warni. "Kita main tebak rasa. Gue punya beberapa jeli, lo tinggal tebak rasanya. Mudah, kan?"

Bara mengangkat alis, merasa tertarik. "Cuma gitu doang? Ah, gampang!"

Iris memulai permainan dengan menyodorkan jeli berwarna merah. Bara mengunyahnya dan dengan mudah menebak, "Strawberry!"

"Benar!" sahut Iris. Ia menyodorkan jeli kedua, yang juga ditebak Bara dengan tepat, "Jeruk!"

Setelah beberapa ronde, Iris mengeluarkan jeli terakhir yang telah ia rendam dalam jus cabai hijau super pedas. Dengan wajah polos, Iris menyodorkan jeli tersebut. "Nah, ini yang terakhir. Kalau lo bisa nebak yang ini, lo menang!"

Bara, dengan percaya diri, langsung memasukkan jeli itu ke mulutnya tanpa berpikir panjang. Namun, detik berikutnya, wajahnya berubah drastis. Kepedasan yang membakar mulai menjalar di mulutnya. "Uh... Apa ini?!" Bara terbatuk, air mata mulai mengalir. Wajahnya memerah sementara teman-temannya tertawa terbahak-bahak.

"Rasanya gimana, Bara? Bisa nebak nggak?" Iris bertanya dengan nada polos, meskipun hatinya penuh kepuasan.

Bara berusaha menahan rasa pedas di mulutnya sambil terengah-engah. "Lo curang, Ris! Ini pedes banget!" teriaknya di antara batuk dan erangan.

Iris hanya tertawa puas. "Nggak ada yang bilang tebak rasa itu gampang, Bara. Lo aja yang terlalu percaya diri," balasnya sambil tersenyum.

Teman-teman sekelas tertawa terpingkal-pingkal melihat Bara yang kepedasan, bahkan ada yang sampai berlari keluar kelas mencari air. Iris memandang Bara yang terburu-buru, merasa puas dengan balas dendamnya yang berhasil. Hari itu, Iris merasa menang dan Bara mendapatkan pelajaran penting: jangan pernah meremehkan Iris, terutama dalam hal balas dendam.

-0-0-0-0-

°°°°
04 September 2024

SSS2; Star of UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang