[ 04092024//Selesai ]
_______
Ini adalah kisah sederhana tentang keseharian Iris Chalondra Jovanka, seorang gadis cantik dengan kehidupan yang tampak biasa. Namun, ada satu hal yang membuat hari-harinya selalu penuh warna-kehadiran seorang cowok yan...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
-0-0-0-0-
Waktu masih menunjukkan pukul 6 lebih seperempat, tetapi seorang gadis yang tak lain Iris—sudah dengan santai berjalan menyusuri koridor sekolah yang terlihat sepi, hanya beberapa murid yang baru datang di sekolah.
Selama menyusuri koridor Iris bersandung kecil, moodnya pagi ini benar-benar baik dan ia berharap akan berlanjut sampai hari ini selesai.
Tak lama kemudian Iris sampai di kelasnya, namun langkahnya terhenti begitu saja ketika pandangannya tak sengaja melihat seorang cowok yang biasanya datang terlambat kini telah duduk di kursi.
"Kesambet apa lo udah dateng, Bar?" ucap Iris seraya berjalan menuju tempat duduknya yang tak jauh dari cowok itu.
Sayangnya tak ada jawaban dari cowok itu yang dimana posisi ia, kepalanya ditenggelamkan diantara lipatan tangan yang berada diatas meja.
"Bar, kemarin duit gue kurang 100 kan?" lanjut Iris yang masih tak memperdulikan pertanyaan sebelumnya belum dijawab oleh Bara.
Gadis itu mengambil dompetnya dan mengeluarkan selembar uang berwarna merah. Bahkan sekarang dengan santai gadis itu melangkahkan kakinya menuju tempat duduk Bara.
"Nih gue kembaliin duit lo."
Dengan tepat Iris menaruh uangnya di atas lengan Bara. Tetapi siapa sangka ia dibikin terkejut lagi kedua kali, gadis itu merasakan kulit Bara terasa panas ketika tak sengaja bersentuhan.
Iris terdiam, tepat saat itu juga pikirannya pun terbang kemana-mana. Pasalnya ini dia dikelas hanya berdua belum ada yang datang satu pun teman kelasnya yang lain. Kalau di depannya ini bukan Bara tapi Bara jadi-jadian kan bahaya.
Dengan memberanikan diri menyentuh lengan Bara untuk membangunkan cowok tersebut. "Bara..., ini lo kan?
Benar saja, saat menyentuh kembali badan cowok itu, Iris merasakan suhu badan Bara terasa panas. "Bar, jangan cosplay jadi setan dong. Gak lucu anying!"
Lagi-lagi tak mendapatkan jawaban dari Bara sehingga membuat gadis itu geram sendiri. Dengan begitu memaksa gadis ini menarik kerah baju Bara membuat kepala cowok itu sedikit terangkat.
Iris seketika menutup mulutnya cepat, ini sekian kalinya ia dibikin terkejut. Kedua matanya melihat wajah Bara yang begitu pucat sekali. Refleks saat itu juga ia menempelkan telapak tangannya pada kening cowok itu.
