[ Selesai // 04092024 ]
_______
Ini adalah kisah sederhana tentang keseharian Iris Chalondra Jovanka, seorang gadis cantik dengan kehidupan yang tampak biasa. Namun, ada satu hal yang membuat hari-harinya selalu penuh warna-kehadiran seorang cowok y...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
• SELAMAT MEMBACA •
°°°°°
Pelajaran telah mulai selama 1 jam, dan selama 3600 detik itu hidup Iris biasa. Tanpa ada gangguan dari musuh yang berada di belakangnya atau lebih tepatnya dari Bara.
Karena sedikit penasaran dengan cowok itu, ia merasa tumben sekali pria itu diam tanpa menganggunya. Sontak membuat Iris menoleh ke belakang. Hal yang ia lihat adalah Bara yang tengah menidurkan kepalanya diatas lengan kanannya, sedangkan tangan kirinya memegang sebuah mainan dinosaurus yang berukuran kecil.
Semakin ia mengamati pria itu, semakin ia tau kalau pria itu sedang melamun. Seperti memikirkan sesuatu yang berat.
Sebuah ide terlintas dipikirannya, seketika itu juga ia menjalankan aksinya dengan sengaja mencoret tangan Bara. Iris mengerutkan kening, harusnya seseorang yang melamun terus disenggol sesuatu pasti akan terkejut bukan? Tetapi Bara yang ia lihat masih melamun dan seolah tak ada yang menganggu dirinya. Sontak hal itu membuat kening Iris berkerut, yang ia takutkan apakah Bara sudah termasukki oleh roh penunggu sekolah sehingga hanya terdiam.
Dengan sebuah ide lain yang ia dapatkan, Iris langsung mencubit dengan keras lengan Bara dan benar cowok itu langsung terbangun dari posisi tidurnya.
"Lo apa-apaan sih, Ris!" kata Bara yang sedikit berteriak membuat seisi penghuni kelas menatap ke arah mereka berdua, bahkan guru mereka juga.
"Kenapa ini! Ada apa kalian berdua kok ribut-ribut!"
Ya, benar ucapan itu berasal dari sang guru. Baru saja Bara ingin menjawab ucapan itu tiba-tiba saja ia merasakan pusing di kepala. Benar-benar terasa pusing dan sakit. Sedangkan Iris yang menyadari tingkah Bara yang seperti sedang kesakitan, bahkan kini tangan Bara tengah memegang kepalanya sendiri.
"Bara..., lo kenapa?" ujar Iris pelan yang kini menghampiri Bara yang berada di belakang tempat duduknya. Bukannya hanya Iris saja yang panik saat ini, tapi seisi kelasnya, paniknya pada menanyakan 'Bara, kenapa?'.
Hingga dimenit selanjutnya, Bara tiba-tiba saja pingsan dan terabruk begitu saja dari tempat duduknya. Hal ini sontak membuat yang melihatnya berteriak, tetapi berbeda dengan Iris yang benar-benar di depan Bara hanya bisa mematung. Tapi satu hal yang pasti saat ini dan terlintas dipikirannya, ia kali ini khawatir dengan pria itu.
*****
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
