trentanove

33 29 0
                                    

• SELAMAT MEMBACA •

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

• SELAMAT MEMBACA •

°°°°

Malamnya, kamar Bara berubah sunyi. Hanya suara detik jam di dinding dan angin malam yang sesekali bertiup melalui jendela yang sedikit terbuka menemani. Bara terbaring di ranjang, merasakan dahaga. Rasanya seperti ada sesuatu yang menekan dadanya, membuatnya semakin sulit bernapas. Kepalanya pusing, tubuhnya terasa lebih kaku dari biasanya. Ia berusaha bangun perlahan, mencoba mengatasi rasa sakit yang mendera.

Perasaan haus membuatnya memutuskan untuk bangun. Dengan susah payah, Bara mengangkat tubuhnya yang berat dan perlahan berdiri. Kakinya bergetar, seperti tidak mampu menopang tubuhnya sendiri. Namun, ia tetap melangkah, setiap langkah terasa seperti bertarung melawan gravitasi yang menariknya ke bawah.

Bara berusaha berjalan ke wastafel kecil di sudut kamar untuk mengambil air. Tangannya sedikit gemetar saat meraih dinding untuk menjaga keseimbangannya. Namun, setiap gerakan terasa lambat dan penuh perjuangan. Ia hanya ingin segelas air untuk meredakan tenggorokan yang kering. Tapi, penyakit ataksia yang menyerang sistem sarafnya telah merusak koordinasi tubuhnya; otaknya tidak lagi mampu mengirimkan sinyal yang benar ke otot-ototnya.

Sesampainya di dekat wastafel, keseimbangan tubuh Bara tiba-tiba hilang. Kakinya mulai terasa berat, dan seketika itu juga tubuhnya oleng ke kiri. Bara mencoba menggapai wastafel untuk menopang dirinya, tapi terlambat. Tangannya hanya menyentuh udara kosong.

Tubuhnya jatuh dengan keras ke lantai, kepalanya terbentur sisi tempat tidur. Rasa sakit yang tajam langsung menjalar dari kepala ke seluruh tubuhnya. Pandangannya berkunang-kunang, napasnya memburu. Suara mesin oksigen yang sebelumnya terdengar pelan kini semakin menjauh.

Bara mencoba berteriak, memanggil siapa saja yang mungkin mendengar, tapi suaranya tersendat, lemah dan hampir tidak terdengar. Dia terbaring di lantai dingin, terperangkap dalam tubuhnya sendiri. Rasa dingin mulai menjalar dari ujung jari ke seluruh tubuhnya. Benturan di kepala tampaknya membuat kondisinya memburuk; mungkin ada pendarahan di otak atau pembengkakan yang tak terlihat. Sistem saraf yang sudah lemah kini tidak lagi mampu mengatur pernapasan dan detak jantungnya dengan baik.

Ia merasakan dadanya semakin berat, seperti ada sesuatu yang menekan paru-parunya. Detak jantungnya semakin cepat, napasnya semakin tersengal-sengal. Tubuhnya menggigil, kesadarannya perlahan memudar. Ia ingin tetap terjaga, ingin melawan, tapi semuanya menjadi gelap.

Tidak ada lagi yang bisa ia lakukan.

-0-0-0-0-

°°°°04 September 2024

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


°°°°
04 September 2024

SSS2; Star of UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang