O3. Mengubah Alur

3.6K 152 3
                                    

Aleia melangkah masuk ke dalam kamar pemilik asli tubuhnya dengan perasaan canggung. Ruangan itu langsung menyambutnya dengan pemandangan yang memanjakan mata. Langit-langit kamar berwarna biru langit cerah, dihiasi lampu gantung kristal kecil yang memancarkan cahaya lembut. Dinding-dindingnya berwarna putih gading yang bercampur dengan aksen emas pada lis dan ukiran di setiap sudut, memberikan nuansa elegan dan mewah. Tempat tidurnya besar, terbungkus seprai sutra berwarna pastel, dengan kepala ranjang tinggi yang tampak empuk, dihiasi motif bunga-bunga halus.

Di sebelah tempat tidur, ada nakas dengan warna emas yang senada, di atasnya terdapat beberapa barang rapi: sebuah jam meja antik, buku harian, dan sebuah benda pipih yang langsung menarik perhatian Aleia—sebuah handphone keluaran terbaru, dengan desain elegan dan berkilau. Aleia mendekati benda itu dengan rasa penasaran.

Dia mengingat kembali cerita dari The Gliterring Crown yang pernah dibacanya ketika dirinya masih menjadi Everalda. Dalam novel itu, Aleia Chrystella adalah gadis yang dikenal rendah hati, meskipun keluarganya sangat kaya. Aleia tidak pernah membawa barang-barang mewah atau memamerkan kekayaannya di depan teman-temannya. Handphone ini adalah salah satu contohnya. Meskipun handphone itu dibelikan oleh orang tuanya yang kaya raya, Aleia jarang sekali membawanya ke sekolah atau memamerkannya kepada orang lain.

Aleia memandangi handphone tersebut dengan perasaan aneh. "Ini beneran kayak Aleia, nggak ada yang berubah," batinnya. Gadis itu selalu berusaha tampak biasa di mata orang lain, meskipun dunia sekitarnya dipenuhi kemewahan yang begitu mencolok. Aleia teringat bagaimana di dunia nyata dirinya, Everalda, tidak pernah terlalu peduli dengan barang-barang mewah atau pernak-pernik, dan sekarang, ia terjebak dalam dunia yang sangat berbeda dari kehidupannya dulu.

Aleia menghela napas dan duduk di tepi ranjang, matanya masih menatap handphone di atas nakas. “Gue bisa aja ngebuka handphone ini, nyari tahu apa isi hidup Aleia lebih dalam. Tapi... gue ngerasa nggak enak,” gumamnya pelan. Di satu sisi, ia sadar bahwa semakin banyak ia tahu, semakin besar kemungkinan dirinya mengubah alur cerita yang ada di novel itu.

Namun di sisi lain, rasa penasaran itu terus menghantui pikirannya. Apa sebenarnya yang ada dalam handphone ini? Apakah Aleia Chrystella menyimpan rahasia di dalamnya?

...

Aleia memutuskan untuk membuka handphone itu, yang ternyata tidak dilindungi oleh sandi, pola, atau bentuk keamanan lainnya. Layarnya langsung terbuka, menampilkan wallpaper laut biru yang tenang sebagai gambar layar kunci. Begitu layar utama terbuka, ada foto wajahnya—atau lebih tepatnya wajah Aleia Chrystella—tersenyum ceria, sangat kontras dengan kebingungan yang Aleia rasakan saat ini.

Ia mulai menggulirkan jarinya, membuka galeri. Tidak banyak foto di dalamnya, hanya beberapa gambar laut, langit, dan pemandangan alam lainnya. Tak ada satu pun foto diri Aleia. "Sayang banget, handphone semahal ini nggak dipakai buat selfie," gumamnya pelan, tersenyum tipis.

Setelah merasa cukup melihat galeri, Aleia melanjutkan menjelajahi handphone tersebut, sampai akhirnya ia membuka aplikasi Instagram. Profil Instagram Aleia sederhana, tanpa banyak postingan atau pengikut. Tapi yang membuatnya berhenti adalah sebuah direct message yang belum terbuka, dari akun bernama Maverick.

Aleia tertegun. Maverick Maxwell, karakter antagonis pria dalam novel The Gliterring Crown. Apa yang dia lakukan mengirim pesan ke Aleia? Apakah ada hubungan yang lebih dalam antara Aleia dan Maverick yang tidak diceritakan dalam novel? Rasa penasaran melingkupi pikirannya.

Dia membuka pesan itu. Isinya hanya satu kalimat singkat, namun cukup untuk membuat Aleia tersentak.

"Buka blok."

The Silent InvasionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang