Aleia tertidur dengan tubuh yang lelah setelah melalui hari yang panjang. Di dalam tidurnya, dia mendapati dirinya berdiri di sebuah ruangan misterius, tanpa pintu, tanpa jendela. Dinding-dindingnya putih pucat, menyebarkan cahaya lembut yang hampir tak nyata. Aleia, atau lebih tepatnya jiwa Everalda yang terjebak dalam tubuh Aleia, menatap sekeliling dengan bingung. Dia bertanya-tanya, di mana dirinya sekarang?
Di sudut ruangan itu, berdiri seorang gadis dengan rambut panjang tergerai, mengenakan gaun putih. Gadis itu berdiri membelakangi Aleia, diam membisu seperti patung. Tanpa pikir panjang, Aleia mendekatinya, merasa seperti ada sesuatu yang harus dia temukan.
Tangannya yang gemetar menyentuh bahu gadis itu. Saat disentuh, gadis tersebut terdiam, lalu perlahan-lahan berbalik. Wajah gadis itu akhirnya terlihat, dan Aleia terkejut. Itu adalah dirinya. Tidak, itu adalah Aleia Chrystella yang asli!
Everalda, yang masih dalam tubuh Aleia, ternganga. Dia tidak pernah menduga akan bertemu dengan Aleia yang asli, gadis yang seharusnya menjadi sosok utama dalam dunia yang kini dia huni. Pertemuan ini terasa aneh dan surreal, seakan kedua dunia mereka bertemu dalam ruang kosong yang tidak seharusnya ada.
"Aleia Chrystella? Lo nyata? Gimana mungkin lo ada di depan gue? Apa ini semua karena gue nyasar ke tubuh lo?" tanya Everalda, suaranya bergetar.
Aleia yang asli menatapnya dengan tatapan lembut, seolah sudah lama menunggu pertemuan ini. "Iya, gue Aleia Chrystella. Lo pasti Everalda, kan? Gue udah lama nunggu kesempatan ini buat bicara sesuatu sama lo."
Keduanya terdiam sejenak. Suasana yang tadinya sunyi menjadi semakin penuh ketegangan.
"Lo pasti bingung," lanjut Aleia. "Kenapa lo bisa masuk ke tubuh gue, kenapa lo merasa hidup lo sekarang itu cuma dunia novel. Tapi, yang sebenarnya terjadi jauh lebih rumit dari itu. Semua ini dunia nyata, Eve."
Everalda mengernyit, tidak mengerti. "Apa maksud lo? Ini kan dunia dari novel The Glittering Crown yang gue baca. Gue inget banget, semua yang terjadi, semua karakter, semuanya sesuai sama cerita yang ada di dalam novel."
Aleia menghela napas panjang sebelum menatap Everalda dalam-dalam. "Lo salah, Eve. Dunia yang lo pikir cuma novel itu bukan fiksi. Itu dunia nyata. Justru, dunia yang lo pikir nyata sebelumnya, itu yang nggak sebenarnya."
Everalda menatap Aleia dengan mata terbelalak. "Apa maksud lo? Gue jelas-jelas inget dunia gue, temen baik gue, ibu gue. Semuanya itu nyata!"
Aleia tersenyum tipis, seolah sudah mempersiapkan jawaban ini. "Dunia lo yang sebelumnya adalah ilusi, Everalda. Realitas yang lo anggap sebagai kebenaran itu adalah semacam cermin dari dunia ini. Lo dipanggil ke sini bukan tanpa alasan. Novel The Glittering Crown itu bukan sekadar cerita. Itu adalah jembatan antara dunia lo dan dunia gue."
Kata-kata Aleia menggantung di udara, membuat Everalda merasa semakin bingung. Dia merasakan kekacauan dalam pikirannya, mencoba menghubungkan kenyataan yang ia yakini dengan apa yang dikatakan Aleia.
"Jadi, lo bilang dunia gue dan gue Everalda itu nggak nyata? Terus kenapa gue ngerasa semuanya nyata di sana, sedangkan di sini gue ngerasa semuanya nggak nyata?" tanya Everalda, mulai merasakan kegelisahan merayap di dadanya.
Aleia tersenyum kecil, penuh pengertian. "Nggak sepenuhnya kayak gitu. Lo adalah lo, tapi sekarang lo ada di tubuh gue karena ada sesuatu yang harus diselesaikan di dunia ini. Dan lo, Everalda Louise, adalah kunci dari semuanya."
"Kunci?" Everalda mengerutkan kening, semakin tidak mengerti.
"Gue nggak bisa jelasin semuanya sekarang," kata Aleia dengan suara rendah, penuh rahasia. "Tapi yang perlu lo tau, ada alasan kenapa lo ditarik ke sini, ke tubuh gue. Dan itu lebih dari sekadar karena lo baca novel itu. Ini lebih dalam, lebih besar daripada yang lo bayangin."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Silent Invasion
Teen FictionKetika Everalda membuka mata dan menyadari dia berada di dunia fiksi ini, hatinya langsung panik. "Ini... di mana gue?" bisiknya sambil mengedarkan pandangan, bingung dengan lingkungan barunya. Suara riuh dari luar ruangan semakin membuatnya penasar...