Setibanya di rumah Emily, Aleia dan Kathrin disambut oleh Maureen, Lily, Adelyie dan tentu Emily, si pemilik rumah, yang sudah menunggu di depan teras. Rumah Emily memiliki teras yang luas dan nyaman, dan mereka semua langsung menuju meja yang disiapkan di luar untuk belajar sambil menikmati suasana malam.
“Eh, akhirnya lo dateng juga, Aleia!” seru Maureen sambil berdiri dan memeluk Aleia. “Udah siap buat belajar?”
“Iya, siap,” jawab Aleia sambil tersenyum. “Maaf ya, baru bisa datang sekarang.”
Setelah semua duduk, mereka mulai membuka buku pelajaran mereka. Maureen dan Aleia memutuskan untuk menjelaskan beberapa konsep pelajaran fisika dan matematika yang sulit dipahami teman-temannya.
“Jadi, buat fisika, kita lagi belajar tentang hukum Newton. Hukum pertama Newton itu gampang kok,” jelas Aleia sambil membuka buku catatannya. “Jadi, kalau ada benda yang diem atau gerak dengan kecepatan tetap, benda itu bakal terus kayak gitu aja, kecuali ada gaya dari luar yang ngaruhin.”
Lily yang terlihat bingung bertanya, “Jadi, kalau gue dorong meja, meja itu bakal gerak karena dorongan gue, kan?”
“Bener banget!” jawab Aleia dengan antusias. “Dan hukum kedua Newton bilang, percepatan benda itu tergantung sama gaya yang lo kasih. Semakin besar gaya, semakin besar percepatannya. Tapi kalau massanya makin berat, percepatannya bakal lebih kecil buat gaya yang sama.”
Maureen menambahkan sambil membuka buku catatannya, “Misalnya, lo dorong mobil kosong dan mobil yang penuh muatan, mobil yang penuh butuh gaya lebih besar buat dapet percepatan yang sama.”
“Ah, oke, jadi intinya gitu,” kata Adelyie sambil mencatat. “Gue baru paham sekarang.”
Kemudian mereka beralih ke pelajaran matematika. Maureen menjelaskan tentang fungsi kuadrat. “Jadi, fungsi kuadrat itu bentuk persamaan kayak ax² + bx + c. Bentuk kurvanya disebut parabola. Titik di mana parabola nyentuh sumbu-y itu titik c, dan titik tertinggi atau terendahnya disebut puncak.”
Emily bertanya, “Gimana cara nyari puncaknya?”
“Puncak parabola bisa dicari pake rumus -b/(2a) untuk x-nya,” jelas Maureen. “Abis dapet x, lo masukin x ke persamaan buat dapet y-nya.”
Aleia menambahkan, “Contohnya, persamaan kita 2x² + 4x - 6. Jadi x = -4/(2*2) = -1. Terus, masukin x = -1 ke persamaan, jadi y = 2(-1)² + 4(-1) - 6 = -8. Jadi puncaknya di (-1, -8)”
“Jadi, kita bisa tahu di mana puncaknya,” kata Lily sambil mencatat. “Thanks, Maureen, Aleia!”
Setelah menjelaskan, Aleia dan Maureen merasa puas melihat teman-teman mereka mulai memahami materi yang sulit. Mereka melanjutkan belajar dengan semangat baru, sementara suasana malam semakin nyaman dengan obrolan santai di antara mereka.
...
Saat mereka semua mulai menyusun buku dan catatan, suasana di rumah Emily terasa santai. Aleia duduk di samping Maureen, Lily, Adelyie, Emily, dan Kathrin, yang sedang memeriksa catatannya.
Emily memulai percakapan, “Eh, guys, udah siap belum buat ulangan nanti? Gue bener-bener butuh refresher, deh.”
“Gue juga,” kata Adelyie sambil merapikan bukunya. “Tapi gue yakin kita semua bakal jago, deh. Gak usah khawatir.”
Maureen tersenyum. “Iya, kita bakal ngebut belajar bareng. Lagian, kalau belajar bareng, rasanya lebih gampang, kan?”
“Benar banget,” kata Lily. “Dan kita bisa saling bantu kalau ada yang bingung.”
Aleia menambahkan, “Sama, gue juga ngerasa belajar bareng itu bikin lebih gampang paham. Terutama kalau ada yang ngejelasin dengan cara mereka sendiri.”
KAMU SEDANG MEMBACA
The Silent Invasion
Fiksi RemajaKetika Everalda membuka mata dan menyadari dia berada di dunia fiksi ini, hatinya langsung panik. "Ini... di mana gue?" bisiknya sambil mengedarkan pandangan, bingung dengan lingkungan barunya. Suara riuh dari luar ruangan semakin membuatnya penasar...