BAB 18: Masalah Lagi

923 70 10
                                    

Jika kemarin teguran dari wali kelasnya yang membuat Navy tidak dalam kondisi hati yang baik, hari ini masalah lain kembali datang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jika kemarin teguran dari wali kelasnya yang membuat Navy tidak dalam kondisi hati yang baik, hari ini masalah lain kembali datang. Berawal dari Navy yang sedang bermain ponsel saat guru sejarah belum masuk ke kelas. Entah ada masalah apa, Jesper tiba-tiba saja duduk di bangku sebelahnya yang kosong karena Archer sedang pergi ke toilet.

"Di wallpaper tadi foto siapa, Nav?" tanya Jesper yang ternyata sejak awal mengintip isi ponsel Navy.

Navy sebenarnya enggan meladeni, mengingat mereka tidak akrab dan pernah terlibat perkelahian. Namun, ia juga tak ingin dianggap sombong jika tak mengacuhkan Jesper. "Mama gue," jawab Navy seadanya.

"Cakep juga, bolehlah gue lobi semalem?"

Saat itu juga emosi Navy tak terkendali, ia berdiri dan mencengkeram kerah seragam yang Jesper kenakan. "Maksud lo apa, Anjing?" teriak Navy yang membuat seisi kelas terkejut karena tak pernah mendengar Navy berbicara kasar sebelumnya.

Jesper tampak panik saat melihat wajah marah Navy. "Gue bercanda, Woi, santai ga, sih?" katanya sembari berusaha melepas cengkeraman tangan Navy. 

"Bacot! Ga punya otak lo bercandain hal ga lucu gini? Lo punya hati ga, sih, anjing?" 

Mendengar Navy yang terus mencacinya, rasa panik yang semula menghinggapi hati Jesper hilang dan berganti diselimuti dengan perasaan marah. "Biasa aja, Sat, gue, kan, cuma bercanda. Baperan banget!"

Wajah Navy memerah dengan mata yang berkaca-kaca, tangannya yang mencengkeram kerah seragam Jesper tak mengendur sedikit pun. "Lo kelewatan! Maksud lo apa jadiin mama gue candaan?"

"Biasa aja, njir, lagian emak lo itu udah mati juga."

Di saat bersamaan dengan selesainya ucapan Jesper, tinjuan dari tangan kiri Navy melayang mengenai rahang tegas pemuda berwajah sangar tersebut, membuat siswi perempuan yang ada di kelas berteriak ketakutan saat melihat setitik darah keluar dari sudut bibir Jesper yang koyak.

Jika di pertengkaran sebelumnya Navy mendapat serangan balik dari Jesper, di pertengkaran kali ini Navy bahkan tak mengizinkan Jesper bernapas. Navy terus memberi tinjuan di wajah Jesper hingga pemuda itu terkulai lemas di lantai kelas yang dingin. Tidak berhenti sampai di sana, Navy kini menduduki perut lawannya dengan air mata yang sudah membasahi pipi, juga tatapan tajam yang membuat semua orang takut memisahkan keduanya.

"Minta maaf!" teriak Navy di depan wajah Jesper yang sudah babak-belur, hidung pemuda itu mengalami pendarahan, begitu juga sudut bibirnya dan kening yang sempat membentur sudut meja sebelum ia terbaring tak berdaya.

"Nav, udah, Nav!" teriak salah seorang siswi yang hendak mendekat, tetapi ditahan oleh temannya.

Navy tak mengacuhkan teman-teman sekelasnya yang berusaha membujuk Navy tanpa berani mendekat. Tatapannya kini hanya tertuju pada Jesper yang menatapnya lemah. "Minta maaf!" teriak Navy dengan keras.

Hiraeth [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang