"Woi, durhaka lo sama gue, Cil!"
Navy yang sedang menonton televisi bersama Raden dibuat terkejut akan kedatangan Maxius dan Atharis yang tiba-tiba sudah masuk ke ruang rawat Navy.
"Temen Navy?" tanya Raden pada Navy yang tampak menghela napas lelah.
Navy hanya menjawab dengan anggukkan, Raden yang memahami putranya pun hanya terkekeh dan mengusap kepala Navy sejenak. "Masuk aja, masuk, kalian cuma berdua?" tanya Raden yang kini sudah berdiri menyambut dua kakak kelas Navy tersebut.
Atharis menyalami Raden saat pria tersebut sudah berdiri di hadapannya. "Halo, Om, maaf ganggu waktunya," ucap Atharis dengan nada tak enak.
Maxius pun melakukan hal yang sama. "Sama Archer, Naka, Jevas, kok, Om. Tapi mereka ketinggalan di belakang," ucapnya lalu diikuti dengan bunyi tawa yang terdengar canggung.
Maxius dan Atharis tak menyangka akan ada Raden di ruang rawat Navy, pasalnya Archer mengatakan pada mereka jika Navy tidak mau dijaga oleh Raden dan Jena. Jadilah mereka memberi kesan tak sopan pada Raden saat baru pertama kali bertemu.
"Masuk aja, gapapa. Om mau keluar dulu kalo gitu, ya."
Begitu Raden sudah keluar dari ruang rawat Navy, Maxius dan Athari pun berjalan menghampiri ranjang Navy. "Durhaka lo ga ngasih tau gue kalo lagi sakit!"
"Ya, maaf, sih." Navy menatap maalas pada dua orang yang kini sudah duduk di sisi ranjangnya.
"Kalo tau lo laagi sakit, ga akan gue anterin lo ke makam mama lo hari itu," ucap Maxius yang masih kesal pada Navy.
"Udahlah, Max, kasian anak orang lo marahin terus. Ketauan Archer entar adek tirinya lo gangguin, mampus lo." Atharis yang sejak tadi diam akhiirnya ikut merasa kesal pada Maxius yang tak berhenti mengomel, benar-benar mengomel sepanjang jalan.
"Ya, maaf, sih. Gue, kan, khawatir sama Navy," sanggahnya.
"Bang Max, sama Bang Atha udah tau?" tanya Navy saat mendengar Atharis menyebut dirinya sebagai adik tiri Archer.
Maxius dan Atharis mengangguk bersamaan. "Baru tau tadi, siih, makanya kita langsung ke sini. Bu Melda juga ikut, beliau dateng sama Pak Gusman. Keknya mau ketemu wali lo, deh," tutur Maxius, tetapi tangannya kini sudah bergerak mengambil kue kering yang ada di nakas Navy.
Navy menghela napas, entahlah, ia sudah tidak ingin tahu apa pun lagi mengenai sekolah. Tak lama kemudian, ruang rawat Navy kembali kedatangan tamu, yakni Archer, Naka, Jevas, dan Jena yang datang bersamaan.
"Duh, lo pada mending balik, deh, kasian adek gue keganggu karena ada rakyat jelata di sini." Archer yang paling terakhir memasuki ruang rawat Navy memekik heboh saat melihat ruangan tersebut penuh.
Ruang rawat Navy kini benar-benar ramai karena di isi oleh tujuh orang pemuda sekaligus. Untunglah Navy berada di ruang VIP, sehingga tidak akan mengganggu pasien lain, tetapi, tetap saja mereka tidak bisa terlalu berisik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hiraeth [TERBIT]
SonstigesNavy hanya ingin hidup seperti remaja pada umumnya. Bermain, belajar, dan menikmati hidup. Namun, takdir berkata lain, Navy hidup hanya untuk merasakan kehilangan dan kesepian. "Pa, tolong pulang sebentar saja. Demi Mama." - Navy Balveer Danendra Na...