BAB 39: Navy, Tolong Lebih Kuat Lagi

1.5K 94 41
                                    

"Maaf, tapi keadaan Navy menurun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Maaf, tapi keadaan Navy menurun. Penurunan ini terjadi karena adanya penyebaran sel kanker yang tidak terdeteksi, Pak, Bu ... kami minta maaf karena saat ini kanker Navy sudah memasuki stadium empat. Dalam beberapa hari ke depan Navy akan berada di ruang ICU untuk mendapatkan perawatan intensif." Kalimat tersebut membuat Raden dan Naya bagai tersambar petir di siang bolong.

"Tapi tadi pagi Navy baik-baik aja, Dok ...," lirih Naya yang masih terkejut akan pernyataan Dokter Senja.

"Saya tau, Bu ... penderita kanker memang akan mengalami penurunan apabila kanker yang ada di tubuh pasien berkembang. Sekali lagi saya meminta maaf sebesar-besarnya." Dokter Senja menatap sepasang suami istri yang duduk di ruangannya itu dengan penuh perasaan bersalah.

"Ini takdir, Dok. Dokter ga perlu terus-terusan minta maaf." Raden tersenyum teduh dengan tangan yang tak berhenti mengusap punggung bergetar Naya.

Raden sama sedihnya dengan Naya, tetapi ia tidak bisa menunjukkan hal tersebut saat ini. Selain Naya, Naka, Jena, dan Archer juga sedang dalam keadaan terpukul.

"Terus, untuk operasinya gimana, Dok?" tanya Naya saat ia sudah bisa menenangkan diri.

Dokter Senja tampak menghela napas. "Untuk itu kita akan melakukan beberapa pemeriksaan terlebih dahulu, ya, Bu, Pak.Saya juga sedang berdiskusi dengan beberapa dokter mengenai tindakan pada Navy. Kalau kondisi Navy sudah memungkinkan, kami akan segera melakukan tindakan."

"Tolong lakukan yang terbaik untuk anak saya, Dok, saya akan bayar berapa pun asal Navy bisa sembuh lagi. Saya mohon, Dok." Raden menatap Dokter Senja dalam dengan penuh harap, begitu pun Naya yang matanya tampak kembali berkaca-kaca.

"Saya akan berusaha semampu saya, untuk kesembuhan Navy sekali lagi saya serahkan pada yang di atas, karena saya juga manusia biasa yang hanya menjadi perantara untuk kesembuhan Navy." Dokter Senja tersenyum teduh, berusaha memberi ketenangan pada dua orang yang tengah kacau di hadapannya.

"Terima kasih, Dok, kalau gitu saya dan istri saya pamit dulu. Kami bisa jenguk Navy, kan, Dok?" tanya Raden sebelum benar-benar meninggalkan ruangan Dokter Senja.

"Bisa, Pak. Tapi dalam sehari maksimal tiga orang, satu orang sebagai penunggu dan dua orang sebagai pengunjung. Pengunjung juga masuknya bergantian, ya, Pak. Karena Navy masih butuh banyak istirahat. Untuk akses sebagai penunggu pasien, nanti Bapak dan Ibu bisa ke bagian administrasi dan akan diberi satu kartu akses," jelas Dokter Senja.

"Baik, Dok. Terima kasih, saya dan istri pamit dulu."

Naya dan Raden bergantian menyalami tangan Dokter Senja sebelum pergi meninggalkan ruangan tersebut dengan suasana hati yang kacau. Naya masih mengusap matanya beberapa kali, bahkan hingga ia sudah berdiri di hadapan ketiga putranya.

"Ma, Pa, gimana keadaan Navy?" tanya Archer yang langsung berdiri dari duduknya saat mendapati keberadaan orang tuanya.

Naka dan Jena pun tak kalah khawatirnya dengan Archer, hanya saja mereka masih bisa menahan diri untuk tidak bertanya sebelum Naya dan Raden berbicara terlebih dahulu.

Hiraeth [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang