Navy merasa tubuhnya kini semakin payah, bahkan kegiatan di sekolah yang hanya belajar dan mengerjakan tugas saja mampu membuat Navy sakit kepala. Entah penyakitnya yang semakin parah, atau memang murid lain pun merasakan lelah yang sama dengan yang Navy rasakan. Navy tidak tahu, yang pasti kini ia merasa tubuhnya semakin payah.
Setelah berada di sekolah selama tujuh jam, akhirnya Navy bisa bernapas lega saat bel berbunyi menandakan berakhirnya jam pelajaran yang menjadi penutup sekolah hari ini. Sejak kejadian di mana Navy diantar pulang oleh Jena beberapa hari lalu, Navy menjadi sedikit canggung dengan Archer. Ia bahkan jarang menghabiskan waktu istirahat dengan Archer, Maxius, dan Atharis.
Beberapa kali Archer akan mengajak Navy kembali bermain ke rumahnya, tetapi Navy tentu saja menolak. Navy tidak ingin benar-benar menjadi perusak di rumah hangat yang menjadi tempat paling nyaman untuk Archer, Jena, dan Naka.
"Nav, lo ga nyatet dari tadi?" tanya Archer saat guru yang mengajar telah keluar.
"Engga," jawab Navy singkat, "nanti aja pinjem punya Feni." Navy melanjutkan ucapannya sembari memasukkan barang-barangnya ke dalam tas.
"Ga pinjam punya gue aja?" Archer menggeser buku catatannya ke meja Navy, pemuda itu tentu sadar jika beberapa hari ini Navy seperti tengah menjaga jarak dengannya.
"Ga usah, Ar." Navy menggeser kembali buku catatan Archer. "Lo balik sama siapa?" tanya Navy untuk berbasa-basi agar Archer tak kembali berusaha meminjaminya buku catatan.
"Sama Papa, sopir gue lagi pulkam. Udah empat harian gue dianter jemput Papa." Archer mengambil bukunya, kelas sudah mulai kosong, ia pun berdiri dari duduknya dan melihat Navy yang tampak oleng saat hendak berdiri. "Lo gapapa, Nav?"
"Gue gapapa," jawab Navy, ia berusaha melepas tangan Archer yang memegang bahunya.
"Oke, gue mau ke toilet. Duluan, ya." Archer merasa suasana hatinya tidak cukup baik sekarang karena Navy seperti menjauhinya. Gue salah apa, sih, Nav? batinnya, menerka-nerka kesalahan apa yang ia perbuat hingga Navy marah atau merasa kecewa dengan dirinya.
Navy menatap tak enak pada punggung Archer yang berjalan meninggalkannya. Navy tahu Archer tidak bersalah, pemuda itu tidak tahu konflik antara dirinya dan Jena, lalu kenapa Navy harus menjauhi Archer? Navy tahu, Jena memintanya untuk menjauhi Archer, tetapi ... rasanya sedikit sakit saat harus menjauhi teman dekatnya sendiri. Bahkan hampir semua orang akan mengatakan hal yang sama saat berpapasan dengan Navy di area sekolah. "Tumben ga sama Archer, Navy?" Pertanyaan itu selalu Navy jawab dengan tawa yang canggung.
Sory, Ar. Tapi, ini juga bukan kemauan gue ....
Navy berjalan meninggalkan kelasnya, sepanjang jalan beberapa siswa akan menyapa Navy dengan ramah. Navy juga bertemu dengan Maxius yang menawarinya tumpangan, tetapi dengan sopan Navy tolak.
Kini langkah Navy sudah tiba di luar gerbang, Navy berencana untuk pulang jalan kaki. Ya, Navy tahu tubuhnya akan kelelahan, hanya saja belakangan ini Navy suka pulang sekolah dengan berjalan kaki karena ia bisa bertemu beberapa kucing jalanan dan mengajak kucing-kucing itu untuk bermain.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hiraeth [TERBIT]
RandomNavy hanya ingin hidup seperti remaja pada umumnya. Bermain, belajar, dan menikmati hidup. Namun, takdir berkata lain, Navy hidup hanya untuk merasakan kehilangan dan kesepian. "Pa, tolong pulang sebentar saja. Demi Mama." - Navy Balveer Danendra Na...