Chapter 16

137 14 11
                                    

Hari ini Soraya tetap datang ke pernikahan Andini dan Viko calon suaminya setelah kejadian pembobolan di rumah semalam. Sejak semalam Soraya tak henti-hentinya menangisi karena Soraya di pastikan sulit mendapatkan pekerjaan karena tidak memiliki ijazah apapun.

Semuanya sudah rusak...

Sampai detik ini Soraya tidak habis pikir kenapa dari sekian banyak barang di rumahnya kenapa perampok itu menghancurkan dokumen pentingnya.

Kenapa mereka tidak mengambil tas gucci atau hermes nya di lemari? Atau guci di ruang tamu atau juga perhiasan peninggalan Oma nya yang sangat banyak di laci.

Kenapa tidak ada barang dari mereka yang hilang?

Soraya masih tidak mengerti..

Tiba sana Soraya menikmati pemandangan pantai karena acara pernikahan Andini dan Viko di adakan outdoor yaitu di tepi pantai dan Soraya salah satu bridesmaid nya. Saat masuk ke ruangan pengantin Soraya terpesona melihat Andini yang cantik memakai gaun pengantin nya.

Soraya senang masih di beri kesempatan melihat sahabatnya menikah.

"Wow, bidadari dari mana ini?" goda Soraya.

Andini tersipu malu.

"Soraya!" seru Andini malu.

Soraya dan Margin terkekeh melihat wajah Andini yang merona malu.

Soraya sendiri berusaha bersikap tidak terjadi apa-apa karena tidak ingin Andini atau Margin khawatir kalau tahu semalam ada perampokan di rumahnya. Mereka juga tidak tahu kalau bisnis nya bangkrut karena Soraya tidak pernah bercerita soal ini semua.

Bukan karena apa-apa Soraya tidak memberitahu kedua sahabat nya hanya saja Soraya tidak ingin fokus mereka terpecah saat persiapan pernikahan Andini yang di depan mata.

Soraya sudah melaporkan nya ke polisi tadi tapi respon mereka kurang memuaskan karena mereka menganggap masalah ini hanyalah hal yang tidak serius apalagi tidak ada barang mahal yang di curi tapi Soraya tetap berharap mereka segera menemukan pelaku nya.

Setidaknya Soraya tahu siapa yang tega melakukan ini semua..

"Kenapa melamun?" tanya Margin sebab dari tadi memperhatikan Soraya yang tidak fokus.

"Ah, tidak. Aku terlalu bahagia hadir di pernikahan Andini."

Soraya bersikap tenang agar Margin tidak curiga sebab dia sudah menyipitkan matanya meneliti wajahnya.

"Matamu terlihat bengkak. Habis menangis?" tebak Margin.

Soraya terbelalak karena Margin menebak tepat sasaran.

Ya Tuhan aku harus bagaimana?

Apa Soraya jujur saja kepada Margin.

"Katakan sejujurnya Soraya." tuntut Margin.

Soraya mengajak Margin agar menjauh dari Andini agar dia tidak mendengar percakapan mereka. Setelah jauh dari Andini akhirnya Soraya menceritakan semuanya di mulai dari bisnis nya yang sudah bangkrut dan juga perampokan di rumahnya semalam.

"Apa? Kenapa kau tidak pernah bilang Soraya!" pekik Margin kaget.

"Shutt. Pelan kan suaramu." pinta Soraya panik takut orang lain mendengar percakapan mereka.

"Oke, katakan kenapa kau tidak pernah memberitahu ini kepada kami. Kau tidak menganggap kami sahabat mu lagi?" tuduh Margin.

"Tidak, Margin. Aku tidak bilang kepada kalian karena aku tidak ingin fokus kalian terpecah karena masalah ku. Aku ingin kau fokus dengan pernikahan Andini dan Andini fokus kepada pernikahan nya."

Belitan Cinta (ON GOING) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang