35 [S2]

186 22 7
                                    

Flashback..

Sasuke dan Sakura sekarang telah resmi menjadi partner untuk misi besar yang akan membawa mereka berkelana jauh dari Konoha selama satu bulan penuh. Misi ini adalah salah satu misi terberat yang pernah diemban oleh Sasuke, melibatkan investigasi dan pertempuran di wilayah yang tidak dikenal, serta kemungkinan menghadapi musuh yang berbahaya. Dengan Sakura di sisinya, Sasuke merasa sedikit lebih tenang, meskipun ia tahu bahwa perjalanan ini tidak akan mudah.

Di pagi hari, Sasuke sudah bersiap-siap di rumahnya. Ia mengemas perlengkapan yang ia butuhkan dengan cepat dan efisien—senjata, obat-obatan, dan barang-barang esensial untuk perjalanan panjang. Sebagai shinobi berpengalaman, Sasuke tahu pentingnya persiapan yang matang, terutama untuk misi yang penuh ketidakpastian.

Sakura, yang juga berada di apartemennya, mulai mengemas barang-barangnya. Sebagai ninja medis, ia memastikan untuk membawa peralatan medis yang lengkap, mulai dari ramuan penyembuh hingga alat-alat operasi darurat. Dia juga menyiapkan beberapa pakaian dan perlengkapan pribadi, meski di dalam hatinya ia sadar bahwa selama sebulan penuh, fokusnya hanya pada misi dan pada Sasuke.

Ketika matahari mulai naik, mereka bertemu di gerbang desa. Sasuke, dengan sikap tenang dan dinginnya, sudah siap dengan peralatan di punggungnya. Sakura datang tak lama kemudian, mengenakan pakaian tempurnya, membawa tas besar berisi perlengkapan medis dan persediaan untuk perjalanan panjang.

“Kau sudah siap?” tanya Sasuke tanpa basa-basi, menatap Sakura dengan ekspresi serius.

Sakura mengangguk, tersenyum tipis. “Ya, aku siap. Semua barang yang kita butuhkan sudah aku bawa.”

Sasuke mengangguk singkat dan tanpa banyak bicara lagi, mereka mulai berjalan bersama keluar dari Konoha. Suasana di antara mereka terasa tenang, tapi juga penuh dengan harapan dan rasa tanggung jawab. Meskipun ini bukan pertama kalinya mereka bekerja sama, ini adalah pertama kalinya mereka akan berkelana berdua selama satu bulan penuh—waktu yang sangat lama untuk sebuah misi.

Sepanjang perjalanan awal, mereka berbagi keheningan. Sasuke, seperti biasa, tenggelam dalam pikirannya, merencanakan strategi misi dan memikirkan kemungkinan bahaya yang mungkin akan mereka hadapi. Sementara itu, Sakura, meskipun sesekali mencuri pandang ke arah Sasuke, mencoba tetap fokus pada tujuannya sebagai ninja medis.

Ketika hari mulai beranjak sore, mereka berhenti sejenak di sebuah tebing yang menghadap ke hutan lebat di bawahnya. Sasuke menatap cakrawala dengan mata Rinnegan yang berkilat, mencoba memprediksi jalur yang akan mereka ambil esok hari.

“Kita akan masuk ke wilayah yang cukup berbahaya besok,” kata Sasuke tiba-tiba, suaranya terdengar tegas tapi tenang. “Ada kemungkinan kita bertemu musuh yang kuat, jadi bersiaplah.”

Sakura menatap Sasuke, mengangguk dengan serius. “Aku mengerti. Aku akan siap untuk apa pun yang terjadi.”

Sasuke menatap Sakura sebentar, melihat kesungguhan di matanya. Ia selalu menghargai kemampuan dan ketangguhan Sakura, meskipun sering kali ia tidak mengungkapkannya. Di dalam hati, ia merasa sedikit lebih tenang mengetahui bahwa dia tidak sendirian dalam perjalanan ini. Sakura adalah ninja yang dapat ia percayai dengan nyawanya.

Malam itu, mereka mendirikan perkemahan kecil di bawah langit terbuka. Sasuke, seperti biasa, duduk berjaga di tepi perkemahan, mengawasi sekitar dengan waspada. Sakura, setelah menyiapkan peralatan medisnya dan memastikan mereka memiliki persediaan makanan yang cukup, duduk di sebelah Sasuke, memandangi api unggun kecil yang menyala.

“Ini pertama kalinya kita berdua pergi untuk misi selama ini,” kata Sakura dengan nada lembut, mencoba memulai percakapan.

Sasuke hanya mengangguk, matanya tetap fokus pada hutan di sekitar mereka. "Misi ini lebih dari sekedar penyelidikan biasa. Aku ingin kau berhati-hati," katanya dengan nada yang lebih serius dari biasanya.

SAKURA CANON [ Sasusaku ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang