episode 27

530 79 22
                                    

Hallo semua nya sudah siap membaca hari ini?
Happy Reading...
















































Episode Selanjutnya...

Hari demi hari, minggu demi minggu Gita telah lalui setelah ke pergian Shani. Bagaimana pun Ia harus tetap melanjutkan hidup walau setiap detik menit Ia selalu merindukan sosok Shani berada di sampingnya.

sikap Gita semakin dingin tidak ada ke ceriaan terpancar di wajahnya. Namun, Ia terus menutupi ke sedihan dengan senyuman palsu di hadapan Gracia, bunda Ve, maupun yang lain nya. Walau saat sendirian Gita hanyalah orang yang rapuh, ringkih dan penuh luka tusuk di dalam nya. Nampak sering kali Ia menangis pilu di atas pusara kedua orang tua nya sendirian menyesali setiap apa yang terjadi pada dirinya dan keluarganya. Ia dipaksa harus dewasa meskipun banyak keluh yang ingin Ia hambur tanpa lidah merasa kelu.

Sungguh Gita yang malang, seharus nya saat ini dia masih bisa merasakan peluk hangat Kakak dan kedua orang tua nya seperti orang lain. Dia justru harus memeluk luka nya sendiri, Gadis manja ini harus bertahan sendirian sekarang.

3 Bulan setelah Shani dinyatakan meninggal, Semua Aset jatuh ke tangan Gita. Meskipun begitu Gita tidak mau mengambil apa yang menjadi hak kakak nya Ia tidak maruk dengan harta. Hanya saja setelah kepergian Shani, Gita mulai belajar menggantikan peran kakak nya menjadi PresDir di perusahaan milik keluarga Natio di sela-sela kesibukan nya sebagai mahasiswa juga. Dia tidak sendiri mengurusi perusahaan melainkan dibantu juga oleh Jinan teman Shani.

POV Natio corp

Gita sekarang sedang berada di ruangan Shani.
Ia tengah berkutat dengan Laptop milik kakak nya itu. banyak sekali juga hal-hal yang harus Gita pelajari juga disana.

Setelah selesai dengan kegiatan nya Gita, meng Close halaman pekerjaan nya di layar laptop itu. Indra penglihatan nya mulai berkaca-kaca kembali ketika melihat Potret Dirinya yang tengah tersenyum bahagia bersama sang kakak. Tak henti-henti nya pula Halusinasinya menguasai ketika Gita sedang rapuh seperti sekarang. Bahkan Dia juga sesekali memeriksakan kesehatan mental nya hanya untuk sekedar berkonsultasi pada psikolog.

Entah kenapa bayang-bayang sosok Shani selalu muncul di hadapan nya, Apa karena Gita belum sepenuhnya mengikhlaskan Shani ataukah ada hal lain. Gita tidak mempermasalkan itu ia justru merasa senang jika dia bisa melihat Shani berada disamping nya meskipun hanya sekedar bayang.

Benar Saja saat diri nya sudah mengeluarkan air mata, Sosok Shani kembali hadir.

"Sayang kenapa nangis?." Tanya Shani mengusap air mata yang turun membasahi pipi Gita.

"Cici, Cici muncul lagi?." Ucap Gita menoleh ke arah Shani berada.

"Hemm, dedek lagi kangen Cici ya sayang?." Tanya Shani tersenyum namun tak menjawab pertanyaan Gita, Ia mengalihkan pembicaraan nya.

"Iya Ci, dedek kangen banget." Ucap Gita kemudian berdiri dari duduknya menubrukan badan nya kebadan Shani, Ia memeluk tubuh Shani kemudian mengeratkan pelukan nya serta menenggelamkan seluruh wajahnya di ceruk leher Shani.

"Kenapa Cici selalu muncul dihadapan dedek, bagaimana dedek mau ikhlasin kepergian Cici?. bahkan saat ini dedek seperti memeluk Cici secara nyata." Ucap Gita lirih

"Cici kan udah janji gak akan tinggalin dedek sendirian." Ucap lembut Shani di telinga Gita dengan tangan yang setia mengelus punggung dan membelai rambut sang adik.

"Tapi Ci, Dedek mau Cici yang nyata bukan Khayalan dedek aja." Ucap Gita yang mendongak menatap Wajah Shani penuh harap.

"Akan ada saat nya dek, Kita bertemu kembali." Ucap Shani tersenyum kemudian mengecup kening Gita lama.

BELOVED LITTLE SISTER [ selesai ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang