Bab 26 «^^^^^»

120 11 9
                                    

[POV Orang kedua/Arzius]
___________________________________________

.
.
.
.
.

**†**

[Flashback di Hari Elzette sadar]

Semalam pemakaman Elzette.

Pagi hari.

Di ruangan Duke.

.
.
.

Setelah semalam rasanya seperti mimpi. Elzette istriku, dia masih hidup. Wanitaku tidak pergi meninggalkanku.

Sejak semalam aku menungguinya jujur aku mengkhawatirkannya.

Tabib terus berkata kepadaku bahwa Elzette baik-baik saja, tapi sulit bagiku untuk menerimanya setelah melihatnya jatuh pingsan.

Aku selesai mengurus semua hal terkait pemindahan harta Marquis pada Elzette. Dirinya tidak meninggal.

Kini dirinya tidak perlu khawatir terhadap haknya. Tangisan di pelupuk mataku berubah menjadi tangis kebahagiaan.

Semalam saat akhirnya Elzette siuman, setelah Tabib memeriksanya... Dirinya dinyatakan tengah mengandung buah hati kami.

Apakah ini pesan dari Tuhan dengan memberikanku kesempatan untuk hidup dengan baik?

Ya, aku akan memanfaatkannya sebaik mungkin. Aku masih tidak yakin bisa menjadi suami dan calon ayah yang baik. Tapi, aku akan mencari tau banyak hal.

Aku akan merawat dirinya dengan baik. Aku tidak akan membiarkan hal buruk apapun terjadi padanya.

Aku masih sedikit merenung hingga suara Dean membuyarkan nya.

" Tuan, para Tabib yang anda minta untuk di panggil sudah datang. "

" Suruh mereka masuk. "

" Baik. "

Ketiga tabib yang mendiagnosis kematian Elzette memasuki ruanganku dan mereka langsung berlutut.

" S-salam yang Mulia, Tuan Duke. "

Ketiga tabib itu... terlihat takut-takut.

" Berhentilah bersikap hormat begitu. Langsung saja. Apa kalian siap mendapatkan hukuman? Kalian jelas sudah melakukan perbuatan dosa. Karena ulah kalian, istriku bisa saja sudah dimakamkan hidup-hidup! "

' srriiinnnggg '

Aku mengeluarkan pedangku dan menodongkan nya pada salah satu dari 3 tabib.

Seketika ketiga tabib itu bersujud di hadapanku.

Aku hanya memandangi mereka yang terus gemetaran.

" Apa ada kata-kata terakhir? "

Salah seorang dari Tabib itu buka suara.

" Tunggu, yang Mulia. Izinkan saya memberitahukan suatu hal. "

" Kuharap itu bukan hal yang akan membuang-buang waktuku. "

Aku menurunkan pedangku, menyerahkannya pada Dean.

Salah satu dari Tabib itu mengeluarkan botol kecil berisi cairan dari balik kantung bajunya.

The Duke Got Me Pregnant [Transmigrasi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang