Bab 18 [Their last night]

160 6 3
                                    

.
.
.
.
.

**†**

Mereka melakukannya. 🔞❌🥰

.
.
.
.
.

Esoknya, keduanya nampak menyibukkan diri.

Arzius pergi ke Kekaisaran karena mendapatkan panggilan segera, sementara Elzette mencoba mengalihkan pikirannya dengan berkutat kembali dengan urusan Kediaman.

Ia akan menulis berbagai catatan. Tentang hari-harinya dan semua hal yang ia lakukan agar kelak jika ada yang menemukannya bisa mengerti seperti apa hari-harinya ketika dirinya masih ada di dunia ini.

Mencatat semuanya, dengan rincian detail hari dan tanggal.

Menaruhnya di sebuah kotak lalu ia kunci, dan meletakkannya di bawah ranjang.

Ia mengambil sebuah botol kecil di sakunya. Mengenggamnya erat, menghela nafas. Tanpa sadar air matanya menitik. Ini keputusannya.

.
.
.

Selama beberapa hari ini, Elzette dan Arzius nampak seperti pasangan serasi pada umumnya.

Terlihat tak ada yang aneh, mereka menikmati hari dan mengobrol banyak. Mereka juga jadi lebih sering melakukan hubungan itu.

Berita tentang pemilihan Putri Mahkota juga sudah diumumkan, para kepala keluarga bangsawan yang memiliki putri berbondong-bondong mendaftarkan putrinya untuk menjadi kandidat Putri Mahkota.

Di tengah kesibukan di Kekaisaran, Harger nampak frustasi karena bagaimana tidak? Kali ini apa yang akan Kaisar Garleos lakukan kepadanya? Siapa yang pamannya itu pilih untuk menjadi Putri Mahkota?

Apalagi pria paruh baya itu malah menyuruh Harger untuk tetap diam tanpa ikut campur masalah yang seharusnya adalah pernikahannya sendiri.

.
.
.
.
.

Malam ke 6.

Besok adalah hari terakhir waktu yang diberikan Kaisar Garleos kepada Elzette untuk menyerahkan surat cerainya dengan Duke.

Arzius dan Elzette sudah berbaring di ranjang mereka.

Mereka bersebelahan sekarang, Elzette masih menatap langit-langit sejak ia membaringkan diri. Sementara Arzius merebahkan diri dan langsung menghadap Istrinya.

Elzette menahan agar tak tergoyah dan menangis karena ini malam terakhir mereka bersama. Karena mungkin ia tak akan menemui malam lagi besok.

Arzius akhirnya buka suara setelah sejak tadi mereka berdua terus diam.

" Elzette? Istriku? Kau tampak sedih. "

Elzette segera menoleh begitu mendengar komentar Suaminya itu, memang sepertinya feeling itu tidak bisa di sembunyikan. Memang di dalam lubuk hati Elzette, sekarang ia sedang menangis.

" Hmm? Tidak. Saya tidak sedih Arzi. Hanya mengingat kembali masa lalu, aku harap kenangan kita cukup. "

" Apa maksudmu berkata begitu? Kita harus lebih banyak membuat kenangan lagi. "

Arzius memeluk Elzette. Mendekap nya dengan lembut kedalam kehangatan di balik selimut.

Meski suasananya sangat tenang, tapi hati Elzette justru mengalami badai. Hubungan mereka sudah sangat baik, tapi jelas itu tidak akan selamanya baik mulai sekarang.

.
.
.

Pagi hari.

Duke berangkat ke Kekaisaran seperti biasanya.

The Duke Got Me Pregnant [Transmigrasi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang