Bab 21 «·····»

128 8 0
                                    

Voteee⭐✨
___________________________________________

Lanjut bab sebelumnya.
___________________________________________

.
.
.
.
.

**†**

Masih di kamar Elzette.

" Jangan menyembunyikan rasa sakit apapun di depanku. "

" Baiklah. "

Wanita itu mengiyakannya.

" Kau membuatku khawatir. "

Arzius mengelus wajah dan menyingkirkan suraian anak rambut silver wanita itu.

" Elzette. Aku melakukan kesalahan padamu. Tolong maafkan aku. "

" Apa maksud Tuan Duke? Untuk apa? "

Duke terdiam. Ia berhenti mengelus wajah itu.

Elzette memanggilnya Tuan Duke. Ini bukan seperti biasanya. Tapi ya ini baru sehari setelah upacara pemakamannya.

Wanitanya ini dinyatakan masih hidup, bahkan semalam dinyatakan sedang hamil. Arzius tidak bisa memikirkan apapun, jujur perasaannya agak tak bisa ia pahami. Tapi ia bahagia, Elzette masih hidup dan sekarang sedang mengandung keturunannya.

Mungkin istrinya itu masih harus beradaptasi lagi untuk kedepannya. Dirinya kembali fokus pada wanita yang masih terbaring di hadapannya.

Arzius meraih tangan Elzette, mengenggamnya. Mencium punggung tangan itu.

" Aku mengatakan hal yang tidak penting. Lupakanlah. Sekarang lebih baik kau istirahat dan makanlah, aku akan menemuimu lagi nanti. "

Arzius bangkit, ia hendak pergi.

Elzette meraih tangan itu, menghentikan Arzius agar tak pergi.

" Umm... Tuan Duke. Tolong tetap disini sebentar. "

" Ada apa? Apa ada yang sakit? "

" Tidak, tapi apa saya terlihat seperti bukan diri saya? bagi anda? "

Elzette yang sekarang adalah Ardelia.

Ia memperhatikan gerak-gerik Duke yang nampak terkejut sedikit, meski wajahnya terlihat selalu tenang.

Sepertinya Ardelia harus mengubah cara bicaranya agar lebih mirip Elzette asli. Kemampuannya sebagai Detektif memang membuat dirinya lebih peka.

Arzius kembali menatap wanitanya.

" Kau.... tetaplah dirimu. "

Duke tersenyum tipis. Senyumnya teduh, memberi isyarat agar dirinya tak mengkhawatirkan apapun.

Elzette ikut tersenyum, ia bangun dan duduk di bantu Arzius. Menyandar pada headbed.

Elzette menaruh dan membelai tangan yang masih menggenggam erat tangannya.

Tiba-tiba Elzette merasa mual.

" Ukh, ugh! "

Elzette menahan mulutnya dengan kedua tangannya. Tapi rasa mual itu tiba-tiba datang dan tak tertahankan.

Ia muntah.

Perutnya memaksanya mengeluarkan apa yang ada di dalamnya. Tapi hanya cairan bening yang keluar. Jelas karena dirinya belum makan apapun.

Arzius agak terkejut, Istrinya tiba-tiba muntah. Wajahnya sangat khawatir.

" Elzette! "

Ia segara mengambil kain di atas nakas untuk mengelap bekas muntah di mulut Elzette dan membersihkan muntahan bening di ranjang.

The Duke Got Me Pregnant [Transmigrasi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang