46 | Dear Popi [END]

402 53 15
                                    


"Ra, maafin gue."

"Lo ngeselin!" Akhirnya Dhara mengungkapkan isi hatinya. "Udah tahu tangan masih sakit, malah keluar kota. Biar kata temen lo yang nyetir, lo tetap butuh istirahat di rumah!"

Isac sengeja diam. Memberi waktu pada perempuan itu untuk menumpahkan segala kekesalannya.

Bukannya kembali mengoceh, Dhara malah menangis.

Isac segera merengkuh tubuh Dhara dengan erat.

Dhara berusaha melepaskan diri, namun Isac tidak membiarkan itu terjadi.

"Makanya kita nikah aja, supaya lo bisa ikut gue kemana-mana."

Kedua tangan Dhara berhasil mendorong tubuh Isac. "Siapa juga yang mau nikah sama lo!"

Isac dengan percaya diri berucap, "gue udah dapat restu dari Pak Ben."

"Kepedean." Dhara mengabaikan tatapan Isac. Undangan yang tadi sempat terabaikan, kini ia raih lalu dibuka dengan gerakan kasar

"Gimana kalau kita beli baju couple untuk acaranya Luna?"

"Kita?"

"Iya, kita bertiga."

"Kehadiran gue dan Oka bakal jadi pusat perhatian orang-orang yang kenal elo."

"Gue tinggal bilang 'ini istri dan anak saya'."

Dhara melempar undangan ke Isac. "Gue lagi serius!"

"Kapan gue nggak serius?" tantang Isac. "Gue nggak akan menghindari pertanyaan julid dari orang-orang. Apapun yang terjadi kalian akan selalu gue perjuangkan."

Dhara gagal menahan senyumnya tatkala Isac mendekat lalu mencium keningnya. Tidak sampai di situ, selanjutnya laki-laki itu meraih kedua tangan Dhara kemudian dikecup bergantian.

Sekonyong-konyong Oka menangis. Si bayi montok itu dalam posisi telentang bersama beberapa mainan berukuran kecil.

Lantaran tangan Isac masih sakit, Dhara lah yang mengangkat Oka lalu diletakkan ke pangkuan Isac. Laki-laki itu memegangi Oka dengan tangan kiri.

Melihat Isac yang sedang menenangkan Oka, membuat Dhara teringat kembali pada sosok sahabat baiknya yang telah tiada.


"Popi .... Maaf karena gue jatuh cinta sama mantan lo. Berkali-kali gue menyangkal, hati gue tetap jatuh ke dia."

"Terima kasih telah menghadirkan Oka di tengah-tengah kami. Oka seperti keajaiban. Kehadiran Oka membuat gue bertemu Isac untuk kedua kalinya. Dan setelah mengenal Isac, gue jadi tahu banyak hal tentang lo yang selama ini gue lewatkan."

"Bahagia di sana, ya, Pop. Gue, Isac, dan semua orang di sini akan selalu menjaga Oka. Bayi mungil yang demi kehadirannya di bumi, lo bayar mahal dengan nyawa.


-Selesai-

What Popi Left Behind [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang