eighteen

53 30 20
                                    

Selamat membaca!!

Perilaku buruk bukan berarti tanpa alasan.

~Margareza

°

Malam ini, mereka berkumpul di rumah yang sudah mereka anggap sebagai tongkrongan. Dimana mereka dapat berkunjung sesuka hati. Kapan pun pasti terbuka lebar bagi mereka. Meskipun rumah itu milik Daniel seorang, tetapi laki-laki itu memberi ruang kepada mereka yang sudah dia anggap adiknya sendiri. Yang memberi arahan, dan juga sebagai pelindung. Daniel yang paling tua pun sangat bersedia menjaga teman-temannya itu.

Tepatnya di ruang tengah.

Suara derap langkah kaki yang datang dari dapur membuat fokus laki-laki berambut Curly itu teralihkan. "Sa, Lo habis kejedot darimana?" tanya Redo menahan tawanya ketika melihat Sasa. "Kepala lo benjol sebelah anjir, kayak disengat tawon."

Sasa menampilkan wajah bete seraya membawa satu bungkus Pop Mie ditangannya, "Sialan emang. Lemari sialan!" umpatnya. Tadi ketika mengambil sebungkus Pop Mie, tiba-tiba kepalanya kejedot sudut lemari. Sungguh hari kesialan bagi Sasa.

Redo mengeluarkan tawanya yang dia tahan daritadi, "Itu pasti karma gak ngasih mie-nya ke gue."

Sebuah remot melayang tepat mengenai kening laki-laki itu membuatnya mengaduh kesakitan. Sedangkan Sasa balas tertawa mengejek. "Syukurin."

"Jahad banget sama mas." ucap Redo dramatis.

"Dih." Sasa memberikan tatapan bombastic kepada laki-laki itu.

Kemudian tatapan gadis tomboy itu beralih pada Marga yang mengambil satu batang rokok di meja. Seketika pupil matanya membesar, menyorot tak suka pada Marga.

"Lo kalau punya masalah jangan kayak gitu, Ga." celetuk Sasa menginterupsi gerakan gadis berHoodie itu.

Marga hanya acuh. Bibirnya mulai mengapit batang berwarna putih tersebut, lalu mengambil korek untuk menyalakan nikotin itu. Dia mulai menyesap dan menghembuskan kembali asapnya ke udara. Kepulan asap pun memenuhi ruangan tersebut.

"Ga?" panggil Sasa lagi. Dirinya tak terima jika teman satu-satunya itu kecanduan merokok. Apalagi Marga seorang perempuan. Ya, meskipun pergaulannya menyerupai laki-laki Sasa tak mau dirinya ikut hanyut menyesap nikotin itu.

"Apa, Sa?" tanya balik Marga menatap datar gadis itu.

"Matiin rokoknya."

"Nanggung. Udah nyala." balas Marga seraya menyesap rokoknya.

"Gue juga mau kalo gitu." sahut Redo ikut mengambil satu batang rokok yang sama.

"Lo juga ngapain ikut-ikutan!" geram Sasa merasa peringatannya diabaikan.

"Nanggung. Udah nyala." ucap Redo mengikuti nada bicara Marga. Singkat dan datar.

Seorang laki-laki beranting sebelah kiri datang menyerobot duduk di sebelah Marga. Dengan bau khas wangi sabun mandi yang masih menyengat ditubuhnya. "Enak kali lo ngabisin rokok gue" kata Daniel mengambil bungkus kotak itu.

"Buset bang, wangi lo kayak baru mandi air tujuh kembang." ucap Devan yang mengendus. Laki-laki itu baru menimbrung setelah game online-nya selesai.

MARGAREZATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang