Selamat membaca!
••••
Suara ricuh siswa menggema di ruang kelas IPS-06. Bel masuk setelah istirahat pertama berbunyi beberapa menit yang lalu. Semua siswa belum masuk sepenuhnya.
Ada yang baru masuk sambil membawa makanan ke dalam kelas. Beberapa siswa juga banyak yang keluar bangku, mencari contekan tugas.
Kini, sebuah meja di kerumuni empat siswa yang sibuk menyalin jawaban. Salah satunya adalah Marga. Di sampingnya, ada Syla yang beradu mulut dengan Devano.
"Lo bisa agak sana dikit nggak?" ujar Devano kesal, sedikit mendorong lengan Syla yang menutupi bukunya.
"Gak usah pegang-pegang juga kali'," balas Syla tak kalah kesal karena tulisannya jadi tercoret akibat dorongan cowok itu. Sembari mencari penghapus di kotak pensilnya, dia mendengus.
Bukannya merasa bersalah, Devano malah menampilkan wajah songongnya. "Sorry, gak sengaja" katanya.
"Rese lo," seru Syla mendelik tajam. Dia spontan mencubit lengan Devan membuat sang empu meringis kesakitan.
"Mending kalian keluar daripada ngeganggu orang." ucap Marga datar.
"Dah! Sono keluar." suruh Toni seenak jidat, kebetulan duduknya berada di depan Marga.
Devano tak mengindahkan tatapan gadis berHoodie itu, pura-pura melanjutkan menulis. Seolah tidak ada yang terjadi barusan.
Sebuah pijakan mengenai sepatu laki-laki itu, lantas membuatnya mendongak. Menatap datar sang pelaku sembari menaikkan satu alisnya bertanya.
"Gue gak ikutan" ledek Syla pelan.
Sontak Devano membulat tak percaya, "Gak usah maruk."
"Jelas lo duluan yang jahil ke gue" kata Syla tak mau disalahkan.
"Serah lo," balas Devan pasrah.
Tak lama, pintu kelas terbuka membuat semua siswa menoleh ke arah tersebut. Menanti siapa yang akan masuk ke kelas lagi. Mereka pun segera kembali ke tempat duduk masing-masing, duduk dengan tenang menyambut sang guru dengan sangat baik.
Masuklah Bu Resi berjalan dengan anggun menuju meja guru ditemani setumpuk kertas yang dipeluk erat olehnya.
"Selamat pagi Bu..." serempak semua siswa mengucapkan salam pada umumnya kepada guru wanita itu.
Bu Resi membalas sambil tersenyum, "pagi anak-anak" kemudian menoleh ke arah pintu.
Di ambang pintu terdapat seorang laki-laki berseragam yang berdiri tegak dengan salah satu tangan yang masuk ke dalam celana. Setelah mendapat kode untuk masuk, dia berjalan cool memasuki kelas.
Sedangkan siswa lain di kelas, banyak yang saling bisik-bisik membicarakan murid baru itu. Bahkan ada yang secara terang-terangan memuji ketampanan cowok yang berdiri di depan. Membuat suasana kelas menjadi ramai kembali.
"Nggak nyangka kedatangan cowok ganteng lagi!"
"Omaigot, ini pangeran dari mana lagi ya tuhan"
"Omo-omo,"
Masih banyak lagi pujian yang ditujukan ke laki-laki itu. Namun, berubah diam karena suara Bu Resi sudah kembali terdengar.
"Anak-anak, jadi hari ini di kelas kita ada tambahan siswa baru. Jangan terlalu heboh kayak nggak pernah lihat orang tampan ya!" kata Bu Resi, membuat beberapa siswa merasa sedikit tersinggung dengan kalimat itu. "Ah, maaf. Bukan begitu maksud saya" lanjutnya tersenyum tak enak.
![](https://img.wattpad.com/cover/337830053-288-k199236.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
MARGAREZA
Teen FictionBukan hanya kisah seorang gadis romansa di SMA. Ini sebuah kisah remaja yang menyukai hal-hal diluar batas. Pelampiasan lukanya yang terpendam. Bad Girl menjadi julukan gadis itu. [Margareza Inara] CERITA INI ASLI DARI PEMIKIRAN SAYA SENDIRI!! • •...