twenty one

48 25 10
                                    

Selamat membaca!!

°

Pada istirahat pertama, kantin SMA Negeri Galeryan sudah ramai pembeli yang berdesakan mengantri makanan. Disitu menyediakan berbagai jenis makanan, mulai dari yang termahal sampai termurah. Kemungkinan ada belasan jejeran warung yang selalu ramai setiap saat.

Disediakan juga beberapa meja kantin di depan warung untuk tempat para siswa makan sambil beristirahat. Mereka bisa bebas sepuasnya disana.

Saat ini, ada tiga siswa kelas XI yang mengambil tempat di bagian pojok. Mereka menunggu pesanan datang sembari berbincang-bincang.

"Mar, lo sakit?" tanya Syla menatap wajah Marga yang terlihat lebih pucat dari biasanya.

Marga menggeleng kecil, "Kenapa?"

"Wajah lo pucat," tambah Devan. Mereka berdua menatap Marga mengintimidasi.

"Kalau belum sehat, harusnya gak usah masuk dulu." celetuk Syla seperti mengomeli anaknya yang membantah.

Sontak Marga tersedak air liurnya sendiri mendengar pernyataan gadis berambut pirang itu, "Uhuk-uhuk"

"Tuh kan," tuduh Devano sembari menyodorkan sebotol air Le Mineral yang ada di atas meja. Kebetulan setiap meja menyediakan botol air minum.

"Pasti lo belum minum obat," ujar Syla menginterogasi.

"Apalagi sarapan," tambah Devan, lalu beranjak pergi menuju salah satu warung yang terlihat lumayan sepi.

Kini Syla duduk menghadap Marga yang hanya diam, "Biasanya, lo minum obat apa?"

Marga menggeleng pelan yang membuat Syla mendelik tak percaya. Syla menyorot tajam gadis berHoodie biru navy itu, "Lo gak pernah minum obat, Ga?"

Marga hanya diam. Gadis itu menyibukkan diri dengan melihat ponselnya. Mengabaikan tatapan interogasi dari temannya sebangku. Toh, bukan masalahnya Syla kehilangan bola matanya gegara keseringan melotot ke arahnya.

Tak lama, Devan datang membawa sepiring nasi goreng serta segelas minuman jeruk, "Hari ini khusus buat lo, gue traktir" ujarnya seraya menyodorkan piring yang dia pegang di hadapan Marga.

"Gak usah," tolak Marga mentah-mentah.

"Lo belum makan dari pagi. Mau gue bedah perut kerempeng lo itu?" sungut Syla geram, "Apa perlu gue suapi sekalian?"

Marga bergidik ngeri mendengar ancaman gadis itu. Bisa-bisanya mengancam hal yang dapat membuat opini para siswa yang lain salah paham. Terpaksa Marga mengambil sendok dan menyuap nasi goreng di hadapannya dengan ogah-ogahan. Wajah tidak minatnya bahkan tercetak jelas.

"Nah, gitu dong baru Mamar gue." seru Syla tersenyum bangga.

Tiba-tiba seorang berseragam acak-acakan menghampiri meja mereka diikuti kedua temannya dibelakang. Raxel menyerobot duduk di sebelah Marga yang kebetulan kosong sembari membawa semangkok bakso yang belum tercampur bumbu. "Gue boleh join kan?" tanyanya ketika sudah duduk nyaman.

"Bener-bener lu ye! Udah duduk ngapain nanya lagi,” sahut Redo yang juga ikut duduk di kursi yang masih kosong.

"Untung gue udah permisi duluan," ujar Toni menambah ucapan temannya.

MARGAREZATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang