Frayed lines

423 41 15
                                    

Saat Arga duduk di smoking area, menghisap rokoknya dengan pikiran yang masih berlarian tentang pekerjaannya dan percakapan singkat dengan Alana, tiba-tiba Brian muncul dan ikut duduk di sampingnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Saat Arga duduk di smoking area, menghisap rokoknya dengan pikiran yang masih berlarian tentang pekerjaannya dan percakapan singkat dengan Alana, tiba-tiba Brian muncul dan ikut duduk di sampingnya. Dengan senyum jahil di wajahnya, Brian mengeluarkan rokok dan menyalakannya

"Eh, Arga! Lagi mikirin Alana ya?" godanya, matanya berkilau penuh lelucon

Arga terkejut, rokoknya hampir terjatuh dari tangan. "Hah? Kamu tahu darimana?" tanyanya, berusaha terdengar santai meskipun wajahnya mulai memerah

Brian tertawa. "Satu kantor ini pasti bisa merasakan aura ketertarikanmu. Tidak perlu jadi detektif untuk tahu."

"Yah, itu bukan hal yang harus dibicarakan," Arga menjawab, berusaha mengalihkan perhatian. "Lagipula, Alana itu..."

"Alana itu apa?" potong Brian, masih dengan senyumnya yang nakal. "Keren? Cantik? Pendiam? Semua orang di sini tahu, Arga."

Arga menghela napas, merasa terjebak. "Aku hanya mengaguminya, Brian. Tidak ada yang lebih."

Brian mengangguk, tampak setuju. "Tapi, bro, lo harus tahu, dia bukan tipe yang mudah didekati. Alana itu... rumit."

"Rumit? Dalam arti apa?" Arga bertanya, penasaran.

"Dia menjaga jarak, terutama dengan cowok-cowok. Cuma gue yang bisa sedikit lebih dekat karena kita sudah berteman lama," jawab Brian, merendahkan suaranya. "Tapi kalau lo benar-benar ingin mendekatinya, lo harus berani."

Arga mengangguk pelan, mencerna kata-kata Brian. "Tapi, Alana masih bersama Chandra, kan?" Ia merasa yakin, mengingat keduanya sering terlihat bersama

Brian menggeleng. "Nggak. Kenyataannya, mereka sudah putus enam bulan yang lalu."

Arga terkejut. "Serius? Kenapa tidak ada yang tahu?"

"Alana cukup tertutup tentang hal itu. Mungkin dia tidak ingin orang-orang tahu atau mungkin masih berproses," Brian menjelaskan. "Dia terlihat tidak tertarik untuk dekat dengan siapa pun saat ini."

Mendengar itu, Arga merasakan campuran harapan dan kekhawatiran. "Jadi, dia single sekarang?"

"Ya, sepertinya begitu," jawab Brian. "Dia butuh waktu untuk diri sendiri, mungkin untuk menyembuhkan diri dari hubungan yang buruk itu."

Arga memikirkan kembali sosok Alana yang selalu tampak tenang, tetapi di balik itu semua, ada lapisan-lapisan yang tersembunyi. "Kalau begitu, mungkin ini saat yang tepat untuk mendekatinya," ucap Arga, berusaha meyakinkan dirinya sendiri

Brian menatap Arga dengan serius. "Hati-hati, bro. Jangan sampai lo terjebak dalam situasi yang lebih rumit. Alana butuh dukungan, bukan tekanan."

"Ya, aku paham," jawab Arga, merasakan beban tanggung jawab di pundaknya. Mungkin ini adalah saat yang tepat, tetapi dia juga tahu bahwa harus berhati-hati

WijayakusumaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang