Di tengah kesibukan kantor, Chandra melirik Alana yang duduk di mejanya. Matanya tertuju pada cincin yang berkilau di jari manis Alana. Senyum puas mengembang di wajahnya, tetapi ada raut sinis di balik senyumnya. Chandra tahu bahwa cincin itu bukan sekadar perhiasan—itu adalah simbol komitmen antara Alana dan Arga
"Eh, Alana," panggil Chandra, mendekat dengan langkah santai. "Cincin yang indah. Sepertinya Arga sudah berkomitmen padamu, ya?"
Alana menoleh, terkejut melihat Chandra mendekat. "Oh, terima kasih, Chandra. Ini hanya cincin biasa saja," jawabnya, berusaha mengalihkan perhatiin
"Tapi... bukankah itu berarti kamu sudah siap untuk melangkah lebih jauh? Apakah kamu sudah melupakan kenangan kita?" Chandra melanjutkan, suaranya penuh nada menyindir
Alana merasakan jantungnya berdegup kencang. "Maksudmu?" tanyanya, berusaha tetap tenang meskipun kegelisahan mulai merayap
Chandra mendekat sedikit, nada suaranya berubah menjadi lebih rendah
"Kamu tahu, ada banyak hal yang bisa kita bicarakan. Kita punya banyak rahasia, Alana. Dan cincin itu... mungkin akan membuat orang lain bertanya-tanya."
"Cukup, Chandra. Itu sudah berlalu," Alana menjawab tegas, berusaha menahan diri agar tidak menunjukkan ketidaknyamanan di wajahnya
"Oh, aku hanya mengingatkan. Tidak ada yang lebih menyakitkan daripada harus berhadapan dengan masa lalu, terutama saat orang-orang mulai menggali informasi," Chandra berkata, wajahnya serius. "Kamu mungkin berpikir semuanya baik-baik saja, tetapi mereka bisa saja mencari tahu."
Alana berusaha tidak terganggu. "Aku tidak perlu khawatir tentang itu. Arga dan aku saling mencintai, dan itu yang terpenting," katanya, berusaha meyakinkan dirinya sendiri
Chandra tertawa kecil, menyiratkan keraguan. "Cinta saja tidak cukup, Alana. Kekuatan dan keteguhan di masa lalu juga penting. Ingat, siapa yang kamu pilih untuk bersama dan rahasia apa yang bisa kembali menghantuimu."
Alana merasa terjebak dalam percakapan ini. Setiap kata Chandra mengingatkannya pada ketakutan dan keraguan yang ingin ia lupakan
"Kita tidak perlu membahas ini, Chandra. Semuanya sudah jelas, dan aku berusaha untuk melanjutkan hidup," jawabnya dengan suara tegas, namun hatinya bergetar
Chandra hanya mengangkat bahu. "Baiklah, Alana. Tapi ingat, masa lalu tidak akan hilang begitu saja. Aku di sini jika kamu butuh teman bicara... atau sekadar untuk mengingatkanmu tentang apa yang mungkin ingin kamu lupakan."
Dengan itu, Chandra berbalik dan pergi, meninggalkan Alana dengan perasaan cemas yang menggelayuti pikirannya. Ia tahu bahwa meskipun ia berusaha untuk melupakan masa lalu, bayang-bayang itu masih mengintai, siap untuk muncul kembali jika ia tidak waspada
***
"Chandra"
Pria itu tidak menjawab. Matanya fokus dengan game yang ia mainkan. Alana menghela napas, dia tahu Chandra tidak suka diganggu saat bermain game tapi mau tidak mau dia harus memeberitahu berita besar ini
KAMU SEDANG MEMBACA
Wijayakusuma
RomanceAlana menyimpan sisi gelap yang tersembunyi jauh di dalam dirinya, sebuah rahasia yang tak ingin dibagikan kepada siapapun, bahkan Arga. Setiap malam, saat lampu kamar padam dan kesunyian menyelimuti, kenangan pahit dari hubungannya dengan Chandra m...