Mereka beranjak dari area api unggun dan berjalan menuju sudut yang lebih tenang di halaman, di mana mereka bisa berbicara tanpa terdengar oleh Alana dan ibunya yang sedang sibuk di dapur
"Jadi, Arga," Adrian memulai, wajahnya terlihat serius. "Aku tahu Alana adalah adikku, dan aku bertanggung jawab untuk melindunginya. Dia tidak pernah memiliki sosok ayah dalam hidupnya, jadi aku ingin tahu lebih banyak tentang kamu. Apa niatmu yang sebenarnya terhadapnya?"
Arga merasa sedikit tertekan, tetapi ia berusaha tenang. "Saya sangat mencintai Alana, dan saya ingin bersamanya. Saya akan melakukan apapun untuk mendukungnya dan membantunya melalui masa-masa sulit. Dia adalah segalanya bagi saya."
Adrian mengangguk, tetapi ada keraguan di matanya. "Dia telah melalui banyak hal, termasuk kehilangan ayahnya saat masih kecil. Dia tidak pernah berbicara banyak tentang itu, tetapi aku tahu betapa sulitnya bagi dia. Itu sebabnya aku hanya ingin memastikan bahwa kamu bisa diandalkan. Dia sudah cukup menderita."
Arga merasakan kedalaman kata-kata Adrian dan mengerti mengapa kakaknya sangat protektif. "Saya menghargai kekhawatiranmu, Adrian. Saya berjanji untuk selalu ada untuknya. Saya ingin membantu Alana pulih dan menjalani hidup yang bahagia. Saya ingin menjadi sosok yang bisa dia percayai."
Adrian mengamati Arga dengan seksama, lalu menghela napas panjang. "Baiklah, saya akan mempercayaimu. Tapi ingat, Alana sangat sensitif. Jika kamu pernah menyakiti dia atau mengecewakan harapannya, aku tidak akan ragu untuk melindunginya."
"Paham," jawab Arga dengan tegas. "Saya tidak akan pernah melakukan hal itu. Saya mencintainya lebih dari apapun."
Setelah percakapan itu, Adrian terlihat sedikit lebih tenang. "Aku hanya ingin yang terbaik untuknya. Dia telah melalui banyak kesulitan, dan aku berharap kamu bisa membantunya menemukan kebahagiaan yang layak dia dapatkan."
Adrian menghela napas, mengenang masa lalu. "Kau tahu, Arga, dulu aku rela meninggalkan bangku kuliah demi Alana," katanya dengan suara penuh emosi. "Aku ingin dia bisa melanjutkan studinya di fakultas hukum. Dia selalu pintar dan berbakat, jauh lebih pintar dibandingkan aku. Aku tahu dia bisa mencapai banyak hal jika diberi kesempatan."
Arga mendengarkan dengan penuh perhatian, merasakan kedalaman pengorbanan Adrian. "Itu sangat berarti. Dia pasti menghargai semua yang kau lakukan untuknya."
Adrian tersenyum, tetapi sorot matanya tampak penuh haru. "Aku hanya ingin memberikan yang terbaik untuknya. Sejak kecil, dia sudah menghadapi banyak rintangan. Melihatnya berjuang untuk mewujudkan impiannya membuatku yakin bahwa aku harus berkorban. Sekarang dia berada di jalur yang benar, dan aku bangga padanya."
"Sepertinya keputusanmu tidak sia-sia," kata Arga. "Alana sangat mengagumkan, dan dia akan terus berjuang untuk meraih impiannya. Dia memiliki tekad yang kuat."
"Betul," jawab Adrian. "Sekarang aku berjualan ikan di pasar, tetapi setiap kali melihat Alana sukses, aku merasa semua pengorbananku terbayar. Dia adalah alasan aku bangun pagi dan berjuang setiap hari. Aku ingin dia tahu bahwa dia memiliki dukungan di belakangnya, tidak peduli seberapa sulit jalannya."
Arga mengangguk setuju. "Dia pasti sangat bersyukur memiliki sosok sepertimu di hidupnya. Keluarga dan teman yang mendukung sangat penting bagi pemulihan dan perjuangan seseorang."
Adrian menatap Arga dengan serius. "Jika kau benar-benar mencintainya, pastikan kau ada untuknya. Dia perlu dukungan itu lebih dari sebelumnya. Aku tahu betapa kuatnya dia, tetapi semua orang membutuhkan seseorang untuk bersandar."
"Saya berjanji akan selalu ada untuknya," Arga menjawab dengan keyakinan. "Saya akan melakukan apa pun untuk mendukungnya dalam setiap langkah perjalanan ini."
KAMU SEDANG MEMBACA
Wijayakusuma
RomanceAlana menyimpan sisi gelap yang tersembunyi jauh di dalam dirinya, sebuah rahasia yang tak ingin dibagikan kepada siapapun, bahkan Arga. Setiap malam, saat lampu kamar padam dan kesunyian menyelimuti, kenangan pahit dari hubungannya dengan Chandra m...