Pagi itu, ketika Alana masih terlelap di tempat tidur, Arga terbangun lebih awal dengan niat khusus. Ia melirik ke arah Alana, yang masih tertidur dengan wajah tenang, lalu tersenyum. Perlahan, ia bangkit dari tempat tidur, memastikan tidak membuat kebisingan agar tidak membangunkan Alana
Arga menuju ke dapur kecil di apartemen Alana. Dia melihat peralatan masak yang ada dan segera mulai memikirkan apa yang bisa ia buat. Ia memutuskan untuk membuatkan sesuatu yang sederhana tapi penuh perhatian: roti panggang dengan telur orak-arik, serta secangkir kopi hangat, yang menjadi favorit Alana
Dengan teliti, Arga menyalakan kompor dan mulai menggoreng telur. Sementara itu, dia juga memanggang roti, sesekali melirik ke arah pintu kamar tidur untuk memastikan Alana masih terlelap. Aroma roti panggang dan telur mulai menyebar ke seluruh ruangan, membuat dapur terasa lebih hangat dan nyaman
Setelah semuanya siap, Arga menata sarapan di atas nampan dengan rapi. Ia menambahkan beberapa buah segar—potongan apel dan stroberi—serta menaruh secangkir kopi di sampingnya. Nampan sarapan yang sudah lengkap itu kemudian ia bawa ke kamar, dengan hati-hati membuka pintu dan melangkah mendekati tempat tidur
Alana mulai terbangun ketika ia merasakan ada seseorang mendekat. Ketika membuka matanya, ia melihat Arga berdiri di samping tempat tidur dengan senyum lebar dan nampan di tangannya. Alana tersenyum setengah terkejut dan bahagia, matanya langsung berbinar melihat kejutan dari Arga
"Selamat pagi, cantik," sapa Arga dengan nada lembut. "Aku membuatkan sarapan untukmu."
Arga kembali sibuk di dapur, mempersiapkan sarapan untuk Alana. Suara penggorengan terdengar lembut, dan aroma harum telur orak-arik memenuhi apartemen. Alana, yang masih memakai pakaian tidur, duduk di kursi bar, memperhatikan Arga dengan senyum lembut di wajahnya
Tak lama kemudian, Arga berbalik dengan piring berisi sarapan di tangannya. Ia berjalan mendekati Alana dan meletakkan piring tersebut di atas meja. Dengan senyum menggoda, ia menatap Alana dan berkata, "Kamu duduk di sini, ya." Ia menepuk pahanya sendiri, memberi isyarat pada Alana.
Alana menatap Arga, wajahnya sedikit memerah. "Hah? Duduk di pangkuanmu?" tanyanya, setengah tertawa setengah heran. Arga mengangguk dengan penuh keyakinan, senyumnya makin lebar
"Ayo, ini akan jadi lebih seru. Lagipula, aku pengen dekat-dekat kamu terus," ucap Arga dengan nada menggoda. Alana tak bisa menahan senyum, dan dengan perasaan hangat di dadanya, ia melangkah mendekati Arga lalu duduk dengan hati-hati di pangkuannya
Arga merangkul pinggang Alana dengan erat, memastikan perempuan itu nyaman di tempatnya. "Feel better?" bisiknya di telinga Alana, yang membuat Alana merasa geli dan sedikit tersipu.
Alana tertawa kecil, lalu mengambil sepotong roti panggang dari piring di depannya. Ia membaginya menjadi dua, menyuapkan sebagian ke mulut Arga dan sebagian lagi untuk dirinya. Arga menerimanya dengan senang, matanya tetap tertuju pada Alana
KAMU SEDANG MEMBACA
Wijayakusuma
RomanceAlana menyimpan sisi gelap yang tersembunyi jauh di dalam dirinya, sebuah rahasia yang tak ingin dibagikan kepada siapapun, bahkan Arga. Setiap malam, saat lampu kamar padam dan kesunyian menyelimuti, kenangan pahit dari hubungannya dengan Chandra m...