Setelah peristiwa di sidang yang membuat Alana kembali terpuruk, Arga tahu betul bahwa Alana sangat membutuhkan dukungan untuk mengatasi rasa sakit yang ia alami. Melihat Alana semakin terdiam dan sulit untuk membuka diri, Arga mulai berpikir bagaimana cara membantunya untuk merasa lebih nyaman
Suatu hari, saat berjalan-jalan di pusat perbelanjaan setelah menyelesaikan pekerjaannya, Arga melihat sebuah toko mainan. Di dalamnya, terdapat berbagai jenis boneka, dan satu boneka beruang yang terlihat sangat lucu menarik perhatiannya. Boneka beruang itu memiliki bulu yang lembut, dengan mata besar yang seakan bisa memberikan kenyamanan dan keamanan bagi siapa pun yang memeluknya
Arga tersenyum dan teringat betapa Alana selalu menyukai hal-hal yang imut dan menggemaskan. Ia segera membeli boneka itu, berharap bisa memberikan sedikit keceriaan di hari-hari Alana yang gelap
Setelah sampai di apartemen, Arga menemukan Alana duduk di sofa, menatap kosong ke layar televisi yang menyala tanpa suara. Wajahnya terlihat lelah, dan Arga bisa merasakan bahwa pikiran Alana masih dipenuhi dengan ketakutan dan kekhawatiran
"Hey, sayang," ucap Arga lembut, mendekatinya. "Aku punya sesuatu untukmu."
Alana menoleh, sedikit terkejut melihat Arga datang dengan sebuah kotak di tangannya. Ketika Arga membuka kotak tersebut dan mengeluarkan boneka beruang, wajah Alana seketika berubah. Matanya melebar, dan meskipun ia berusaha untuk tetap tenang, Arga bisa melihat ada kilau harapan di dalamnya
"Ini untukmu," kata Arga sambil tersenyum. "Aku pikir, kadang kita butuh teman yang bisa mendengarkan kita tanpa menghakimi. Jika kamu merasa malu atau tidak nyaman untuk berbicara padaku, mungkin dia bisa menjadi teman bicaramu."
Alana mengambil boneka itu dengan hati-hati, menyentuh bulunya yang lembut. Ia terlihat sedikit tersenyum, dan Arga merasa senang melihat reaksi itu
"Terima kasih, Arga. Ini lucu sekali," ucap Alana pelan, suaranya hampir bergetar
"Namanya, apa ya?" tanya Arga, mencoba untuk mencairkan suasana
"Hmm..." Alana berpikir sejenak, lalu menjawab dengan nada sedikit lebih ceria, "Kita bisa namakan dia 'Coco'!"
"Coco? Bagus!" Arga ikut tersenyum. "Kalau gitu, Coco harus tahu semua rahasiamu. Jangan khawatir, aku tidak akan cemburu!"
Mendengar kata-kata Arga, Alana akhirnya tertawa kecil. "Baiklah, Coco, sekarang kamu jadi teman baikku."
Ia memeluk boneka itu erat-erat, seakan mengalihkan sebagian beban emosionalnya ke Coco
Sejak saat itu, Alana mulai menggunakan boneka beruangnya sebagai teman bicara. Di saat-saat ketika ia merasa terjebak dalam pikirannya sendiri dan terlalu malu untuk berbagi dengan Arga, ia berbicara pada Coco. Hal ini sedikit demi sedikit membantunya untuk mengeluarkan isi hatinya, dan memberi jalan bagi Arga untuk memahami apa yang Alana rasakan tanpa harus memaksanya untuk berbicara langsung
Arga melihat perubahan kecil ini dengan penuh harapan. Ia percaya, dengan waktu dan dukungan, Alana akan semakin mampu menghadapi rasa sakitnya dan menemukan kekuatan dalam dirinya kembali
***
Suatu malam yang tenang, Arga duduk di ruang tamu sambil menyelesaikan pekerjaannya di laptop. Suasana di apartemen terasa sepi, dan hanya suara detak jam dinding yang terdengar. Tiba-tiba, Arga mendengar suara lembut dari kamar Alana
Dengan hati-hati, ia mendekati pintu kamar, ingin memastikan semuanya baik-baik saja. Ia tidak bermaksud untuk mengganggu, tetapi saat mendengarkan suara Alana yang jelas terdengar dari dalam, ia tidak bisa menahan rasa ingin tahunya
![](https://img.wattpad.com/cover/374836753-288-k78186.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Wijayakusuma
RomanceAlana menyimpan sisi gelap yang tersembunyi jauh di dalam dirinya, sebuah rahasia yang tak ingin dibagikan kepada siapapun, bahkan Arga. Setiap malam, saat lampu kamar padam dan kesunyian menyelimuti, kenangan pahit dari hubungannya dengan Chandra m...