Defamation

57 18 10
                                    

Beberapa hari kemudian, suasana di kantor mulai terasa berbeda. Gosip yang beredar di antara rekan-rekan kerja mulai mengarah pada Alana. Desas-desus beredar bahwa Alana telah berselingkuh dari Chandra, meskipun mereka sudah putus. Bisikan-bisikan di lorong dan pantry kantor semakin jelas terdengar

Arga mendengarnya untuk pertama kali saat sedang membuat kopi di pantry

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Arga mendengarnya untuk pertama kali saat sedang membuat kopi di pantry. Beberapa rekan kantor berbicara dengan suara pelan, tapi cukup keras untuk didengar

"Kau dengar tentang Alana? Kabarnya dia selingkuh dari Chandra, lho. Itu sebabnya Chandra marah besar tempo hari," kata salah satu rekannya

"Benar? Aku lihat mereka bertengkar di depan kantor belum lama ini. Kasihan si Chandra," tambah yang lain

Arga merasa darahnya mendidih. Dia tahu itu tidak benar. Alana sudah putus dari Chandra beberapa bulan lalu, dan apa pun yang terjadi di antara mereka saat ini tidak ada kaitannya dengan perselingkuhan. Namun, gosip itu seolah-olah sudah menjadi kebenaran bagi sebagian orang di kantor

Dengan tenang, Arga menyelesaikan kopinya dan kembali ke mejanya, tetapi pikirannya terus terganggu. Dia tahu Alana sangat menjaga privasinya, dan berita seperti ini bisa menghancurkannya, terutama di lingkungan profesional seperti kantor mereka

Saat makan siang, Arga melihat Alana di ruangannya, wajahnya terlihat murung dan fokus pada pekerjaannya, seolah-olah tidak peduli dengan apa yang sedang terjadi di sekitar. Tapi Arga tahu, jauh di dalam hatinya, gosip seperti ini pasti menyakitkan

Arga memutuskan untuk melakukan sesuatu. Sore itu, setelah jam kerja selesai, ia mendekati Alana yang sedang bersiap untuk pulang

"Alana," panggilnya pelan

Alana menatapnya, matanya terlihat lelah. "Ada apa, Arga?"

"Aku dengar beberapa gosip di kantor. Aku ingin kamu tahu, aku tidak mempercayainya. Aku di sini jika kau butuh seseorang untuk bicara," kata Arga, menatapnya penuh empati

Alana terdiam sejenak, jelas terkejut bahwa Arga menyebutkan hal itu. Setelah beberapa saat, ia menghela napas panjang. "Aku tahu ada gosip beredar. Tapi aku tidak peduli dengan apa yang orang-orang katakan. Mereka tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi."

Arga menatapnya dengan penuh pengertian. "Aku tahu. Tapi kalau ada yang bisa kubantu, katakan saja."

Alana tersenyum tipis, meski terlihat lelah. "Terima kasih, Arga. Aku menghargai perhatianmu. Aku hanya ingin semuanya cepat berlalu."

Arga mengangguk, menyadari bahwa meski Alana mencoba kuat, situasi ini pasti sangat berat baginya. Dan dia berjanji dalam hatinya, apa pun yang terjadi, dia akan selalu ada di sisi Alana

Keesokan harinya, saat jam makan siang tiba, Brian muncul di depan meja Arga dengan senyum khasnya yang ceria

Keesokan harinya, saat jam makan siang tiba, Brian muncul di depan meja Arga dengan senyum khasnya yang ceria

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
WijayakusumaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang