Intertwined fingers

62 7 0
                                    

Sejak percakapan malam itu, segalanya mulai berubah di antara mereka. Meski awalnya Alana tampak sedikit terkejut dengan pernyataan Arga, hubungan mereka perlahan menjadi lebih dekat. Arga menunjukkan perhatiannya dengan cara yang lebih nyata, meskipun ia tetap menjaga jarak yang cukup hormat mengingat situasi rumit Alana

Arga sering kali memastikan bahwa Alana baik-baik saja, terutama setelah insiden dengan Chandra. Dia mulai menawarkan bantuan dalam pekerjaan, mengurangi beban Alana yang terlihat lelah akhir-akhir ini. Saat mereka berdua bekerja di kantor, Arga akan sesekali membawakan kopi atau makanan kecil ke mejanya, tanpa banyak bicara, hanya dengan senyum lembut yang menunjukkan kepeduliannya

Ketika mereka harus lembur bersama, Arga selalu menyiapkan segala sesuatunya dengan baik—mulai dari dokumen hingga hal-hal kecil yang biasanya Alana tangani sendiri. Bahkan saat di luar jam kerja, Arga mulai mengirim pesan singkat untuk menanyakan kabar, tanpa terlihat memaksa. Dia selalu ada, tetapi tidak pernah terlalu menekan

Suatu sore setelah kerja, Alana diantar pulang oleh Arga ke apartemennya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Suatu sore setelah kerja, Alana diantar pulang oleh Arga ke apartemennya. Namun begitu Alana membuka pintu mobil, Arga mengatakan sesuatu

"Aku tahu kamu mungkin nggak ingin membicarakan ini lagi, tapi... kalau ada sesuatu, atau kalau kamu butuh bantuan... aku selalu di sini untuk kamu, Alana," ujar Arga dengan nada yang tulus

Alana terdiam sejenak, menatap mata Arga yang penuh perhatian. Meski dia belum sepenuhnya yakin akan perasaannya sendiri, dia tahu satu hal—kehadiran Arga yang hangat dan perhatiannya yang tak pernah menuntut membuatnya merasa aman, sesuatu yang belum pernah ia rasakan dalam waktu yang lama

"Terima kasih, Arga," jawabnya pelan, dengan senyum tipis yang tulus

Arga membalas senyumnya dengan anggukan kecil, dan tanpa berkata lebih banyak, mereka pun melanjutkan malam itu dengan perasaan yang semakin dekat satu sama lain

Brian mulai menyadari kedekatan Arga dengan Alana saat mereka sering terlihat bersama, baik di kantor maupun di luar. Dia memperhatikan bagaimana Arga selalu mencari cara untuk membantu Alana, dari menyiapkan kopi hingga menawarkan diri untuk mengantar pulang. Brian bisa merasakan ada sesuatu yang berbeda di antara mereka, terutama ketika melihat Alana lebih sering tersenyum dan tampak lebih ceria saat bersama Arga

Suatu hari, saat Brian dan Alana sibuk membuat laporan, Arga masuk ke ruangan mereka dan membawakan kopi untuk Alana dan Brian. Melihat Arga mondar-mandir ke ruangan mereka, Brian tidak bisa menahan diri untuk menggoda Arga

"Eh, Arga, mampir lagi nih ke ruangan kita," ujarnya sambil menyeringai, berusaha menciptakan suasana yang lebih santai

Alana sedikit tersipu, sementara Arga hanya tersenyum malu-malu. "Nggak gitu, Brian. Kita cuma kerja bareng, kok," jawab Arga sambil mengalihkan pandangannya ke Alana, yang terlihat sedikit bingung

Brian mengangguk, tetapi senyumnya tetap lebar. "Iya, iya. Tapi gue bisa lihat kalian makin dekat, lho. Seems like you guys are good together," kata Brian sambil melirik Alana, yang kini tampak lebih rileks

WijayakusumaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang