UH IV

801 86 1
                                    

________

"Sudah beres." Pansa meletakkan berkas-berkas itu di meja Jes.

"Thanks." Jes tersenyum menatap adiknya.

"Bagaimana?"

"Dia kebingungan," Pansa mencibir. "Semua ini terlalu mudah, Kalau aku jadi dia, pasti juga akan sebingung dia, dan kamu sudah membuat aku melanggar aturan perusahaan dalam merekrut pegawai."

Jes tersenyum miris.

"Perusahaan ini punyaku, dan aku juga yang berhak menentukan penerapan aturan itu."

Pansa mengangkat bahunya, "Yah... lagipula siapalah aku, bisa dibilang kamu merintis perusahaan ini demi lelaki itu. Sekarang keinginanmu udah tercapai Jes."

"Panggil aku Tyme kalo disini."

Pansa mengernyitkan alisnya tidak setuju. Dan apa-apaan itu? Namanya siapa yang digunakan kakaknya dengan seenak jidat?

"Dia pasti akan tahu suatu saat nanti, Jes. " Dengan keras kepala Pansa tetap memanggil kakaknya dengan panggilan Jes.

"Papa kita bisa dibilang pengusaha dengan nama besar, suatu saat nanti dia pasti akan bisa menghubungkan namamu dengan Papa, dan identitasmu akan terbongkar."

Jes diam tidak membantah kebenaran yang terasa jelas di ucapan Pansa, matanya menerawang.

"Dia akan tahu, nanti, setelah aku bereskan semuanya untuknya."

"Dan kamu pikir dia akan berterimakasih padamu nantinya?"

Jes menggeleng dan tersenyum.

"Ini bukan tentang pemberian dan rasa terimakasih. Ini tentang hutang yang dibayar, Pansa. Dan tidak pernah ada orang yang wajib berterimakasih atas hutangnya yang dibayarkan, yang ada, yang berhutang itulah yang wajib mengucapkan terimakasih."

Pansa mendesah, menatap kakaknya dengan sedih.

"Aku cuma bisa mendoakanmu, semoga semua baik-baik saja."

"Dan menyerahkan semuanya pada Tuhan." sambung Pansa dalam hati. meskipun dia mulai merasa tidak yakin, sebab kalau seperti kata orang-orang bahwa Tuhan itu Maha Pemaaf, kenapa Dia membiarkan kakaknya menanggung dosa dan rasa bersalahnya selama bertahun-tahun?

__________

"Ini ruanganmu".

Perempuan yang lebih tua itu menunjukkan sebuah ruangan kecil di sudut yang terletak di lantai paling atas gedung megah itu.

"Seluruh staff direksi berjumlah delapan orang termasuk dirimu. Kami bertugas untuk memfasilitasi kegiatan owner perusahaan ini, Mr. Tyme, tugasmu adalah membantu Dania, sekertaris direksi terutama karena dia akan cuti hamil satu bulan lagi, kamu harus bisa memback up semua pekerjaannya selama dia cuti nanti, jadi sekarang dia yang akan menjadi mentormu."

Perempuan yang lebih tua itu, Ibu Grace mengedikkan bahu ke arah seorang perempuan muda cantik yang tadi tidak sempat dilihatnya, Dania, perempuan muda cantik yang kelihatan montok karena sedang hamil besar itu tersenyum padanya, dan Bible merasa lega karena mentornya itu kelihatannya sangat baik.

"Ibu Grace memang kelihatan ketus, tapi dia sangat baik, dia bisa dibilang wakil direktur utama disini, dia yang menghanddle semuanya kalau Mr. Tyme sedang tidak ada di tempat."

Dania menjelaskan sambil tersenyum ketika mereka duduk bersama dan Dania menerangkan tugas-tugasnya.

"Pemilik perusahaan ini namanya Mr. Tyme?"

Bible sudah tahu sebenarnya, karena penasarannya kemarin dia membeli dan membaca berbagai majalah bisnis yang menyangkut perusahaan ini, dan sesuai dengan keterangan dosennya waktu mencontohkan perusahaan ini sebagai materi kuliahnya, pemilik perusahaan ini masih muda, muda dan cemerlang karena bisa membangun bisnis sesukses ini dalam waktu yang begitu singkat.

"Ya, kau akan sering bertemu dengannya nanti, apalagi saat aku cuti melahirkan nanti, bisa dibilang pekerjaannmu adalah mengatur seluruh jadwal dan keperluannya." Dania tersenyum dan matanya menerawang.

"Jangan kuatir, Mr. Tyme tidak seketus ibu Grace, dia sangat baik dan tenang, tidak pernah meledak marahnya. dan sangat tampan karena ibunya berdarah spanyol, bayangkan pria-pria spanyol yang sexy itu." Dania mengedip nakal, menggoda Bible.

"Aku seorang lelaki, tidak mungkin." Gumam Bible.

"Kau tau, Bib. Banyak lelaki yang ingin berhubungan dengan Mr. Tyme."

"Biarpun beliau sedikit murung, seperti ada sesuatu yang selalu tersimpan di benaknya, membuatnya susah tersenyum, tapi walaupun begitu..."

Dania mengedipkan matanya lagi. Menggoda Bible

"Dia adalah bujangan paling diincar disini, kesan misteriusnya malah membuatnya semakin banyak penggemar, sayang dia begitu penuh rahasia, tidak pernah ada kelihatan dia dekat dengan siapapun."

Bible mengernyit, muda, kaya, sukses dan cemerlang, tetapi tidak pernah dekat dengan satu perempuan maupun lelakip?

Dania tertawa, bisa membaca apa yang ada di pikiran Bible.

"Dia mungkin gay." bisiknya pelan.

"Sebenarnya ini rahasia, tapi aku pernah mengatur beberapa pertemuan beliau dengan perempuan-perempuan cantik dari kalangan atas, tapi hubungan mereka sambil lalu saja, Mr. Tyme tidak pernah menjalin hubungan dengan satu wanita manapun." Dania mengehela nafas dengan dramatis.

"Lelaki setampan itu.... dan kau tidak boleh jatuh cinta kepadanya Bible, daripada kau nanti patah hati seperti yang dialami beberapa karyawan sini yang berani memendam perasaan kepada Mr. Tyme, mereka semua berujung patah hati, karena Mr. Tyme sedikitpun tidak akan melirik mereka."

Aku tidak akan jatuh cinta kepada 'Mr. Tyme' itu. Bible tersenyum dikulum, berpikir dalam hati, dari ceritanya, lelaki itu terdengar terlalu sempurna, sempurna dan pemurung, ralatnya, sama sekali bukan tipe lelaki idaman Bible, karena kekasih yang diimpikannya adalah lelaki biasa, yang ceria dan bisa membuatnya tertawa setiap saat.

Dan lelaki itu bukan Mr. Tyme, aku tidak akan pernah jatuh cinta kepadanya. Bible merasa yakin. Meskipun keyakinan manusia kadangkala bisa bertentangan dengan kehendak Tuhan.

__________

to be continued....

Unforgiven Hero || JesBible ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang