Jes menyetir dalam perjalanan pulang, penuh tekad. Dia membawa seikat bunga mawar dan sekotak cokelat mahal berbungkus kertas keemasan dan berpita merah.
Malam ini dia akan mengaku kepada Bible. Dia akan mengaku, lalu menyerahkan semua keputusan di tangan Bible. Dia akan menjelaskannya sejelas mungkin agar Bible tidak salah paham dan mengambil kesimpulan yang salah. Dia akan meyakinkan bahwa semua yang dilakukannya berasal dari rasa bersalah yang kemudian berkembang menjadi cinta. Pada akhirnya Bible akan menghargai kejujurannya, Jes yakin itu. Jes bergantung kepada keyakinan itu.
Sejujurnya dia ketakutan setengah mati, tidak tahan kalau harus menghadapi kebencian Bible. Kebencian yang menghancurkannya. Sama seperti sepuluh tahun yang lalu. Membuat hatinya hancur lebur.
Ketika mobilnya diparkir di garasi, dia menatap ke arah rumah dan jantungnya berdegup kencang. Malam ini adalah malam penentuan. Diraihnya kotak cokelat dan bunga itu, lalu melangkah memasuki rumah.
Rumah sepi dan gelap. Jes mengernyit. Biasanya Bible sudah menunggunya di ruang tamu, menyambutnya dengan ceria sambil bercerita tentang harinya lalu menodong Jes untuk bercerita tentang harinya juga. Tetapi rumah terasa lengang dan sepi. Para pelayan pasti sudah tidur di bagian belakang rumah, dimana Bible?
Jes melangkah menaiki tangga, membuka pintu kamarnya dengan pelan. Kamar itu gelap, dan setelah Jes menyesuaikan matanya dengan kegelapan ruangan, dia menemukan Bible duduk di pinggir ranjang, menatapnya dengan ekspresi yang tidak terbaca.
"Bible? Kenapa?" Jes melangkah masuk, dan seperti biasa berlutut di depan isterinya, disentuhnya dahi Bible dengan lembut.
"Kau sakit?"
Bible memiringkan kepala, menghindari Jes, sebuah gerakan refleks yang sama sekali tidak diduga oleh Jes, isterinya menghindari sentuhannya? Kenapa? Apa yang terjadi?
"Bible?"
Ruangan itu gelap. Tetapi tatapan Bible yang ditimpakan kepada Jes begitu tajam, penuh luka.
Membuat jantung Jes berdenyut cemas.
"Aku hanya menginginkan sebuh kebenaran. Jawab pertanyaanku Jes."
Bible menghela napas dalam-dalam, "Apakah kau orang yang menyebabkan kematian ayahku?"
Dunia seakan runtuh di bawah kakinya. Seketika itu juga. Seakan menelannya dan membuat rongga dadanya serasa sesak, sesak yang menyedihkan. Bible sudah tahu. Bible sudah tahu entah dari siapa, dan dia terlambat. Apa yang harus dia lakukan? Isterinya ini pasti sekarang sangat membencinya, menolak sentuhannya. Muak kepadanya. Jes menundukkan kepalanya, suaranya keluar penuh kepedihan.
"Ya, Bible."
Jawaban singkat sudah cukup. Hati Bible hancur seketika itu juga. Air mata mengalir deras di pipinya, seluruh pertahanannya hancur, membuatnya luluh dan tidak berdaya. Jadi semuanya benar. Semua ini hanyalah kebohongan yang dibangun Jes. Semua ini hanyalah kepalsuan.
"Kenapa kau membohongiku..." Jes terisak-isak dalam kepedihan.
"Kau membohongiku, kau menipuku selama ini, dan aku.. dan aku bahkan mencintamu! Oh Ya ampun! Betapa bodohnya Aku!" Bible berdiri, menghindari kedekatan Jes dan melangkah ke dekat jendela, "Teganya kau Jes!"
Jes merasakan kesakitan luar biasa melihat kesedihan Bible. Yah. Pada akhirnya yang dilakukannya hanyalah membuat Bible menangis sedih. Sama seperti sepuluh tahun lalu, yang bisa dilakukan Jes hanyalah menghancurkan kehidupan Bible, membuat lelaki itu menangis. Dia memang jahat, dan sekuat apapun dia mencoba, dia memang tak termaafkan.
"Aku memang jahat Bible. Aku... aku tidak pernah bermaksud membohongimu. Aku .... aku hanya takut mengungkapkan semua kebenaran kepadamu, takut kau akan membenciku."
KAMU SEDANG MEMBACA
Unforgiven Hero || JesBible ✔️
Fiksi PenggemarJespipat Tilapornputt X Bible Wichapas Sumettikul . . Remake from novel "Unforgiven Hero" karya Shanty Agatha. . . 𝐖𝐚𝐫𝐧𝐢𝐧𝐠: Boyslove, M-Preg, Angst, if you don't like this pair, it's better you not to read it. Presented by @sebirulaut_