"Dia bilang dia mencintaiku." Jes menelepon Pansa dengan frustrasi sesudahnya. Pansa mendesah di seberang sana.
"Pantas dia berani mengejarmu sampai ke sana." Suaranya lalu berubah serius, "Kau tidak bisa membiarkannya tetap di sana Kak, kau harus menyuruhnya pergi dari pulau itu."
"Bagaimana caranya? Aku tidak mungkin menyuruh orang menyeretnya dan melemparkannya ke perahu boat."
Pansa tercenung. Lama. "Aku juga bingung bagaimana caranya. Mungkin kau harus memintanya baik-baik untuk pergi."
"Dia baru saja menangis dan berlari meninggalkanku karena patah hati, lalu keesokan harinya aku mengatakan padanya bahwa dia harus pergi? Aku akan jadi lelaki tak berperasaan kalau melakukannya."
"Pikirkan Bible kak, kau akan menjadi lelaki tak berperasaan kalau kau membiarkan Jane tetap di sana."
Jes tercenung. Bible. Dia tahu persis kehadiran Jane di sana amat sangat menyakitkan hati Bible. Pansa benar, kalau Jane terus ada di rumah ini. Apa yang sudah dibangunnya bersama Bible bisa hancur pelan-pelan.
Dia harus menyuruh Jane pergi dari rumah ini. Besok.
_________
"Apakah kau baik-baik saja?" Jes menemui Jane yang sedang sarapan sendirian di ruang makan keesokan paginya. Bible masih tidur, dan Jes tidak mau membangunkannya karena isterinya itu tampak sangat lelap.
"Aku baik-baik saja." Jes tampak lebih memilih buah-buahan untuk sarapannya, dia sedang menyuapkan sebutir cherry berwarna merah pekat ke dalam mulutnya.
"Mengenai kemarin, aku ingin meminta maaf. Aku tidak pernah tahu kalau kau mencintaiku. Kalau saja aku tahu, aku tidak akan melakukan apa yang kulakukan dulu kepadamu."
"Sekarang kau tahu dan itu tidak mengubah apapun bukan?" Jane tersenyum sedih.
"Aku memang bodoh, berpikir bahwa aku masih mempunyai harapan."
Jes menghela napas, "Aku sungguh minta maaf kepadamu. Mungkin kau harus meninggalkan rumah ini segera."
Jane menatap Jes tajam, "Kau mengusirku Jes?"
"Aku harus melakukannya, Maaf. Tetapi kau tidak bisa tinggal di sini lebih lama. Aku sedang berbulan madu, dan kehadiran seorang mantan kekasih sungguh tidak bisa diterima, Aku harap kau mengerti."
Jane menatap Jes dengan pahit.
"Dia, Bible, lelakimu itu, sudah kau cintai sejak lama bukan?"
Jes menganggukkan kepalanya. "Ya,"
"Apakah dia tahu betapa beruntungnya dia? Dicintai olehmu sejak lama?"
Jes menggelengkan kepala.
"Tidak, dia tidak tahu, tetapi itu tidak masalah. Aku sudah memilikinya sekarang."
Jane menatap jes dalam-dalam, lalu tersenyum sedih dan mengangkat bahunya.
"Kurasa memang sudah tidak ada gunanya aku ada di sini. Aku akan mengemasi barang- barangku dan pergi siang nanti." Dengan cepat dia beranjak meninggalkan Jes dan suara langkahnya terdengar menaiki tangga, menuju kamar tamu.
Beberapa detik kemudian, Jes yang masih ada di ruang makan, dikejutkan oleh suara pekikan diikuti suara jatuh berdebam. Dengan segera dia melangkah ke arah tangga.
Di sana Jane duduk dengan wajah meringis kesakitan. Para pelayan mengerubunginya, Jane mendongakkan wajahnya dan menatap Jes kesakitan.
"Tolong Jes... sepertinya kakiku terkilir."
________
Suara ribut-ribut di luar membuat Bible terbangun dari tidurnya. Kepalanya masih pening, tetapi dia ingin tahu. Dengan pelan dia melangkah terhuyung-huyung ke pintu, ingin mencari tahu apa yang terjadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unforgiven Hero || JesBible ✔️
FanficJespipat Tilapornputt X Bible Wichapas Sumettikul . . Remake from novel "Unforgiven Hero" karya Shanty Agatha. . . 𝐖𝐚𝐫𝐧𝐢𝐧𝐠: Boyslove, M-Preg, Angst, if you don't like this pair, it's better you not to read it. Presented by @sebirulaut_