UH XXXVI

434 37 0
                                    

"Kau harus makan Bible." Ibu Farah meletakkan sepiring makanan yang masih panas di depan Bible.

"Ayo cobalah meskipun cuma beberapa suap saja."

Bible melirik makanan di piring itu. Makanan itu enak, dan kalau dia tidak sedang pusing. Aromanya yang wangi pasti akan bisa menerbitkan air liurnya. Tetapi saat itu Bible merasa pusing, dan tidak ingin makan. Tetapi dilihatnya ibu Farah menatapnya penuh harap, wanita yang sudah seperti ibunya ini tentunya sudah repot-repot memasakkan makanan ini untuknya. Bible tidak mau mengecewakannya.

Hanya demi menyenangkan ibu Farah, dia mengambik piring itu dan menyuap makanannya. Perutnya yang sudah seharian tidak diisini menyambutnya dengan rasa mual yang luar biasa. Tetapi Bible menahannya. Dia tetap menyantap makanan itu hingga empat suap, kemudian menyerah, menatap ibu Farah dengan tatapan menyesal,

"Maafkan saya, ibu."

Ibu Farah tersenyum dan mengangguk penuh pengertian, "Tidak apa-apa, yang penting perutmu terisi." Ibu Farah menatap Xiao Zhan dan menarik kesimpulan, menilik dari sikap Bible dan pada kenyataannya Bible melarikan diri ke asrama ini, sepertinya Bible masih tidak tahu bahwa Ibu Farah ada hubungannya dengan Jes. Bahwa semuanya sudah diatur oleh Jes. Ibu Farah sebenarnya sudah menimbang-nimbang untuk berterus terang kepada Bible, tetapi kemudian mengurungkan niatnya, sekarang ini permasalahan antara Jes dan Bible sudah rumit, dia tidak mau menambahkan permasalahan baru di antara mereka. Lagipula mengenai hal ini, mungkin nanti Jes sendiri yang akan menjelaskannya kepada Bible.

"Bagaimana perasaanmu?"

Bible menghela napas panjang, "Saya baik-baik saja ibu."

"Tamumu tadi, dia ibu Jes kan?"

Bible menganggukkan kepalanya. Ekspresinya tetap datar hingga ibu Farah harus bertanya lagi.

"Apakah dia berhasil mengubah pandanganmu?"

Bible merenung. Apakah Mamanya Jes berhasil merubah pandangannya? Mungkin.

Mama Jes memberitahukan hal baru, bahwa Jes hidup dengan rasa bersalah. Perempuan itu juga berusaha meyakinkan bahwa Jes benar-benar mencintai Bible.

Tetapi benarkah itu semua? Jauh di dalam hatinya, Bible menyadari masih ada perasaan hangat itu ketika mengingat Jes. Tetapi ada juga kebencian yang muncul ketika mengingat bahwa laki-laki itulah yang telah menyebabkan kematian Ayahnya. Hal itu membuat Bible bingung dan tak tahu harus bagaimana.

___________

Dini hari Bible terbangun dengan rasa mual yang amat sangat. Dia berlari ke kamar mandi dan memuntahkan semua isi perutnya. Perutnya terasa sakit dan kepalanya pening.

Dengan napas terengah dia mencuci mukanya dan melangkah gontai ke kamar, lalu membaringkan dirinya di ranjang. Bible mematung. Pusing dan mual-mual itu... apakah dia hamil?

Oh... Astaga. Bible mengusap perutnya dengan gugup. Bagaimana kalau dia benar-benar hamil? Mengandung anak Jes? Apa yang harus dia lakukan? Kalau dia memang benar- benar ingin kabur dan pergi menjauh, dia harus merubah semua rencananya. Kehamilan ini merupakan pertimbangan yang sangat penting. Bible akan susah mencari pekerjaan kalau perutnya membesar. Dan siapa yang akan menjaganya ketika kandungannya sudah terlalu besar? Bible lelaki, dan apa kata orang-orang nanti? Dan Bible sekarang takut.

Matanya nyalang menatap ke arah langit-langit kamar. Dia harus membeli testpack besok pagi, dan memastikannya dulu. Baru setelah itu dia akan memikirkan langkah selanjutnya.

___________

Jes bersedekap dan menatap Mamanya yang cantik.

"Mama menemui Bible?"

"Ya." Sang mama menatapnya meminta maaf.

"Maafkan kalau mama tidak minta izin sebelumnya kepadamu. Mama memang impulsif. Tetapi setidaknya dia mau mendengarkan penjelasan dari sisi mama."

"Bagaimana keadaanya?" Jes berbisik lirih, membayangkan Bible membuat jantungnya berdenyut. Dia merindukan lelaki itu, merindukan isterinya. Setiap malam dia terbangun, berusaha mencari tubuh hangat Bible untuk dia peluk, tetapi lelaki itu tidak ada. Kemudian dia merasakan kekosongan yang sangat dalam di dalam jiwanya, dan terjaga sepanjang malam.

"Dia baik-baik saja, matanya sembab karena banyak menangis." Sang mama menatap anaknya yang tampak menderita.

"Kau sendiri, bagaimana keadaanmu?"

"Aku bisa bertahan." Jes mencoba tersenyum,

"Nanti kalau sudah waktunya, aku akan menjemput Bible."

"Semoga kau bisa melunakkan hatinya." Mama Jes berucap setulus hatinya. Demi Jes. Anaknya itu sudah hidup dengan menanggung perasaan bersalah yang semakin lama semakin berat dipikulnya. Dia, sebagai seorang ibu, tidak akan sanggup kalau harus melihat beban itu ditambahi dengan 'patah hati'.

_________

Pagi-pagi sekali Bible sudah berjalan menuju apotek yang terletak beberapa meter dari kompleks asrama, untunglah apotek itu buka duapuluh empat jam. Jadi Bible tidak sia-sia berjalan. Sepulangnya, dengan hati-hati dia membuka alat itu dan mengikuti instruksinya.

Dia harus menunggu selama tiga menit untuk memperoleh hasilnya. Dengan jantung berdebar dipandanginya alat itu sambil mengitung angka satu sampai seratus delapan puluh. Ketika sudah selesai, Bible mengintip alat itu.

Jantungnya berdenyut kencang. Oh Astaga. Dia benar-benar positif hamil. Mengandung anak Jes Jespipat.

__________

Bible bingung. Hanya dia dan Jes yang mengetahui fakta ini. Kemana dia akan menceritakan keadaannya ini? Pikiran Bible menuju ke Ibu Farah. Dan, Bible pergi menemui Ibu Farah, berharap Ibu Farah tidak memandangnya jijik.

"Ibu Farah... aku.. Maafkan aku.. sepertinya aku hamil." Wajah Bible pucat pasi, dia mendatangi satu-satunya wanita yang bisa membantunya saat ini.

Ibu Farah tampak terperanjat, tetapi dia lalu melihat hasil testpack yang ditunjukkan oleh Bible. Matanya bersinar lembut.

"Oh, Bible. Selamat sayang, kau akan menjadi orang tua."

Bible meringis mendengar ucapan selamat dari Ibu Farah, dipeluknya tubuhnya dengan bingung.

"Ibu tidak jijik padaku?"

"Nak, Ibu sudah menganggapmu sebagai anak Ibu sendiri. Bagaimana Ibu bisa memperlakukanmu begitu?"

Bible sangat luar biasa lega. Dilepasnya pelukan itu.

"Ibu...saya bingung, saya harus bagaimana?"

"Kenapa kau bingung? Bayi itu mungkin suatu pertanda bahwa kau harus mempertimbangkan kembali hubunganmu dengan Jes. Kalian akan mempunyai seorang anak, bukankah itu bisa menjadi pertimbangan penting?"

Jes mendesah, menatap ke sekeliling dengan gelisah.

"Tetapi saya... saya berencana untuk pergi dan memulai hidup baru..."

"Pergi?" Ibu Farah membelalakkan matanya, "Apa maksudmu Bible?"

"Saya berencana untuk pergi meninggalkan semua ini. Memutuskan hubungan dengan seluruh masa lalu saya."

"Astaga Bible, pikirkan dulu baik-baik sebelum memutuskan seperti itu. Kau sudah menikah dan bersuami. Bagaimana mungkin kau meninggalkan semuanya?"

"Saya takut ibu... Jes telah memulai semua dengan kebohongan. Bagaimana mungkin saya melanjutkan pernikahan yang didasari dengan kebohongan?"

Ibu Farah menghela napas panjang, "Bible. Entah itu didasari kebohongan atau tidak. Saat ini ada seorang anak yang akan hadir di antara kalian yang harus kau pikirkan. Kau akan menjadi seorang ibu, Itu adalah tanggung jawab yang besar. Dan aku yakin, kalau kau mau memberi Jes kesempatan, kalian bisa menyelesaikan permasalahan ini."

Tanpa sadar Bible mengelus perutnya, merasa bingung. Apakah dia seharusnya memberi Jes kesempatan lagi untuk menjelaskan?

__________

to be continued...

Unforgiven Hero || JesBible ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang