UH XXIX

369 29 0
                                    

Mereka meninggalkan pulau itu siang harinya, dan setelah mendarat di pulau Dewata, mereka melanjutkan dengan pesawat untuk pulang.

"Kau pasti senang." Jes menggenggam tangan Bible yang duduk disebelahnya, tersenyum jahil.

Bible menatap Jes dan tertawa.

"Kau sangat licik Jespipat."

Jes ikut tertawa bersama Bible dan mengecup dahi Bible dengan sayang.

_________

Mereka mendarat di bandara dan langsung dijemput oleh supir pribadi Jes. Tengah malam mereka baru tiba di rumah Jes. Rumah itu masih sama, seindah ingatan Bible dulu ketika pertama kemari di pesta itu. Pesta yang menghasilkan sebuah insiden yang mendorong Bible dan Jes  akhirnya bersatu ke dalam pernikahan.

Mungkin sekarang Bible akan mensyukuri insiden itu. Karena sekarang dia menemukan kebahagiaan bersama suaminya. Tiba-tiba dia teringat sesuatu dan menatap Jes dengan serius.

"Malam itu malam setelah pernikahan kita adalah malam pertama kita. Aku tahu karena rasanya luar biasa sakit,"

Jes tersenyum lembut.

"Aku juga tahu karena aku harus menembus sesuatu yang sangat sempit, sebelum bisa memasukimu."

Pipi Bible memerah mendengar kata-kata vulgar Jes yang diucapkan dengan santai.

"Kalau malam itu adalah malam pertama kita, berarti waktu itu kita tidak berbuat apa-apa di sini."

Jes mengangkat bahu.

"Aku memang tidak ingat. Tetapi mungkin kita hanya mabuk dan tertidur di ranjangku."

"Tetapi waktu itu kita telanjang bulat." Bible mengerutkan dahinya.

Jes tertawa. "Mungkin kita bercumbu sedikit lalu tertidur." Ingatannya melayang kepada Bible yang meninggalkannnya tidur ketika dia mencumbunya waktu itu. Yah setidaknya Jes tidak sepenuhnya berbohong.

"Padahal kejadian itu adalah alasan kita menikah." Bible menghela napas, "Kalau kau tahu kita tidak berbuat apa-apa, kau bisa tidak menikahiku."

"Hei aku tidak peduli apa alasan yang mendorongku menikahimu. Kalau bukan karena insiden di malam itu, kurasa aku akan menemui cara untuk menikahimu pada akhirnya."

Jes mendekap Bible ke depan pelukannya, "Dan aku selalu mensyukuri karena aku menikahimu. Kau adalah sumber kebahagiaanku Bible."

Bible membalas pelukan Jes sambil tertawa.

'Kau juga Jes, Aku mencintaimu dan aku mempercayaimu sepenuh hati."

_________

Bagaimana kalau kepercayaan Bible tiba-tiba dihancurkan olehnya?

Jes terbangun di tengah malam. Karena mimpi buruk yang menghantuinya. Mimpi itu datang lagi. Kecelakaan itu. Lalu anak lelaki yang mengusirnya dari rumahnya dengan tatapan mata penuh kebencian. Kebencian yang menghujam dan masih tetap membuat jantung Jes berdenyut perih sampai sekarang. Dan kemudian mimpi itu berlanjut dengan dia kehilangan Bible. Bible hilang begitu saja dan dia tidak dapat menemukannya di mana-mana. Membuatnya menggila, membuatnya seperti ingin mati saja.

Napasnya sedikit terengah dan dadanya terasa sesak oleh mimpi yang menakutkan itu. Dengan lembut diliriknya lelaki yang terbaring manis di sebelahnya, Biblenya. Lelakinya. Istrinya. Yang mencintainya dan mempercayainya... Mempercayainya.. Bible sangat mempercayainya, dengan tanpa prasangka, lelaki itu meletakkan hatinya di tangan Jes, pasrah dan percaya kepadanya.

Sementara Jes membangun sebuah pernikahan yang didasarkan pada kebohongan. Cintanya kepada Bible bukanlah suatu kebohongan, dia sungguh-sungguh mencintai Bible, dari lubuk hatinya yang paling dalam. Bible adalah sumber kebahagiaannya yang paling dalam, begitupun dia ingin menjadi sesuatu yang sama bagi Bible. Tetapi semua selain cinta itu adalah sebuah kebohongan. Sebuah kebohongan yang terjalin dan membentuk dinding rapat yang menutup rahasia masa lalu mereka.

Unforgiven Hero || JesBible ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang