Mr. Tyme menatap Bible yang berdiri di depannya dengan mantap. Baru beberapa menit yang lalu Bible melangkah masuk ke ruangannya, melepas cincin itu dari jemarinya, dan meletakkannya di meja, di depannya.
"Aku tidak bisa melanjutkan pertunangan ini, Mr. Tyme."
Jes menatap Bible dalam-dalam. Ada ketegasan yang dalam di balik sikap rapuh Bible. Ketegasan yang sama yang dirasakan Jes bertahun lalu ketika lelaki itu mengusirnya dengan kasar dari rumahnya, mengetuk nuraninya sampai terasa sakit. Dia tidak boleh gegabah menghadapi Bible, kalau dia gegabah, lelaki itu akan lari.
"Panggil aku Tyme." Jes menatap Bible dalam.
"Aku pikir kemarin kita sudah mencapai kesepakatan, Bible." Gumam Jes tenang. Menolak untuk menatap cincin yang diletakkan Bible didepannya, dan memundurkan tubuhnya, bersandar di kursi.
"Kemarin aku masih bingun." Bible memeluk dirinya sendiri, seakan berusaha melindungi dirinya.
"Aku sudah memikirkannya semalaman dan kupikir semua ini adalah kesalahan. Aku tidak bisa menerima pertunangan ini karena sebuah kecelakaan semalam. Tidak. Tidak bisa."
"Kenapa kau tidak bisa?"
"Kenapa pula kau bisa?" Bible setengah menjerit, setengah frustrasi dengan ketenangan datar yang ditampakkan Mr. Tyme. Apakah bagi lelaki itu, masalah ini serupa dengan masalah bisnis yang harus diselesaikan dengan sikap datar dan tanpa perasaan?
"Ini pertunangan yang akan mengarah kepada pernikahan. Pernikahan adalah hal yang sakral dan serius, tidak bisa dikukan begitu saja, mungkin kau bisa melakukannya, tetapi aku tidak."
"Jadi kau pikir aku tidak serius dalam mengajukan pertunangan dan pernikahan ini." Dengan elegan Jes berdiri, mengitari meja dan bersandar di sana..
"Aku sungguh serius, dan aku bertanggungjawab atas perbuatan yang mungkin kulakukan padamu malam itu. Baru kali ini mungkin aku temukan seseorang yang menolak lelaki yang ingin bertanggung jawab kepadanya."
"Tetapi kita tidak saling mencintai."
"Pernikahan yang didasarkan oleh cinta yang terlalu menggebu-gebu biasanya adalah pernikahan yang paling cepat berakhir," Jes tersenyum dingin.
"Percayalah, aku cukup berpengalaman dengan teman-temanku. Mereka menikah karena cinta, karena tergila-gila satu sama lain. Seolah tidak bisa dipisahkan, Tetapi beberapa saat kemudian, ketika cinta itu pudar, mereka tidak punya apa-apa lagi." Mata Jes semakin menggelap.
"Pernikahan yang ideal adalah pernikahan yang dilakukan atas dasar saling pengertian, kesepakatan, saling menghormati dan ketertarikan seksual yang dalam."
"Apa?"
"Kurasa kau sudah mendengar kalimat terakhirku tadi Bible." Senyum Jes berubah dalam dan sensual. "Mengenai ketertarikan sensual aku tidak bisa membantahnya" Lelaki itu menyingkap jasnya, dan menunjukkan kejantanannya yang menegang di balik celananya.
"Ini selalu bergairah setiap aku bersamamu."
"Kau sungguh menjijikkan!" Bible berteriak frustrasi, frustrasi karena sikap Mr. Tyme telah membangkitkan sesuatu dalam dirinya, gelenyar panas yang mengalir pelan tapi pasti. Dia memundurkan langkahnya dan berusaha pergi dari ruangan itu secepat mungkin tetapi Jes bergerak cepat, menarik lengannya dan memeluknya erat. Mendekapnya dengan kencang seakan tidak mau melepaskannya. Bible meronta tetapi Jes lebih kuat, lelaki Itu mengetatkan lengannya, mencoba meredam gerakan Bible.
Ketika Bible tidak berhenti meronta, Jes mendekatkan punggung Bible menempel ke arahnya dan mencium bibirnya, tidak tanggung-tanggung langsung melumatnya. Dan langkahnya berhasil karena rontaan Bible melemah. Ciuman Jes berhasil membuat Bible lemah dan tak berdaya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unforgiven Hero || JesBible ✔️
FanfictionJespipat Tilapornputt X Bible Wichapas Sumettikul . . Remake from novel "Unforgiven Hero" karya Shanty Agatha. . . 𝐖𝐚𝐫𝐧𝐢𝐧𝐠: Boyslove, M-Preg, Angst, if you don't like this pair, it's better you not to read it. Presented by @sebirulaut_