UH XL

624 36 0
                                    

"Jangan angkat itu." Jes meraih keranjang buah kecil yang dibawa Bible dengan cekatan,

"Demi Tuhan, Bible duduklah! Tidak usah membantu apa-apa. Biar Pansa dan para pelayan yang membereskan semuanya."

Sambil berdiri di sana dan berkacak pinggang, Jes benar-benar tampak seperti seorang arogan yang suka memerintah-merintah orang, membuat Bible cemberut.

"Jes, aku bisa membawa diriku sendiri. Dan aku pegal kau suruh duduk seharian."

"Kau sedang hamil besar dan tubuh mungilmu itu kelelahan membawa-bawa perutmu yang begitu besar." Jes menatap mengancam,

"Duduk Bible, atau aku tidak akan mau memijit kakimu lagi."

Tentu saja itu bohong. Jes tidak pernah lupa memijit kaki Bible setiap malam, dengan minyak essensial yang lembut, membantu Bible menghilangkan pegal-pegalnya karena harus membawa-bawa kandungannya yang semakin membesar. Jes juga tidak lupa membantu mengoleskan minyal zaitun ke perut Bible yang semakin membuncit setiap malamnya.

Hari ini mereka sedang menyiapkan kamar bayi. Kamar bayi itu terletak tepat di sebelah kamar Jes dan Bible, dengan pintu tembus yang dekat dengan ranjang. Yibo sudah menyiapkan kamar bayi itu sejak tiga bulan lalu. Mendekorasi, mengganti cat dinding dan wallpapernya dengan nuansa pink lembut - karena hasil USG menunjukkan kalau bayi mereka perempuan dan menyiapkan perabotannya. Ketika Bible memprotes bahwa dia mungkin saja tidak akan tinggal di rumah Bible lagi ketika anak ini lahir, Jes membungkamnya dengan mengatakan tidak mungkin Bible langsung pergi begitu saja setelah melahirkan. Bible butuh waktu untuk merawat anaknya, sampai beberapa bulan. Baru setelah itu mereka bisa membicarakan kesepakatan mereka untuk berpisah. Bible mendengus dalam hati ketika teringat betapa dia tidak mampu membantah. Pantas perusahaan Jes begitu maju dan pesat, lelaki itu sangat pandai bernegosiasi dan memanipulasi lawannya.

Tadi pagi, perabot terakhir dan yang paling penting datang, sebuah ranjang bayi. Dari gambar kotaknya, ranjang itu indah, berwarna putih dan tempat tidur mungil dengan nuansa pink. Bible bisa membayangkan bayinya berbaring di sana seperti boneka mungil yang terlelap dalam kedamaian.

Lelaki itu merakit ranjang bayinya sendiri dengan bersemangat, sibuk sendiri di dalam kamar bayi itu. Sementara itu Pansa datang membawa berbagai macam boneka hadiahnya, semuanya bernuansa pink dan mengaturnya di kamar, membuat kamar bayi itu tampak benar-benar seperti kamar bayi.

"Sudah jadi, ayo Bible lihatlah." Jes mengajak Bible berdiri dengan hati-hati, nada suaranya sangat bersemangat, Bible berjalan dengan Jes di belakangnya, langkahnya terhenti di ambang pintu, dan terpesona. Kamar bayi itu sudah siap, begitu indah dan cantik seolah tidak sabar menunggu sang bayi yang akan lahir. Satu-satunya yang kurang dari kamar itu adalah bayi itu sendiri,

"Cantik ya." Jes berbisik, berdiri tepat di belakang Bible dan melingkarkan lengannya dengan lembut di perut Bible yang buncit, menyandarkan tubuh Bible ke dadanya, dagunya bertumpu di puncak kepala Bible.

Bible menikmati momen indah itu, membiarkan Jes merangkul tubuhnya makin erat.

"Ya. Cantik sekali, Bayi ini pasti akan bahagia terlahir ke dunia ini."

Mereka berpelukan dalam keheningan, mengagumi keindahan kamar bayi mereka.

Dan Pansa ada di sana, menatap kedua pasangan itu dari kejauhan dan mengusap air matanya. Jes tampak begitu bahagia. Jauh bahagia dari masa-masa itu, ketika dia menanggung dosa masa lalunya dengan sepenuh hati. Dan Pansa berharap, Jes bisa bahagia terus selamanya, dengan Bible, dengan keluarga kecil yang akan dibangunnya.

___________

Pagi itu Bible merenung. Dia sudah mengambil keputusan. Tetapi sebelum itu dia harus melakukan sesuatu. Jes sedang ada di kantor, mengurus pertemuan dengan koleganya.

Unforgiven Hero || JesBible ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang