__________
Seluruh pelayan sudah kembali ke rumah pagi ini dan kegiatan berlangsung seperti biasa. Bible sedang di dapur belajar membuat kue kelapa bersama Max. Ketika suara ribut-ribut terdengar dari lorong, yang mau tak mau terdengar sampai ke dapur. Itu suara Jes, lelaki itu sedang mengumpat-umpat di telepon. Mengumpat-umpat?
"Bagaimana mungkin dia bisa lolos? Ini pulau pribadi. Tidak sembarang orang bisa kemari."
Kemarahan tercermin jelas dalam suara laki-laki itu. Suara di seberang telepon menjawab, tampak mencoba menjelaskan dengan panik. Tetapi kemudian Jes memotongnya dengan tajam.
"Sudah. Kita bicarakan keteledoran yang dibuat anak buahmu nanti. Kau yang harus menanggung ini semua. Nanti. Begitu aku selesai membereskan masalah ini." Lalu Jes menutup teleponn dengan kasar. Membuat Bible merasa kasihan pada siapapun yang menjadi lawan bicara Jes di telepon.
Beberapa detik kemudian pintu dapur terbuka, dan Jes masuk dengan wajah serius.
"Bible." Jes memanggil dari ujung dapur. Membuat Bible yang sedang bertaburan tepung dan membantu Max membentuk kue di cetakan menoleh.
"Ya Jes?"
"Kemari, aku ingin bicara."
Jes tidak pernah sekaku ini ketika berbicara kepadanya, membuat Bible mengerutkan keningnya. Apakah lelaki itu sedang marah. Kepada siapa? Kepadanyakah? Dengan hati-hati dia melangkah keluar dapur, mengikuti Jes ke arah teras samping.
Jes berdiri di sana, mondar-mandir dengan wajah gusar.
"Ada apa Jes?"
Lelaki itu melangkah mendekati Bible dan merengkuh kedua bahunya, membuat Bible dekat dengannya.
"Anak buahku mengacau. Kita akan kedatangan tamu. Bukan tamu yang menyenangkan, tetapi kita terpaksa menampungnya beberapa hari demi kesopanan. Aku harap kau mengerti."
Bible menganggukkan kepala. Sedikit lega mendengar perkataan Jes, Jadi hanya karena masalah itu? Seorang tamu, meskipun terasa aneh karena datang di bulan madu mereka, tampaknya tidak menjadi masalah besar. Bible pasti bisa menghadapinya. Kalau begitu kenapa Jes masih tampak begitu gusar?
Jes yang masih mencengkeram kedua bahu Bible mendesah kesal. "Dia bukan tamu biasa Dia mungkin datang untuk mengacau, seperti yang Pansa ramalkan. Aku minta maaf Bible, aku tidak menyangka dia akan seberani itu, menyusulku kemari."
"Siapa Jes?" Bible berubah waspada, karena Jes tampak begitu serius tentang tamu yang satu ini.
Jes menatap Bible pahit. "Dia mantan kekasihku Bible. Anak buahku mengatakan dia tidak bisa mencegah kedatangannya kemari. Sekarang dia sedang dalam perjalanan dengan perahu boat kemari. Maafkan aku."
_______
Memikirkan bahwa Jes mempunyai mantan kekasih sebelumnya, yang tentunya juga berbagi hal-hal intim bersama lelaki itu sungguh membuat semuanya terasa aneh.
Seharusnya Bible siap. Dania dulu pernah mengatakan kepadanya bahwa Jes pernah punya beberapa kekasih yang berhubungan dengannya tanpa status. Bible mungkin bisa melupakan itu semua kalau situasinya tidak seperti ini. Seorang mantan kekasih yang nekad tampaknya bertekad merebut Jes kembali. Dan Bible harus menghadapinya, entah itu lelaki ataupun perempuan dia harus menghadapinya.
Astaga. Kenapa dia ada di dalam situasi begini? Apa yang harus dia lakukan? Dengan bingung Bible memencet nomor ponsel Dania. Dalam deringan kedua ponsel itu di angkat,
"Ada apa Bible? Apakah kau sudah pulang dari bulan madumu?"
"Bukan Dania. Aku ingin menanyakan sesuatu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Unforgiven Hero || JesBible ✔️
FanficJespipat Tilapornputt X Bible Wichapas Sumettikul . . Remake from novel "Unforgiven Hero" karya Shanty Agatha. . . 𝐖𝐚𝐫𝐧𝐢𝐧𝐠: Boyslove, M-Preg, Angst, if you don't like this pair, it's better you not to read it. Presented by @sebirulaut_