UH X

524 53 0
                                    

_______

Malam pesta itu, Jeff menjemputnya meskipun agak terlambat. Lelaki itu tampak rapi dan elegan dengan kemeja dan jas santai warna biru tuanya.

"Maafkan aku terlambat." Jeff menatap Bible menyesal setelah dia menjalankan mobilnya.

"Tadi ban mobilku kempes di jalan."

Bible menganggukkan kepalanya dan tersenyum, "Tidak apa-apa, Jeff."

Jeff menatap Bible lama dengan pandangan penuh arti, membuat Bible bingung.

"Kenapa kau menatapku seperti itu?"

"Tidak kenapa-kenapa." Lelaki itu mengalihkan pandangannya dengan senyum dikulum.

"Hanya saja kau sangat berbeda dengan lelaki maupun perempuan lain yang pernah dekat denganku. Mereka pasti akan merajuk dan marah-marah jika aku telat menjemput, meski dengan alasan apapun. Tetapi kau berbeda, kau menerima alasanku dengan penuh pengertian."

Bible hanya tersenyum menanggapi pernyataan Jeff, tetapi kemudian Jeff menggenggam sebelah tangannya dengan lembut.

"Perasaanku kepadamu juga berbeda Bible. Kuharap kau merasakan hal yang sama."

Apakah itu pernyataan cinta? Bible bertanya-tanya dalam hati, menatap Jeff, mencari jawaban.

"Maukah kau menjadi kekasihku Bible? Aku mencintaimu, dan aku berjanji akan menjadi kekasih yang baik."

Bible menatap Jeff dalam senyum, lalu terkekeh.

"Jawabannya nanti saja yah setelah pesta."

Jeff membalas senyum Bible, lalu terkekeh geli.

"Dasar, kau sengaja ya, mau menyiksaku sepanjang pesta, harap-harap cemas akan jawabanmu?"

Mereka lalu tertawa bersama.

***

Benar kata Dania kemarin, Mr. Tyme benar-benar tidak pelit kepada para karyawannya.

Pesta yang diadakannya di rumahnya sangat elegan dengan menu makanan yang mewah dan luar biasa. Para pelayan berdiri hilir mudik menawarkan makanan kecil dan minuman di nampan. Sementara di meja prasmanan, makanan tampak tidak ada habis-habisnya.

"Ramai sekali di sini." Jeff menggenggam lengan Bible dengan lembut, "Mungkin kita harus minggir supaya tidak tertabrak."

Mereka terlambat datang ke pesta itu. Karena Jeff terlambat menjemputnya tadi, jadi mereka ketinggalan acara pembuka, sambutan oleh Mr. Tyme sebelum acara makan-makan dimulai. Sekarang semua tamu sudah membaur saling bercakap-cakap satu sama lain, menikmati hidangan.

Pesta ini diadakan di kebun di halaman belakang rumah Mr. Tyme yang sangat indah. Rumah itu bergaya western dengan cat putih mendominasi keseluruhan bangunannya. Dan warna lain yang dominan adalah hijau. Warna itu memenuhi hamparan rumput luas yang tertata rapi, dengan lampu-lampu kuning yang temaram, menambah keeksotisan suasana pesta.

Sementara itu, meja prasmanan dihidangkan di gazebo luas, di tepi kolam renang.

Pemilik pesta itu, Mr. Tyme tampaknya tidak ada. Bible membatin, matanya sudah mencari kemana-mana, tetapi dia tidak bisa menemukan sosok itu.

"Aku akan mengambilkanmu minum." Jeff bergumam lembut.

"Tunggu di sini ya."

Bible menganggukkan kepalanya dan tersenyum, lalu membiarkan Jeff menembus kerumunan orang yang lalu lalang, mencari minuman. Dia berusaha mencari-cari orang yang dikenalnya, tetapi tidak menemukannya, Dania bilang dia tidak mungkin datang dengan kandungannya yang sudah sebesar itu, meskipun sebenarnya dia sangat ingin.

Bible berdiri di tempat itu beberapa saat, melayani beberapa teman yang menyapanya. Tetapi lama kemudian dia mengernyit karena Jeff tak kunjung datang.

"Kau datang sendirian di sini?"

Suara itu sangat familiar, membuat Bible menoleh dengan tegang. Dan benar juga, Mr. Tyme yang berdiri di sana, dengan segelas minuman di tangannya, menatapnya dengan pandangan yang tidak terbaca.

"Eh tidak." Bible menoleh ke belakang, mencari sosok Jeff yang tak kunjung datang

"Saya datang bersama Jeff."

"Lalu di mana dia?" Mr. Tyme mengernyitkan keningnya, tampak tidak suka.

"Dia.... Katanya dia sedang mengambilkan minuman."

"Oh." Jes menatap ke arah pandangan Bible.

"Dia bodoh membiarkan pasangannya sendirian di sini, bisa-bisa pasangannya dicuri orang." Matanya yang tajam melembut dan Bible bisa melihatnya, ternyata Mr. Tyme menyimpan kelembutan di dalam dirinya, dibalik sikap dingin yang selalu ditampilkannya.

"Kau mau kutemani masuk dan mencari kekasihmu? Mungkin dia tersesat di dalam sana."

Jes mengedikkan bahunya ke arah bagian dalam rumah.

"Eh, tidak... mungkin saya akan menunggu di sini."

"Kita akan mencarinya, lagipula aku butuh Jeff, ada beberapa hal tentang pekerjaan yang ingin kubicarakan dengannya."

Dengan lembut Jes menghela Bible supaya melangkah bersamanya, memasuki pintu kaca besar yang menjadi pembatas antara taman kolam renang dengan bagian dalam rumah.

Beberapa orang tampak duduk di bagian dalam rumah, asyik bercakap-cakap di semua sudut. Bible memandang ke sekeliling, juga ke bar yang menyediakan minuman, tetapi Jeff tidak ada di sana.

"Mungkin dia ada di atas." Jes mengedikkan bahunya ke arah tangga menuju lantai dua yang tampak temaram.

"Apakah lantai atas juga dibuka untuk pesta?" Bible menatap Mr. Tyme dengan ingin tahu.

Lelaki itu tersenyum miring menanggapi.

"Tidak. Tapi di sana ada kamar mandi. Mungkin Jeff memutuskan memakai kamar mandi di lantai atas. Ayo." Sekali lagi Jes menghela Bible mengajaknya menaiki tangga.

Sepertinya tidak ada tamu yang naik ke lantai dua, mungkin sudah menjadi peraturan umum bahwa lantai dua adalah area pribadi pemilik rumah dan bukan area pesta. Mr. Tyme mungkin salah, Bible melirik ragu kepada laki-laki yang sedang berjalan di sebelahnya, Jeff tidak mungkin berani naik ke lantai dua rumah Mr. Tyme tanpa izin.

"Kamar mandi di lantai dua ada di ujung lorong." Jes menunjuk.

"Biasanya ada beberapa tamu yang ingin tahu yang tersesat di sini."

Mereka terus berjalan menuju ke area kamar mandi di ujung lorong, sampai sebuah suara mengalihkan perhatian mereka.

Suara itu sudah pasti adalah desahan seorang perempuan, sebuah desahan yang menyiratkan arti yang tak terbantahkan. Pipi Bible memerah, itu suara perempuan yang sedang bercinta. Meskipun tidak berpengalaman setidaknya Bible bisa membedakan suara desahan seperti itu. Diliriknya Mr. Tyme yang berdiri di sebelahnya, apa yang akan dilakukan Mr. Tyme mengetahui ada orang yang bercinta di salah satu kamar di rumahnya? Apakah yang sedang bercinta itu tamu rumah ini?

Jes hanya melirik ke arah Bible dan mengangkat bahu sambil tersenyum miris.

"Rupanya ada yang sedikit lupa diri di pestaku ini. Tunggu sebentar, aku akan mengingatkan mereka agar mencari kamar di motel terdekat dan tidak mencemari salah satu kamar tamuku."

Masih sambil tersenyum, Jes membuka pintu kamar itu lebar-lebar. Bible menatap dan langsung mundur selangkah dengan kaget. Pemandangan di depannya membuat jantungnya serasa mau lepas.

_________

to be continued....

Unforgiven Hero || JesBible ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang