UH XXX

462 27 0
                                    

"Tamu untuk anda Mr. Tyme." Ibu Grace masih memanggilnya dengan nama Mr. Tyme. Tidak masalah untuknya, Jes tersenyum, ternyata namanya bukan masalah buat Bible.

"Aku dengar kau pulang dari bulan madumu, jadi aku mengajak Mile kemari." Pong melangkah masuk, seperti biasanya tanpa permisi langsung duduk di sofa besar di ruangan itu. Seorang laki-laki berbadan ramping, berpakaian serba hitam mengikuti masuk, pandangannya mengawasi seluruh ruangan dengan tajam, sampai kemudian bertatapan dengan Jes.

Mile Phakphum, Jes  membatin. Ini adalah pertemuan kedua mereka setelah pertemuan singkat di sebuah pesta waktu itu. Jes memilih datang sendirian ke pesta Mile waktu itu dan membuat Pong sibuk mencemoohnya. Pong sempat mengenalkannya dengan Mile, tetapi mereka tidak bisa berbicara lebih, karena Jes buru-buru pergi untuk urusan lain.

"Mile juga baru pulang dari bulan madunya." Pong bergumam ketika Jes dan Mile hanya berpandangan dengan kaku, saling mengawasi.

"Bulan madu? Bukankah kau sudah menikah lama, Mile?" Dan sepengetahuan Jes, Mile sudah memperoleh satu putera dari isterinya. Dia melangkah mendekati sofa dan duduk di sana, mempersilahkan Mile untuk duduk.

"Bulan madu kedua." Mile menyahut dengan suaranya yang dalam. Entah kenapa kata 'bulan madu' itu membuat ekspresi dingin dan kejam di wajahnya melembut. Mungkin benar kata Pong, lelaki ini benar-benar mencintai isterinya. Kalau begitu, lelaki ini tidak sejahat yang dikatakan orang. Seorang lelaki yang bisa mencintai seseorang sepenuh hati, adalah lelaki yang baik, jauh di dalam hatinya. Jes merasa prasangka buruknya terhadap Mile memudar.

"Bagaimana bulan madumu?" Damian bergumam lagi, menatap Jes sambil tersenyum,

"Semua berjalan sesuai rencana?"

"Sesuai rencana." Senyum Jes melebar, lupa kalau di depannya ada Mile Phakphum, sosok yang tidak dikenalnya seakrab Pong.

"Dia mengatakan mencintaiku."

Pong terkekeh.

"Dasar bajingan yang beruntung."

Diliriknya Mile,

"Jes lebih beruntung dari kita, dia bisa dengan cepat mendapatkan cinta isterinya. Sementara kita harus jungkir balik mencoba segala cara."

Mile ikut tersenyum mendengar kata-kata Pong itu. Dan suasana kaku di antara mereka menjadi cair. Mereka lalu membicarakan masalah pekerjaan dan proyek kerjasama mereka, dan pembicaraan mengalir lancar seolah mereka sudah sering berkumpul dan bercakap- cakap dengan akrab sebelumnya.

"Aku harus pulang." Mile melirik jam tangannya,

"Aku sudah berjanji mengantarkan Natta ke dokter."

"Natta sakit?" Pong yang sedari tadi sibuk membaca berkas catatan pengajuan proyek yang mereka bahas mengangkat kepalanya,

Mile menggelengkan kepalanya, senyumnya melebar, tak tertahankan.

"Bukan. Dia mual dan muntah di pagi hari. Sepertinya kami membawa oleh-oleh hasil bulan madu kedua kami."

"Wah. Kau mengejarku rupanya." Mata Pong melembut ketika mengingat kedua malaikat kecilnya dan ibu mereka yang sangat dicintainya,

"Sampaikan salamku untuk Natta. Aku akan mempelajari berkas ini dulu, nanti aku diskusikan hasilnya denganmu."

"Oke." Mile beranjak berdiri, dan Jes mengikutinya. Lelaki itu tersenyum dan mengulurkan tangannya kepada Jes yang segera disambut Jes, mereka bersalaman,

"Semoga kerjasama kita baik ke depannya."

Setelah itu Mile berpamitan dan pergi meninggalkan ruangan.

Unforgiven Hero || JesBible ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang