UH XVII

517 45 0
                                    

Penerbangannya tidak lama, hanya dalam waktu dua setengah jam mereka sudah sampai. Jes membimbing Bible melalui koridor bandara, menuju pintu keluar, dan seorang supir berpakaian rapi rupanya sudah menunggu mereka, dan membawa mereka ke mobil hitam berkilat yang sudah disiapkan.

Perjalanannya sendiri singkat, dan mereka sudah tiba di jalan besar, dan berhenti di hotel yang penuh dengan lampu menyala yang elegan. Membuat Bible terpana. Meskipun dia menahan dirinya supaya tidak terlihat memalukan di depan Jes. Lelaki itu menggandeng tangannya dengan mesra dan membawanya ke president suite di lantai paling atas hotel.

Sepertinya para pegawai di hotel ini telah menunggu kedatangan mereka dan menyiapkan segalanya untuk mereka.

Terimakasih untuk Pong dalam hal ini. Hotel ini adalah salah satu Hotel besar milik lelaki itu. Pong sudah menyiapkan segalanya untuk mereka seperti janjinya.

Bible mengernyitkan keningnya ketika mereka mendapatkan kamar yang sama. Dia menahan Jes di depan pintu.

"Kita satu kamar?"

Jes mengangkat bahunya.

"Kita akan menikah besok jam sepuluh pagi. Apa bedanya?"

"Ada bedanya. Aku tidak mau sekamar denganmu sebelum menikah." Gumam Bible keras kepala.

"Kita sudah pernah melakukannya sebelumnya Bible , tidur sekamar. Seranjang malahan."

Lelaki itu tersenyum lembut melihat kecemasan di wajah Bible yang memerah malu.

"Maafkan aku, aku hanya memikirkan kepraktisan saja tanpa memperhitungkan perasaanmu. Aku berpikir bahwa besok pagi toh kita sudah menikah, jadi tidak ada gunanya menyewa kamar terpisah. Aku tidak sadar hal ini akan membuatmu tidak nyaman."

Dengan lembut Jes menyentuh pipi Bible.

"Mungkin kalau aku berjanji tidak akan berbuat tak senonoh padamu malam ini, kau bisa sedikit lebih tenang?"

Bible merasa tak yakin. "Apakah kita akan tidur seranjang?"

"Ada sofa besar di sana. Aku akan tidur di sofa jika itu maumu."

Sejenak Bible berpikir, lalu menghela napas panjang. Sepertinya janji Jes bisa dipercaya.

"Baiklah kalau begitu."

Dan merekapun masuk ke kamar itu.

__________

Jes menepati janjinya hingga Bible merasa tenang. Dia masih mencemaskan hari esok.

Hari pernikahan yang datang begitu cepat sampai tidak bisa dipikirkannya. Membuat perutnya bergolak karena cemas.

Bible mandi bergantian dengan Jes, lalu menyantap makanan yang diantarkan ke kamar. Setelah itu dia berpamitan untuk tidur. Lampu di matikan. Dan setelah berbagi selimut dan bantal dengan Jes, Bible naik ke ranjang untuk berbaring dan mencoba tidur. Dia sempat melirik Jes menata bantal dan selimut dengan nyaman di sofa depan sambil menyalakan televisi dengan suara lirih.

Mau tak mau pikiran Bible melayang. Besok adalah hari pernikahannya. Meskipun bisa disebut hari pernikahan yang tak wajar. Calon Pengantin mana yang baru tahu bahwa dia akan menikah sehari sebelumnya? Tetapi kalau ditilik dari masa lalu, kehidupannya memang tidak wajar. Kalau dia hidup dikeluarga yang wajar. Malam ini dia pasti sudah disimpan di kamar, tidak boleh bertemu dengan pengantin laki-laki. Kemudian seluruh keluarganya akan berkumpul di rumah. Orangtuanya ada di depan, menyalami tamu yang datang, dan berbahagia dengan persiapan pernikahan putera mereka satu-satunya esok hari, sebuah acara yang dianggap sakrali. Tetapi itu semua hanya mimpi. Bible sebatang kara di dunia ini. Ayah dan ibunya telah meninggal. Direnggut paksa darinya. Air mata menetes dan mengalir di pipinya. Seandainya saja semua itu tidak terenggut darinya, Bible sangat ingin memeluk orangtuanya sebelum hari pernikahannya. Amat sangat ingin. Dia merindukan mereka berdua.

Unforgiven Hero || JesBible ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang