Ketika Jes mengantarkannya pulang, Bible meminta lelaki itu menurunkannya di ujung jalan. Dia tidak siap menghadapi pertanyaan ibu Farah nanti ketika melihat dia diantarkan lelaki, atasannya, dalam keadaan dia tidak pulang semalaman. Bible tidak pernah menginap di rumah siapapun sebelumnya, apalagi menginap tanpa pamit. Ibu Farah pasti menunggunya dengan panik dan mencemaskannya semalaman. Pemikiran itu membuatnya merasa bersalah. Bagaimana dia akan menjelaskan kejadian ini kepada Ibu Farah?
Apakah dia harus memberikan kebohongan demi kebohongan lagi?
Mobil Jes berhenti di ujung jalan, dia menatap Bible lembut.
"Kau benar-benar tidak ingin di antar sampai ke rumah?"
Bible langsung menggelengkan kepalanya.
"Tidak, terimakasih. Aku akan mencoba menjelaskan sendiri kepada ibu asramaku."
"Kau tinggal di asrama?" Jes tentu saja bersandiwara, dia hanya harus menanyakan itu, kalau tidak, akan terlihat aneh bagi Bible.
"Dimana keluargamu?"
Sejenak suasana hening. Keheningan yang pahit bagi Bible, tetapi meresap ke dalam benak Jes, membuatnya dipenuhi rasa bersalah.
"Tidak ada. Aku sebatang kara di dunia ini." Bible menjawab pelan, lalu membuka pintu keluar.
"Terimakasih sudah mengantarkanku pulang." Gumamnya sebelum menutup pintu dan melangkah pergi.
Jes masih menatap Bible melangkah menjauh sampai menghilang di tikungan, sebelum kemudian tersadar dan menekan sebuah nomor di ponselnya.
Suara ibu Farah yang cemas langsung terdengar di seberang sana.
"Jes, syukurlah. Bible tidak pulang semalaman, aku tidak bisa menghubungi ponselnya, dan ponselmu juga tidak diangkat "
"Ibu. Bible bersama saya semalam."
Hening. Lalu suara di seberang sana menyahut hati-hati.
"Apakah kau melakukan sesuatu di luar yang seharusnya?"
Jes menghela napas.
"Tidak ibu Farah, percayalah, Saya tidak merusak Bible kalau itu yang ibu maksud. Saya hanya membuat Bible percaya bahwa saya sudah melakukannya."
"Oh..." ibu Farah menghela napas panjang di seberang sana.
"Ibu mengerti."
_______
Syukurlah Ibu Farah bisa mengerti penjelasan Bible, meskipun dengan terbata-bata dia berbohong bahwa dia menginap di rumah teman kantornya semalam. Bible tidak terbiasa berbohong sebelumnya sehingga kebohongannya pasti terlihat jelas di matanya yang panik.
Tetapi rupanya ibu Farah tidak menyadarinya, perempuan itu rupanya sudah cukup senang karena Bible sudah pulang dengan selamat.
Bible melangkah masuk ke kamarnya dan melirik ke arah jam tangannya. Hari ini hari minggu dan sudah jam tiga siang. Perjalanan dari rumah Mr. Tyme ke asramanya cukup jauh dan harus menembus kemacetan. Biasanya di hari minggu Bible akan menemani ibu Farah berbelanja untuk keperluan makan malam anak-anak asrama, tetapi dengan berat hati dia tidak ikut hari ini dan membiarkan ibu Farah ditemani oleh anak asrama yang lainnya.
Bible membaringkan tubuhnya di ranjang dengan mata nyalang menatap langit-langit. Dia telah berganti pakaian dengan pakaian rumahan, kemeja yang dia pakai ke pesta tersampir di punggung kursi seolah-olah menuduhnya.
Bagaimana mungkin semua bisa berubah secepat ini? Semalam bahkan dia masih yakin bahwa dia dan Jeff akan menjadi sepasang kekasih. Bible berencana menjawab 'ya' Kepada Jeff seusai pesta. Tetapi kenyataan kemudian berkata lain. Jeff ternyata lelaki yang tidak bisa menahan nafsu dengan pergaulan yang begitu bebas, yang tidak bisa diterima Bible.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unforgiven Hero || JesBible ✔️
FanfictionJespipat Tilapornputt X Bible Wichapas Sumettikul . . Remake from novel "Unforgiven Hero" karya Shanty Agatha. . . 𝐖𝐚𝐫𝐧𝐢𝐧𝐠: Boyslove, M-Preg, Angst, if you don't like this pair, it's better you not to read it. Presented by @sebirulaut_