UH V

698 71 0
                                    

________

Dia ada disini.

Jes menelan ludahnya, merasa konyol karena kegugupannya. Astaga! dia yang selama ini menghadapi begitu banyak orang dengan percaya diri sekarang merasa gugup hanya karena seorang lelaki biasa yang bahkan tidak akan mengenalinya.

Jes berdehem menenangkan diri. Tetapi lelaki ini bukan lelaki biasa. Lelaki inilah yang entah sadar atau tidak, telah mengubah seluruh kehidupannya, telah mengubah seluruh cara pandangnya terhadap kehidupan. Lelaki inilah yang sekarang telah menjadi tujuan hidup Jes. Kebahagiaannya adalah tujuan hidup Jes.

Setelah menarik napas panjang, Jes melangkah masuk ke ruangan kantor Staff Direksi, Ibu Grace sedang berdiri di dekat pintu dan langsung mengangguk kepadanya.

"Selamat pagi Mr. Tyme." sapanya hormat.

Jes mengangguk tak kentara, matanya berputar ke sekeliling ruangan, dimana Bible? seharusnya dia mulai bekerja hari ini kan?

Ibu Grace sepertinya menyadari apa yang dicari oleh Jes, dia termasuk orang kepercayaan Jes yang tahu rencana bossnya itu ketika memasukkan Bible keperusahaan ini.

"Dia sedang dikamar mandi, Mr. Tyme." Jes mengangguk, merasa sedikit malu karena wakil direksinya ini menyadari apa yang dicarinya.

"Suruh dia menghadap ke ruanganku nanti." gumamnya setelah berdehem dan melangkah masuk ke dalam ruangannya.

Di dalam ruangannya, Jes merasa begitu susah berkonsentrasi, berkali-kali dia melemparkan pandangan ke pintu dengan gelisah. Kenapa Bible lama sekali?

Jes merasa bahwa detik pertemuan inilah nanti yang akan menentukan langkah ke depannya. Dia harus memastikan bahwa Bible tidak akan mengenalinya. Tentu saja dia tetap harus menghadapi resiko bahwa Bible tetap akan mengenalinya, siapa yang bisa mengukur kekuatan ingatan seseorang? apalagi ingatan tentang kejadian buruk biasanya akan lebih kuat melekat. Dan jika Bible mengenalinya, maka selesailah sudah semuanya.

Bible merasakan jantungnya berdenyut, dia tidak akan siap. Dia tidak akan siap jika Bible mengenalinya dan kemudian membencinya dengan kebencian yang sama seperti yang ditunjukkan di pertemuan pertama mereka di masa lalu.

Semoga Bible tidak mengenalinya. Jes masih merapalkan doa singkat itu berulang- ulang bagai mantra, ketika sebuah ketukan pelan di pintu mengalihkan perhatiannya.

"Masuk", gumamnya penuh antisipasi.

"Dia memang tampan. Sangat. Sayang terlalu tampan bukan tipeku".

Bible langsung memutuskan pada tatapan pertama mereka. Pria berdarah sepanyol dan rambut yang hitam legam serta mata yang dalam tampak terlalu berbahaya untuk dijadikan tipenya.

Sementara itu bos barunya itu hanya menatapnya dengan tatapan menilai-nilai, menimbang- nimbang. Sehingga hening cukup lama dan Bible tak juga dipersiapkan duduk.

"Duduklah." Mr. Tyme tampak tersenyum kecil, seperti puas karena telah memutuskan sesuatu.

"Kau tahu siapa saya?"

Pertanyaan apa itu? batin Bible tanpa sadar mengernyit, Tentu saja dia tahu.

Mr. Tyme tersenyum lagi, seperti menyadari retorika dalam pertanyaannya.

"Ah, maaf saya sedikit gugup."

Sekali lagi Bible mengernyit, gugup? karena bertemu dengannya? tidak mungkin. Pasti bosnya ini sedang gugup karena sesuatu yang lain.

"Kita belum berkenalan." Lelaki itu lalu mengulurkan jemarinya yang ramping ke arah Bible, dan mau tak mau Bible menyambut uluran tangan itu.

"Kita langsung bersikap informal saja ya, mengingat saya dan kamu akan sering sekali berhubungan, apalagi saat Dania memulai periode cuti hamilnya, kamu bisa panggil saya dengan sebutan Mr. Tyme saja." gumam lelaki itu setelah melepaskan genggaman tangannya yang kuat.

'Saja'. Bible kadang-kadang merasa geli dengan ketajamannya menganalisa setiap kata perkata, tetapi itu memang tidak bisa ditahannya. Kenapa Mr. Tyme menggunakan kata 'saja' di ahkir kalimatnya? seolah-olah dia memiliki nama lain, bukankah namanya memang Tyme? Lelaki itu berdehem.

"Mungkin kamu bertanya-tanya kenapa kamu dipanggil masuk ke perusahaan ini, saya mempunyai referensi dari Universitasmu bahwa kamu adalah lulusan terbaik disana, dan saya sangat senang memberikan pengalaman dan ruang untuk lulusan-lulusan baru sepertimu agar bisa mengeksploitasi kecerdasan dan kemampuan kalian, saya senang mempekerjakan lulusan-lulusan baru."

Mr. Tyme tampak tersenyum dan Bible sedikit bergetar ketika menyadari, bahwa jika tersenyum lelaki itu tampak luar biasa tampan.

"Karena lulusan baru biasanya lebih mudah diajari cara-cara modern, mereka mudah menyerap ilmu dan yang pasti mereka sangat bersemangat."

Mr. Tyme berhenti sejenak untuk melihat apakah Bible mendengarkan kata-katanya, lalu melanjutkan.

"Itu juga yang saya harapkan dari kamu, kemampuan untuk menyerap ilmu baru dengan cepat dan semangat yang luar biasa tinggi, bisa?"

"Bisa." Bible menjawab dengan cepat, mantap. Dia yakin bisa, dia sangat bersemangat untuk mempelajari hal-hal baru di sini, dunia kerja adalah hal baru baginya dan dia yakin dia memiliki kemampuan untuk belajar secara cepat.

"Bagus," Mr. Tyme mengangguk puas.

"Melihat dari bagusnya angka akademismu, saya yakin kamu juga akan bagus pada prakteknya, kalau begitu, selamat datang di perusahaan ini Tuan Bible, semoga kerjasama kita baik sampai kedepannya." lelaki itu mengulurkan tangannya lagi, dan tersenyum sangat manis.

"Saya sangat mengharapkanmu Bible."

Bible menerima uluran tangan itu dengan formal.

"Baik, saya akan berusaha sebaik mungkin."

Kemuadian dia berdiri dan berpamitan kembali keruangannya.

"Oh. Bible?"

Bible yang sudah di depan pintu dan bersiap membukanya menoleh ke arah Mr. Tyme yang masih duduk tegak di kursinya.

"Saya mendengar kau menggunakan transportasi umum kemari?"

Bible mengangguk.

"Benar, saya menggunakan angkutan," jawabnya mengernyit dan bertanya-tanya, bukankah informasi seperti ini sepertinya kurang penting untuk diketahui oleh seorang big boss?

"Dan saya tahu lokasi rumahmu cukup jauh"

Mr. Tyme tampak merenung, berpikir, lalu menatap Bible dengan tegas.

"Saya akan mengusahakan kendaraan operasional untukmu, kami memiliki fasilitas antar jemput karyawan khusus untuk karyawan yang lokasi tempat tinggalnya jauh, mungkin kau bisa bertanya kepada Dania untuk mendaftar."

"Itu bagus sekali." mata Bible berbinar tanpa dapat ditahan, fasilitas antar jemput karyawan ini akan sangat membantunya.

Bible bisa mengirit biaya pulang pergi ke kantor yang memerlukan berganti angkot tiga kali dalam satu periode perjalanan, dia akan bisa menabung.

"Terimakasih Mr. Tyme, saya akan bertanya kepada Ibu Dania."

Mr. Tyme mengangguk, dan Bible melangkah keluar dari ruangan itu.

____________

to be continued....

Unforgiven Hero || JesBible ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang