0014 - Kisah Soekarno yang Tidak Pernah Diceritakan

15 4 0
                                    

Di Padang, Presiden Republik Indonesia Soekarno baru saja tiba dari Bengkulu. Dia sedang dalam pembuangan di Bengkulu oleh Pemerintah Belanda tatkala Jepang masuk ke sana. Ketika Jepang sudah sampai di Bangka, Jepang memberitahu Belanda melalui telepon ke Bengkulu. Tentara Belanda di Bengkulu menyerah.

Tapi Presiden Soekarno mereka bawa ke Padang. Sebab Belanda menyangka Minangkabau masih belum jatuh ke ta­ngan Jepang. Ternyata Padang sudah diduduki Jepang.

Pimpinan balatentara Jepang di Sumatera yang berkedudukan di Pesangrahan Panorama Bukittinggi, di bawah pimpinan Tei- sha (Kolonel) Fujiyama mengirim seorang chu-sha (letkol) untuk menemui Soekarno di Padang. Kepada Soekarno, bala tentara Jepang sangat berlaku hormat.

Fujiyama mengharapkan Soekarno agar menyampaikan pada pemuka-pemuka dan pimpinan masyarakat untuk tetap tenang. Menjaga ketertiban. Jepang datang untuk membebaskan Indonesia dari belenggu penjajahan.

Soekarno mengadakan pertemuan dan menyampaikan pesan tersebut. Karena tak ada jalan lain, maka pemimpin-pemimpin Indonesia menerima anjuran Fujiyama.

Sebagai salah satu bukti bahwa Jepang bermaksud baik pada Indonesia, maka seluruh balatentara Belanda yang berasal dari bangsa Indonesia, yaitu yang berada dalam KNIL, dibebaskan oleh Jepang. Sementara tentara Belanda asli dipenjarakan.

Di Padang, tahanan tentara Belanda ditempatkan di asrama militer Ganting. Di Padangpanjang, di Bukittinggi dan di Payakumbuh mereka juga ditahan di asrama-asrama militer dengan pengawalan yang ketat.

Kemudian tentara-tentara Belanda dibawa dengan truk ke Sijunjung. Menjadi romusha membuat jalan kereta api di Pekanbaru. Sebahagian lagi dari ribuan tentara Belanda itu dikirim ke Logas juga mengerjakan jalan kereta api dan tambang emas yang diusahakan Jepang.

Jepang mulai mendirikan kubu-kubu pertahanan di se­panjang pantai di Padang. Juga di berbagai tempat stra­tegis di seluruh kota-kota. Kubu pertahanan mereka sangat tangguh. Dibuat dengan beton bertulang yang tak mempan dibom ataupun dinamit.

Jepang membentuk Badan Keamanan Rakyat (BKR). Sementara tentara rakyat dipersenjatai, dan dilatih dalam kemiliteran dengan disiplin baja. Di Padang, untuk menyusun BKR ini ditugaskan pada Syo-sha (Mayor) Akiyama.

Di Pariaman, Bukittinggi, Padangpanjang dan Payakumbuh juga dibentuk BKR yang diambil dari pemuda-pemuda Indonesia asli. Semuanya ini, kubu-kubu dan benteng pertahanan, serta BKR, diadakan untuk menghadapi serangan Sekutu yang diduga akan menyerang Jepang.

TIKAM SAMURAITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang