Tentang Penulis

17 3 0
                                    

Makmur Hendrik (lahir 7 Juni 1947di Buluhcina, Siak Hulu, Kampar, Riau) adalah seorang penulis cerita dan wartawan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Makmur Hendrik (lahir 7 Juni 1947di Buluhcina, Siak Hulu, Kampar, Riau) adalah seorang penulis cerita dan wartawan . Saat ini ia berprofesi sebagai wartawan di dan guru besar Perguruan Pencak Silat Empat Banding Budi.

Tahun 1966, ketika di bangku kelas 2 STM Negeri, Makmur Hendrik adalah Ketua KAPPI Bukittinggi. Memimpin belasan kali aksi demonstrasi melawan dan menuntut PKI Sumatera Barat dibubarkan. Saat itu PKI berpusat di Baso, sekitar 12 Km dari Bukittinggi.

Sewaktu menjadi pelajar, Makmur rajin menulis cerita. Tahun 1965 dia memenangkan sayembara menulis yang diadakan oleh Korem Sumbarut di Bukittinggi, dengan judul seragam: Pahlawan Pembangunan.

Jika peserta lain mengurai apa itu pahlawan dan apa pula pembangunan, dia justru menulis cerita yg menyebabkan tokohnya mati akibat menyelamatkan dam yg sedang dibangun dari terjangan banjir.

Ceritanya justru menjadi juara!

Pada tahun akhir 1970-an dan awal 1980-an, ia memenangkan beberapa kali sayembara novel dan penulisan cerpen tingkat nasional. Di antaranya berjudul "Melintas Badai dan "Siul" (1984).

Ada beberapa cerpen yang menang dalam sayembara tingkat nasional yang dijadikan film. Seperti "Buah Hati Mama", "Melintas Badai", "Luka di Atas Luka", dan "Yang Kukuh yang Runtuh".

Cerita Makmur Hendrik memiliki daya tarik tersendiri bagi pembacanya.

Di dunia kewartawanan, ia pernah menjadi wartawan/redaktur surat kabar Singgalang (Padang), (Padang), Semangat (Padang), (), Sumatra Express (), dan Genta Pekanbaru (Pekanbaru). Dia juga aktif di dalam organisasi Pencak Silat dan merupakan salah seorang tokoh silat yang terlibat dalam mengangkat festival silat tradisional di Sumatera Barat, yang dinamakan .


TIKAM SAMURAITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang