Part - 1

962 66 18
                                    

Akhirnya..
Aku sampai pada pertengahan sebuah film, meski sejak awal peranku hanya sebagai, Akara.
Tak lebih dari sekelebat bayangan yang meskipun bersujud untuk bisa mendekap ragamu namun tetap saja aku hanya berada di pijakanmu.
Tak berharga dan terhiraukan.
Tak apa meski hanya kedua kakimu yang menjamah tubuhku, setidaknya kau tahu bahwa aku nyata dan wujudku berupa.

~~bayang~~

"Engh.. " 

Ia meregangkan kedua tangannya, menutup layar laptop yang sedari tadi menjadi sesuatu yang menarik minatnya kemudian berjalan lunglai ke arah ranjang dan merebahkan tubuh yang semakin terasa lemas.

Kedua matanya telah terpejam namun tiba-tiba ia kembali membukanya, bergegas bangkit dan meraih ponsel yang tergeletak di atas nakas tak jauh dari ranjang.

Ibu jarinya nampak luwes menggulirkan layar ponsel, entah apa yang ia cari hingga akhirnya terdengar hembusan nafas panjang dari bibirnya dan kembali menaruh ponsel tersebut di tempat semula.

"Syukurlah, setidaknya Rora menepati janji untuk mengantarnya pulang dengan selamat" 

Setelahnya, ia kembali merebahkan tubuh, menarik selimut hingga leher dan memejamkan kedua mata, tak lama dengkuran halus terdengar menandakan ia telah masuk ke dalam mimpi hambarnya.

~~bayang~~


BRAKKK!

"YAKK SHIN RAMIIIII!!" 

Pekikan penuh amarah itu terdengar hingga memenuhi seluruh penjuru ruang kelas. Pelakunya adalah seorang gadis cantik yang berdiri di ambang pintu kelas dengan wajah memerah menahan amarah. Kedua mata tajamnya menyisir area kelas, kemudian mengepalkan kedua tangan saat orang yang ia cari berada di sudut ruangan dengan senyuman penuh kemenangan.
Ia berjalan cepat dan berlari saat targetnya mencoba melarikan diri. 

"BERHENTI DISANA!!"

"LARI ARAMG KEJAR AKU HAHA.."

Gadis itu semakin terbakar emosi mendengar tawa gadis yang kini malah asik berjoget di atas meja, mengejeknya dengan wajah menyebalkan. Tatapan datar dan jengah para murid sekelasnya pun mereka hiraukan, sudah menjadi hal wajar bagi para murid di kelas 2 - 4 dengan keributan kedua gadis tersebut.

"Aigoo~"

Si gadis yang sedari tadi berdiri di atas meja bergegas turun saat melihat gadis yang ia ejek mulai mendekat ke arahnya. Ia berlari mengelilingi teman-temannya dengan tawa yang semakin menjadi.

Hingga saat ia hendak keluar dari kelas, 2 orang gadis lainnya menahan pergerakannya, mengalungkan lengan di leher sang gadis dan satunya menarik kerah belakang seragamnya.

"E-eh.. lepaskan!" 

"Cih! Enak saja.."

"Ahyeon" Gadis yang di panggil kemudian menyeringai dan berjalan cepat menghampiri kedua temannya yang berhasil menjegal dan menahan tubuh Rami. 

"M-matilah aku.." Gumam Rami, ia meronta, berusaha melepaskan diri namun kedua gadis itu mendekapnya erat, bahkan lehernya terasa tercekik.

"Kau— Tidak akan ku lepaskan!"

Glup!

"Ehehe.. Yeonie, jebaal~ Aku tidak tahan ingin buang air"

"Aku juga, tidak tahan untuk mengacak wajah menyebalkanmu!" Ahyeon melebarkan seringainya membuat Rami sukar menelan salivanya sendiri, Ahyeon melirik kedua temannya bermaksud meminta mereka mengunci pergerakan Rami.

Babymonster Rami || Bayang [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang