Part - 51

164 42 5
                                    

Sesuai dengan apa yang di ucapkannya, Rami selalu berada di sekitar Pharita. Bahkan kini Pharita lebih sering tidur di kamar Rami meskipun ia memiliki kamar pribadinya sendiri di rumah itu. Belum lagi jika di sekolah, Rami yang selalu menjemput Pharita di kelasnya dan mengantarkannya kembali. Ia pun tak segan meminta bantuan dari Haruto saat ia tak bisa menemani Pharita, si pria patuh saja, lagi pula selama ini pun ia dan Pharita memang sedekat itu, pikir Haruto.

"Ada apa dengan gadis tengil itu? Mengapa harus menitipkanmu padaku, kau bukan anak kecil kan?" Tanya Haruto dengan tatapan pada layar ponselnya.

"Aku juga bingung. Rami bahkan tak pernah lagi mengizinkan aku keluar dari rumah seorang diri, harus selalu bersamanya atau gadis lainnya"

"Apa dia mulai jatuh cinta juga padamu?" Pharita menatap lekat sahabatnya yang kini mulai mengunyah makanannya.

"Kenapa? seharusnya kau senang kan jika cinta mu akhirnya berbalas"

"Aku sangat seneng jika itu benar-benar terjadi. Tapi, sampai detik ini dia belum mau jujur tentang penyakitnya padaku dan aku rasa itu salah satu tanda jika dia tidak memiliki perasaan apapun padaku selain hanya sebagai Kakak" Jelas Pharita lirih, Haruto terdiam sesaat dan kembali menikmati makanannya.

"Annyeong Sunbaenim.." Keduanya menoleh pada Ruka, Asa dan Chiquita yang terduduk di meja mereka sementara gadis lainnya langsung memesan makanan.

"Mana bayi tiangku?" Tanya Pharita yang memang tak melihat keberadaan Rami.

"Loh, bukankah dia sudah disini? Tadi Rami pergi terlebih dahulu"

"Obsseoyo, aku hanya berdua saja dengan Ruto.."

"Mungkin dia ke toilet dulu, kandung kemihnya kan memang sering bocor haha" Canda Ruka membuat mereka tertawa.

Tak lama, Ahyeon dan Rora datang membawa 2 nampan berisikan makanan mereka. Keduanya terduduk di sebelah Haruto yang masih asik dengan dunianya. Hingga tanpa aba-aba si pria bangkit dari tempat duduknya dengan wajah kaget.

"Aku titip Rita sebentar"

"Ruto, mau kemana??" Pertanyaan Pharita di hiraukan, pria itu berlari keluar dari kantin dengan wajah paniknya.

"Apa dia kebelet?"

"Bisa jadi" Timpal Chiquita, mereka mengangguk dan mulai menyantap makanan masing-masing.


~~bayang~~


Srettt..

Bugh!

"Hah.. hah.."

"Kau kenapa? Dari mana?" Tanya Pharita saat tanpa di duga Rami datang dan terduduk lemas dengan nafas tersengal di kursi bekas Haruto.

"Habis olahraga?" Ruka menggeser kotak tisu ke arahnya karena melihat peluh yang bercucuran di wajah sang gadis.

Rami tak menjawab, seraya mengusap peluh di wajahnya gadis itu melirik Haruto yang juga baru datang seraya membenahi jas sekolahnya. Pria itu menatap lekat mata Rami dan mengangguk membuat hembusan nafas lega keluar dari bibir si gadis.

"Kau juga dari mana? Pergi begitu saja?" Selidik Pharita pada Haruto yang terduduk di sebelahnya, si pria melirik pada Rami kemudian menggelengkan kepala

"Panggilan alam hehe"

Haruto menarik makanannya yang masih tersisa kemudian mengedarkan pandangan dan terpaku tatap pada kedua manik teduh Asa, ia tersenyum membuat si gadis pun tersenyum manis padanya.

Babymonster Rami || Bayang [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang